Jennie Ruby Kim POV
Hari pertama menjadi sekertaris Kim Taehyung. Aku harus menyiapkan mental dan fisik yang kuat untuk melawan pria tampan yang tak luput dari kesombongannya, Pria dingin bak es di kutub utara. Kapan ya sikap esnya itu akan mencair? Kurasa tidak akan mungkin.
Lalisa, dia baru saja pergi bersama Jeon Jungkook. Pria yang tidak kalah tampan dari Taehyung tapi tetap ku akui lebih tampan Taehyung. siapa yang tidak kenal dengan Jungkook? Pria itu sering muncul di televisi dengan terkenal sebagai pengusaha muda, sifatnya dikenal sebagai pemain wanita. Mudah-mudahan saja Lalisa sahabat ku yang cantik itu tidak kena oleh rayuannya.
Kring..kring..kring
Suara telepon menghentikan fikiranku, dengan cepat aku mengangkat telepon yang terus berbunyi.
"Hallo selamat siang Kim contation disini" sapa ku sopan kepada penelpon yang entah itu siapa.
"Keruangan ku sekarang!". Tut..tut.. Telepon itu terputus sepihak. Kalian tahu siapa yang menelpon? Yang menelpon ku baru saja adalah bos tampan ku yang sombong itu. Aku berjalan keluar ruangan ku lalu masuk kedalam ruangan bosku yang berjarak hanya satu meter dari ruangan ku. Sebelum masuk aku mengetuk pintu terlebih dahulu, biar terlihat sopan ck.
"Masuk" suara baritonnya sangat seksi, membuat siapa saja wanita meleleh hanya dengan mendengar suara baritonnya. Aku membuka pintu lalu masuk kedalamnya. Boss tampan ku yang sombong itu menolehkan wajahnya kepada ku. Ia terus menatapku, sepertinya aku salah tingkah.
"Apa kau akan terus berdiri di depan pintu itu?" tanyanya membuatku semakin gerogi. Yatuhan, bantu aku. Aku berjalan kearahnya lalu menjatuhkan bokong ku pada kursi yang langsung menghadapnya.
"Siapa yang menyuruh mu duduk di situ?" tanya Taehyung dengan masih menatapku dengan tatapan yang sulit ku mengerti.
"M-maaf pak" ucapku gugup, aku kembali berdiri, berjalan kearahnya lalu berdiri di sampingnya.
"Catat apa saja yang saya ucapkan. Karena catatan ini sangat penting untuk rapat nanti siang. Jangan sampai ada yang terlewat satu kata pun, jika iya... Hidupmu tidak akan tenang" ujarnya dengan masih menatap ku. Duh Tuhan, aku semakin gugup. Tunggu, apa tadi dia mengancamku? Baiklah, pria sombong.
"Dalam perusahaan ini, kami memiliki produk yang sudah sangat terkenal......" yaampun ia berbicara cepat sekali. Apa dia pikir aku ini robot yang bisa menulis cepat seperti yang ia ucapkan.
"Pak maaf, bisa pelan sedikit dan juga ulang perkataan bapak" pinta ku, dia berhenti bicara lalu menatapku dengan tatapan tidak sukanya.
"Kau memerintah ku?" tanyanya dengan berjalan mendekati ku. Tuhan, ada apa dengan jantung ini. Kenapa jantung ku rasanya ingin copot dari tempatnya. Taehyung semakin mendekat, aku mundur beberapa langkah sampai aku tersadar aku tidak bisa mundur lagi karena aku terhalang oleh tembok kekar berwarna putih. Yaampun Taehyung saat ini benar-benar dekat denganku sampai aku bisa merasakan deru nafasnya. Apa yang akan dia lakukan. Apa dia akan mencium ku seperti di film drama korea? Ah itu film favorit ku. Oh tidak.
"Perkataan yang sudah saya ucapkan tidak bisa di ulang" bisiknya di telingaku. Membuat aku mengigit bibir bawahku karena menahan rasa tegangku. Aku mengangguk. Sepertinya itulah yang membuat dia menjauh dari ku.
"Baiklah saya akan ulang perkataan saya. Tapi, ingat ini yang terakhir". Benar saja dia menjauh dari hadapanku membuat aku bernafas lega.
Aku akan merekam semua yang di ucapkan oleh Taehyung melalui ponsel ku. Aku tahu Dia ingin mengerjaiku Tapi lihat saja bos tampan Aku tidak akan bisa kau kerjai. Aku mengeluarkan hp-kusecara diam-diam lalu meletakannya di atas meja Taehyung yang tertutup oleh setumpukan kertas yang harus di pelajari oleh Taehyung dan di tandatangani olehnya.
Taehyung mulai berbicara lagi. Seperti tadi, dia berbicara dengan cepat sekali. Untung saja aku telah merekam semuanya, kalau tidak, bisa mampus aku karena banyak kata yang terlewat. Setelah dua jam, akhirnya Taehyung berhenti bicara. Dengan cepat aku mengambil ponsel ku dari meja Taehyung lalu aku menarunya di dalam saku celana yang ku kenakan.
