12

952 154 15
                                        

Maaf untuk typo yang bertebaran 😅




Rose turun dari tangga dengan Joy di belakangnya. Ia melihat senyum Wendy yang memberi hormatnya sambil membuka pintu mobil untuk mereka.

" Waw....kamu nampak tampan sekali." Ucap Rose sambil di senyumi oleh Joy di belakangnya.

" Ahaha... gomawoyo Putri. Terima kasih juga untuk putri Sooyoung karena sudah membelikan saya pakaian ini." Ucap Wendy dan di angguki oleh Joy.

Akhirnya keduanya masuk ke dalam mobil seraya dengan Jennie, Krystal dan Yeri menyusul saudaranya.

" Hai Oppa." Sapa Krystal.

" O-oppa?" Bingung Wendy.

" Mhh...." Dehem Krystal melihat senyum Wendy yang menganga saja dan di tawai oleh Yeri dan Jennie sambil masuk ke dalam mobil.

" Mwo?" Bingung Wendy merunduk sambil menggaruk tengkuknya seraya dengan Irene yang berhenti di depan pintu mobil melihatnya.

Wendy mengangkat kepalanya. Ia menatap Irene yang melihat diam dirinya tanpa mengatakan apapun.

" Ada apa dengannya?" Batin Wendy yang tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata Irene.

" Ahh~~ottoke? Aku tidak bisa berlama-lama seperti ini." Wendy menekuk sedikit dahinya.

" Hei, kita tidak ada waktu mau melihat kontes saling menatap." Kata Rose di dalam mobil membuat Irene menoleh ke depan sambil bergerak masuk ke dalam mobil.

Wendy menutup pintu mobil. Ia berjalan cepat mendekati pintu supir.

" Santai saja okay Oppa." Kata Rose di kursi belakang.

" Nee putri." Jawab Wendy menutup kaca belakang agar para wanita itu tidak terganggu oleh nya.

" Kenapa di tutup?" Tanya Yeri.

" Anu...itu...."

" Gwaenchanha. Buka saja." Jawab Jennie sambil membenarkan pakaiannya.

" Ne putri." Jawab Wendy pelan sambil menyetir santai menuju galery museum untuk menemani para putri ini mengikuti acara pelelangan barang.

Banyak sekali mobil berjalan di depan dan di belakang mobil yang Wendy bawa. Itu semua para penjaga karena tidak mungkin mereka diam saja saat para anak kerajaan berpergian ke acara seperti itu.

Wendy melirik sesekali Irene di belakang sana yang menoleh cepat ke luar jendela saat mata Wendy mendapatkan dirinya di sana.

" Huh~~" Wendy membuang nafas gugupnya karena di tatap oleh Irene yang bernotabene kekasih nya sekarang.

Flashback on

" Wendy....." Irene memanggil Wendy lagi. Pria itu tidak mengangkat kepalanya. Ia hanya merunduk karena tidak bisa menjawab pertanyaan Irene tadi.

" Maafkan aku putri... tapi....aku---...." Wendy berbicara terpatah-patah karena dia takut Irene akan marah padanya.

" Kamu.... tidak... mencintai ku?" Tanya Irene membuat Wendy mengeratkan genggaman tangannya.

" Putri, anda seharusnya tidak terjebak denganku. Anda sudah mempunyai tunangan sekarang. Jangan membuat pangeran Suho kecewa padamu putri."

" Berarti kamu tidak mencintai ku."

" Aniyo. Aku--"

" Aku mau pulang." Kata Irene langsung yang menoleh ke depan lagi.

" Putri... maafkan saya..." Ucap Wendy sambil mendayung pelan perahu itu untuk menepi.

Love in Silence ✓ [C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang