Author POV
Lisa terus berjalan mondar-mandir dengan menggenggam ponsel di tangannya. Ini sudah jam 1 malam tapi Jennie belum pulang juga. Khawatir, itulah yang sedang di rasakan oleh lisa. Ia sangat takut jika terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. lisa memainkan buku-buku jarinya, Itulah kebiasaan lisa saat dirinya merasa cemas ataupun khawatir.
lisa mencoba menelpon Jennie lagi tapi tetap saja yang menjawab hanya operator. Nomor handphone Jennie sudah tidak aktif dari tadi.
Jane dimana kau?Suara bel berbunyi. Dengan antusias lisa menuju pintu lalu membukanya. "Jennie kau ini ke-" omongannya terhenti ketika ia baru menyadari bahwa yang dihadapannya ini bukan jennie melainkan... jeon jungkook.
"K-kau?" Lisa menunjuk jungkook. Ini sudah jam 1 malam, untuk apa jungkook kemari.
Jugnkook dengan seenaknya masuk kedalam lisa hanya menatap kesal ke arahnya lalu ikut masuk kedalam.
"Untuk apa kau kemari?" tanya lisa.
"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah malam huh apa kau tidak bisa tidur karena memikirkan ku?" tanya jungkook dengan menaik turunkan kedua alis miliknya.
"Yang benar saja, dasar gila" dengus lisa yang tentu di dengar dengan jelas oleh jungkook.
"Siapa yang kau bilang gila?" tanya jungkook dengan mendekat pada lisa. Lisa yang melihat jungkook mendekatpun menjadi mundur.
"T-tidak s-siapa yang ngomong gila?" elak lisa. Lisa semakin mundur sampai ia terbentur oleh tembok di belakangnya. Jungkook semakin dekat dengan lisa yang semakin gerogi.
"Kau mengatai ku gila huh" jungkook berhenti berjalan saat jarak dirinya dan lisa benar-benar dekat. Lisa memalingkan wajahnya kesamping. Ia tidak mau terlihat gerogi di hadapan jungkook, lisa bergeser kekiri untuk dapat keluar dari dekapan jungkook namun tangan kanan jungkook menguncinya hingga dia tidak bisa keluar dari kiri. Lisa bergeser kekanan namun lagi-lagi tangan kiri jungkook menempel pada tembok sehingga lisa benar-benar terkunci oleh jungkooksaat ini.
"K-kau mau a-apa?" tanya lisa dengan gugup. Sekarang lisa hanya bisa pasrah dengan apa yang akan jungkook lakukan. Dia benar-benar Tidak bisa kabur saat ini.
"Aku mau..." jungkook semakin mempersempit jarak antara Mereka hingga lisa dapat merasakan aroma tubuh jungkook. jungkook mendekat kan wajahnya pada wajah lisa. Lisa tau tipe-tipe cowo seperti ini. Apa mungkin jungkook akan menciumnya? Atau... Jika iya maka ia tidak sanggup melihatnya, mungkin kalau merasakannya sanggup. lisa fikiran mumulai ngaur huh.
2centi lagi bibir jungkook akan menempel pada bibir lisa. Lisa memejamkan matanya ia benar-benar tidak sanggup melihat jungkook akan menciumnya.
Jungkook mengernyitkan dahinya saat melihat lisa menutup matanya. Ia mengalihkan bibirnya pada telinga lisa "apa kau berharap aku akan mencium mu?" bisik jungkook dengan suara yang menggoda. Lisa membuka matanya lalu menatap kesal kearah jungkook. Jungkook yang melihat itu hanya tertawa terpingkal-pingkal. Ia benar-benar tidak bisa menahan tawanya karena tingkah lisa yang menurutnya sangat lucu. Bagaimana bisa lisa punya pemikiran seperti itu.
"Jungkook gila! Kau menyebalkan sekali. Pergi kau dari sini!" Lisa sudah benar-benar kesal saat ini dengan jungkook. Bagaimana bisa jungkook mempermainkannya seperti itu.
Lisa berjalan meninggalkan jungkook yang masih tertawa di ruang tamu. Ia masuk kedalam kamar tapi jungkook dengan cepat ikut masuk kedalamnya. "Kau! Kau menyebalkan sekali" grutu lisa lalu menutup pintu dengan kencang.
"Untuk apa kau menutup pintu? Apakah itu suatu kode dari mu?" tanya jungkook lagi-lagi menggoda. Pipi lisa memerah karena malu. Bagaimana bisa jungkook membuat pipinya merona dengan sangat mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With My Directure ( Taennie )
Fanfiction17+ Aku menyukainya. Tubuhnya yang indah, Wajahnya yang cantik, Suaranya yang Sexy dan semua tentang dia. Aku menyukai semua tentang Dia. Dia adalah sekertaris ku Jennie Ruby Kim. -Kim Taehyung