"Bisa lihat catatannya?" tanyanya. Aduh mampus aku, baru sedikit yang aku catat. Gimana ini ya tuhan.
"Kenapa?" tanya Taehyung dengan menaikan satu alis miliknya. Aku menggeleng cepat lalu ku beri dia senyuman termanis ku, siapa tau dia akan luluh dengan senyuman ku dan gak akan marah pada ku.
"Aku akan menghapus beberapa kata yang salah pak. Nanti sebelum makan siang akan saya antar ke ruangan bapak" alibi ku agar Taehyung memperbolehkan ku keluar untuk mengerjakan ini.
Terlihat jelas kalau Taehyung sedang memikirkan sesuatu. Apa yang ada di dalam fikirannya? Apa dia sedang memikirkan ku? Oh ku rasa itu tidak mungkin ck.
"Baiklah" jawabnya yang membuat hatiku senang.
"Kalau begitu, saya permisi pak" pamitku sebelum keluar ruangan Taehyung.
**
"Selesai" ucapku yang senang karena pekerjaan yang di berikan mr.tampan ups maksudku mr.Kim sudah selesai.
Apa kalian mau tau?. Aku terpesona sekali pada Taehyung. Munafik jika ada wanita bilang tidak terpesona pada Kim Taehyung, pria itu tampan, menarik pula. Jadi siapa yang tidak terpesona olehnya. Hanya saja sifatnya yang membuatku muak jika berlama-lama bersamanya.
Aku berjalan menuju ruangan Directure ku lalu masuk ke dalamnya. Terlihat jelas Taehyung sedang mengerjakan sesuatu di dalam Laptop miliknya.
Aku berdehem untuk mencari perhatian Taehyung. benar saja, Dia memalingkan wajahnya kepada ku. Uh mr.Tampan. aku berjalan kearahnya.
"Maaf pak, semuanya sudah selesai"ujarku lalu memberikan lembaran kertas pada Taehyung. Taehyung membacanya, tampang ke tidak percayaan terlihat jelas di raut wajahnya.
"Ada apa pak?" tanya ku.
"Tidak!" jawabnya. Dia benar-benar irit dalam berbicara, juga tersenyum.
"Baiklah pak, saya akan kembali keruangan saya" kataku lalu berjalan kearah pintu keluar ruangan yang sangat nyaman ini.
"Tunggu". Suara itu memberhentikan langkah ku. Aku kembali menatapnya dengan mengerutkan dahiku.
"Iya pak?" tanyaku.
"Kita makan siang bersama" ujarnya lalu kembali menatap pekerjaan yang ada di dalam Laptop miliknya.
Mimpi apa aku semalam sampai-sampai Kim Taehyung mengajak ku makan bersamanya. Oh baiklah itu terlalu lebay. Dengan cepat aku mengangguk lalu berjalan untuk kembali ke ruangan ku.**
Aku memasuki sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor tempat ku bekerja, di sampingku terdapat pria tampan dengan jas formal yang ia gunakan, juga Alroji mahal melingkar di tangannya. Aku dan Taehyung duduk di bangku pojok samping jendela yang langsung terlihat pemandangan indah di luar sana. Seorang gadis menghampiri kami dengan membawa buku menu.
"Selamat siang, mau pesan apa ka?" tanya pelayan tersebut ramah. Taehyung memesankan makanan untukku dan untuknya tanpa menanyakan apa yang aku ingin makan. Oh astaga, pria di hadapan ku ini benar-benar bikin aku muak. Pelayan tersebut meninggalkan kami berdua.
Aku memalingkan pandangan ku keluar jendela. Terlihat sekali banyak anak-anak yang lucu sedang bermain di taman yang sangat terlihat dari restoran ini.
Tanpa sadar aku tersenyum hanya karena seorang gadis kecil sedang menangis di bawah sana sepertinya karena ibunya tidak ingin membelikan balon untuknya.
Pelayan kembali menghampiri kami dengan membawa pesanan kami. "Terimakasih" ucapku ramah kepada pelayan itu. Pelayan itu membungkuk sopan lalu tersenyum
"sama sama. Selamat menikmati" kata pelayan itu lalu meninggalkan meja yang aku tempati dengan Taehyung. Aku menatap piring yang berisi makanan, entah itu makanan apa karena tampilannya tidak menarik. Aku lebih suka Kimchi dari pada makanan di hadapannku ini.
"Makan!" perintah nya. Aku mengangguk lalu mengambil garpu dan pisau untuk memakan makanan ini. Ternyata rasanya tidak terlalu buruk. Tapi tetap kimchi lah yang paling nikmat.
Kami makan dalam keheningan. Hingga tiba-tiba ada seorang perempuan memeluk Taehyung dari belakang.
"Taehyung.. I Miss you"
Jangan lupa vote and comments
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With My Directure ( Taennie )
Fanfiction17+ Aku menyukainya. Tubuhnya yang indah, Wajahnya yang cantik, Suaranya yang Sexy dan semua tentang dia. Aku menyukai semua tentang Dia. Dia adalah sekertaris ku Jennie Ruby Kim. -Kim Taehyung