Nyongan 😊
Aku bakal update empat part hari ini, tungguin yaa, 😉
Malming kan?? Itung-itung bonus buat yg jomblo- eh maksudnya yg malming di rumah, kalo yg malming sama pacar atau diluar bacanya nanti aja gapapa, 😌
Tapi jangan lupa vote sama komen yaa di setiap partnya, tunggu yaa, 😅
---
Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"Hey?" Sapa seorang pria yang Jisoo yakini sebagai dalang penculikannya.
Sejenak Jisoo memejamkan mata untuk meredakan rasa pening di kepalanya akibat obat bius. Ya dia baru saja sadar dan pemandangan yang dia lihat adalah sebuah ruangan bernuansa putih. Dengan pria itu yang berdiri tidak jauh darinya.
"Kau pasti tidak tau siapa aku bukan?" Tanya pria itu dengan senyum sinis di wajahnya. "Bagaimana jika kita berkenalan terlebih dahulu?" Imbuhnya sembari mendekati Jisoo yang terikat di sebuah kursi.
"Kenalkan, namaku Choi Minho. Tau siapa keluargaku? Tetapi sepertinya orang tuamu tidak memberitahu apapun padamu bukan? Atau mungkin mereka tidak ingin mengungkit masalah itu?" Ujarnya dengan senyum samar.
"Ingin mendengarkan sebuah cerita?" Mulut pria itu masih terus mengeluarkan suara lengkap dengan seringaian yang tak pernah pudar. Jujur itu membuat Jisoo jengah.
"Dua puluh lima tahun yang lalu, ada seorang pria bernama Tuan Choi yang sangat menyukai- ah bahkan sangat mencintai seorang wanita. Tetapi tau apa yang terjadi? Tiba-tiba pria itu dijodohkan dengan seorang wanita yang tidak dia cintai. Bahkan, sampai mereka memiliki seorang putra pun, cinta tidak pernah sekalipun diberikan oleh Tuan Choi itu terhadap istri dan putranya."
"Sampai pada usia anak itu tujuh tahun, Tuan Choi itu melakukan hal ternekat yaitu menculik wanita yang amat dicintainya dan berniat menikahinya. Kau tau? Niat itu dikatakan di depan istri dan anaknya sendiri. Bisakah kau bayangkan apa yang dirasakan anak dan ibu itu? Jelas rasa sesak yang tak dapat kau bayangkan rasanya."
"Mungkin takdir memang tidak merestui niatan itu sampai pada akhirnya Tuan Kim, yang mana saat itu adalah kekasih wanita itu, menolongnya dan membuat Tuan Choi murka setengah mati dengan tubuh yang penuh luka. Tahu apa yang Tuan Choi itu lakukan setelahnya? Dia melampiaskan amarahnya dengan menyiksa sang istri dan anaknya. Bahkan, saking kejamnya dia menyiksa sang istri sampai wanita itu meninggal."
"Lalu bagaimana perasaan anak tujuh tahun itu? Ditinggal pergi oleh sang ibu dan sang ayah harus mendekam di dalam penjara. Bahkan, ayahnya harus di penjara seumur hidup atas tuduhan penculikan dan penyiksaan serta pembunuhan pada sang istri. Kau tau bagaimana rasanya menjadi anak itu? Tersiksa seumur hidup. Pasti kau tau kemana ujungnya bukan? Dendam. Ya itu yang tumbuh dalam anak tujuh tahun yang sekarang baru bisa terbalaskan." Jelas Minho mengakhiri ceritanya dengan tatapan penuh luka dan kebencian sekaligus. Bahkan, nada bicara pria itu terdengar sangat menahan keterlukaan yang sudah dipendam sekian lama.
Jisoo tidak bergeming dari posisinya sedikit pun. Telinganya sangat berfungsi dengan baik untuk mendengar semua cerita itu. Otaknya juga bekerja dengan baik untuk mencerna dan menelaah arti dari cerita itu. Jujur hati Jisoo terasa sesak memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang sekarang bersarang di kepalanya.
"Wanita itu adalah... ibuku." Gumam Jisoo dengan nada tercekat. Ya dia memang bisa bicara sejak tadi. Karena memang mulutnya tidak disumpal maupun dilakban. Hanya anggota geraknya saja yang terkunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ "Ayolah, bantu aku. Kau yang paling mengenalku." Rengek Jisoo masih setia membujuk Taeyong meskipun nanti pria itu juga ujung-ujungnya akan membantunya. Cup Jisoo kembali mencium pipi Taeyong agar pria itu mau menjawabnya. Tentu s...