7. KHITBAH

1K 56 5
                                    

Besok adalah hari bahagia kami. Dimana hubungaanku dengan iqbaal akan terikat oleh status tunangan. Jemariku Yang kosong besok akan dilingkari oleh cincin emas seerat 3 gram dari Iqbaaal. Sebagai tanda bukti cinta kami sudah pada tahap keseriusan menuju tahap akhir yaitu pernikahan. Walau besok akan bertemu, tetap saja di malam ini kami tak mau melewatkan kerinduan yang ingin kami tumpahkan lewat sambungan telephon.

“Lagi apa? " tanya Iqbaal

"Lagi nonton tv,

.. aku kangen pondok” ucapku manja

"Sama aku, aku juga kangen? "

“Kamu 'kan disana, enak bisa tetap di pondok"

“Siapa bilang aku kangen pondok. Aku... kangen... kamu hehehe” ucaap Iqbaal

 "Ish! Pelanggaran”

"Hahahaha"

"Besok kesini jam berapa dari sana? "
"Abis shalat subuh yah"
"oh oke ... hati – hati  yah"
" iya .... ini aku lagi sama omar sama Yori. Katanya Yori mau ngomong".
"mana mana? " ucapku semangat
"assalamualaikum Lia" suara dari Yori
"yoriiii ... aku kangen" teriakku semangat
"sama aku jug ... aku gak bisa tidur. Biasanya ada temen tidur hiks hiks" ucapnya seolah sedang menangis
"yaaah...kasiaaan..." godaku
"aku juga besok ikut ke Jakarta lho...  Diajak A Iqbaal."
" beneran?" ucapku tidak percaya
“ iya ... “
“ asiiiikkk !!! “
"ya udah sama A Iqbaal lagi yah ... sampe ketemu besok "
“ iya... aku seneng banget kamu ikut, di tunggu banget lho"
“ iya.. pasti dateng kok”
Lalu handphonenya berpindah tangan lagi ke Iqbaal.
"hai...cantik" sapanya
"hai..."
"baal...?" sambungku.
"iya..?."
"makasih ya kamu udah ajak Yori"
"iya ... dia kan sahabat kamu..."
"hehe..."
"ya udah kamu tidur, biar besok gak kesiangan, cewek  kan dandannya lama hahaha..."
"hahaha tahu aja"
"i love  u"  ucapnya sambil berbisik. Mungkin takut terdengar oleh Omar dan Yori.
" hahaha "
" jangan ketawa" ucapnya masih berbisik
" terus?" ucapku masih menahan tertawa
" ya jawab "
"ya udah "
“ kok ya udah “
“ hahaha aku malu”
"i love u Lia" ucapnya berbisik lagi
"hahahaha..."
" ketawa lagi .... "
“ udah ah ... katanya nyuruh aku tidur”
“ ya udah, selamat tidur Lia Dhiafakhri Ramadhan”
“ hahaha dasar”
“ aminin dong”
“ aamiin”
“ hahaha .... assalamualaikum”
“ walaikumsalam”

Setelah itu aku senyum – senyum sendiri di kamar. Segera ku siap – siap karena harus cepat - cepat tidur. Besok harus bangun pagi dan aku gak sabar ingin cepat - cepat besok

Akhirnya, hari yang ditunggu – tunggu tiba juga. Aku sedang di rias di kamarku.
Sebelumnya ada pesan whatsapp dari Iqbaal
"aku udah dekat"

Ternyata dia masih ingat rumahku. Padahal terakhir kesini waktu masih kecil.  Kota ini juga sebenarnya banyak yang berubah. Tapi entah mengapa dia bisa tahu kalau dia sudah dekat dengan rumahku.
Setelah selesai di rias, aku duduk di sofa kamarku sambil bermain handphone. Tak lama kemudian, suara rombongan mobil masuk ke halaman rumahku. Aku mengintip dari jendela kamarku. Ayah menyambut mereka dengan senang hati dan mempersilahkan mereka masuk. Aku juga melihat Iqbaal tampak bersinar dengan koko putih dan peci dikepalanya. Tak lama kemudian, ada yang ketuk pintu kamarku. Saat aku membukanya, aku teriak senang karena yang muncul adalah Yori.
"yoriiiii" seruku. Aku memeluknya, tapi dia segera melepaskan pelukanku
" kamu cantik banget.. pantesan A Iqbaal kelepek – kelepek hahaha".
"hahaha... apa sih kamu. Sini duduk, Nanti temenin aku kalo udah di panggil keluar ya. "
" iya..."
Kami duduk di sofa kamar sambil mendengar MC  membacakan doa sebelum khitbah di mulai. Setelah itu, terdengar lantunan ayat sebagai pembuka acara ini. Hingga Al – Fatihah selesai dikumandangkan, MC memanggilku untuk keluar menemui rombongan. Saat turun dari tangga, semua perhatian tertuju pdaku. Termasuk Iqbaal, seperti biasa dengan senyum manisnya dia menatapku sehingga aku tertunduk malu. Keluargaku dan keluarganya duduk berhadap – hadapan. Mulai tanya Jawab soal keseriusan dan kesiapan kami berdua.
“ ini memang bukan kali pertama aku meminang seorang perempuan. Tapi aku berharap, kegagalanku terdahulu adalah jalan untuk bisa memenangkan hatimu lia. Apa kamu siap menjadi teman hidupku walau kita sudah menjadi teman hidup yang cukup lama. Apa kamu siap melihatku saat   bangun tidur dan memandangku saat akan tidur? ‘
Semua menyorakki kami dan aku tertawa
I “ kalau aku lebih dari siap lia. Aku menunggu jawaban kamu”
Aku tertawa malu dan memandangnya
“ iya ... aku siap. “
Semua menguap hamdalah apalagi Iqbaal. Dia bersujud seperti pemain sepak bola yang baru saja mencetak angka karena tendangannya.
“ Alhamdulllah... sudah siap dua – duanya. Sekarang tunggu apa lagi. Silahkan saudara perempuan dari Iqbaal untuk mewakilkan menyematkan cincin kepada lia” ucap MC
Dengan segera teteh maju di hadapanku dengan kotak cincin ditangannya. Dia memasangkan cincin jemariku sebagai tanda pengikat hubungan kami. Begitupun Iqbaal, ayah menyematkan cincin perak di jari manis tangan Iqbaal. Karena laki – laki tidak boleh memakai emas, maka cincin emas hanya dipakai aku saja, sedangkan Iqbaal cincin perak. Setelah  bertukar cincin , acara dilanjut makan bersama. Iqbaal dan aku makan saling bersebelahan di kursi yang telah disediakan.
"kamu cantik ." bisiknya
" ssst nanti keselek" jawabku
Dia tertawa mendengar jawabanku. Kami melanjutkan makan tanpa bersuara. Setelah selesai  akan aku dan Iqbaal jalan - jalan di halaman rumahku.
" gak ada yang berubah yah dari rumah ini" ucap Iqbaal memulai obrolan
"haha kamu masih inget aja sama rumahku. Padahal udah lama banget"
"aku kangen lari - larian disini sama kamu".
"hahahaha"
"aku kangen nangisin kamu" katanya lagi8
"kamu mau nagisin aku? "
"ya waktu kecil maksudnya. Klo udah gede gini mah jangan di tangisin, tapi di nikahin."
"hahaha apa sih"
Setelah itu kami kembali berkumpul dengan keluarga di dalam. Kami memutuskan tanggal pernikahan kami satu minggu dari sekarang.
"huft ... berarti seminggu ini kita pisah jauh hmm" gumamnya
"kan bisa telfonan, bisa VC – an juga"
" iya ...biar nanti malam pertamanya enak ya, kan lama ga ketemu" katanya
Aku mengernyitkan dahi , sejak kapan pria ini berani mengatakan hal yang terlalu pribadi seperti itu
" hhahaha muka kamu lucu ".
Setelah ini, sepertinya akan ada kejutan – kejutan baru tentang orang ini. Kami berbincang cukup lama. Hingg hari mulai sore dan rombongan Iqbaal pamit untuk pulang. Sebelum masuk mobil, Iqbaal memberi kode menempelkan jempol dan kelingkingnya ke telinganya. Seolah berkata
"nanti kita telponan ya"
Dan aku menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum padanya. Dan akhirnya mobil Iqbaal melaju sampai tak terlihat.

UHIBA LIA ( SUDAH TERBIT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang