present
Hari terus berlalu. semakin hari semakin membosankan. Tidak ada hal yang menyenangkan untuk dilakukan. PR, tugas kelompok, makalah, dan pendalaman materi, semuanya berputar disitu.
Rena terus mencoba membuat matanya tetap terjaga. Di sebelahnya, Hyunjin sudah menyerah akan hal itu. Pria itu memilih memenangkan egonya. Mungkin dia sudah terbang jauh ke alam mimpi.
Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di kelas 10-2 ini. Semuanya hening, bukan karena mendengarkan guru tapi karena terlalu bosan dan mengantuk.
Hanya terdengar decitan kursi tiap kali bergoyang dan bunyi click dari pulpen salah seorang murid yang bosan karena penjelasan monoton di depan kelas.
Rena mengabsen seisi kelas. Sampai matanya menemukan si matahari.
Haechan sedang bersandar di kursi dengan malas, seperti biasa. Di sebelah pemuda itu selalu ada si gadis centil. Itu membuat Rena selalu kesal setiap melihatnya di sekolah.
Gadis itu tidak akan berhenti mengikuti setiap langkah dan gerak gerik Haechan selama di sekolah. Rena baru bisa berinteraksi dengan Haechan sepulang sekolah, dan itu sangat tidak menyenangkan.
"Haechan, kamu nanti ke kantin nggak?" tanya gadis itu sambil menoel-noel pipi Haechan. Pria itu tidak nyaman namun tetap tidak menggubris pertanyan si gadis itu.
Sampai waktu istirahat tiba, gadis itu masih saja mengusiknya dan hal itu membuat Rena super geram. Rena tidak berhenti mengucapkan sumpah serapah dari kursi tempatnya duduk.
Brak!
Haechan tiba-tiba menggebrak meja. Untung guru sudah keluar, dan banyak juga anak yang sudah keluar karena jam istirahat, sehingga mereka tidak menjadi pusat perhatian.
"Kamu bisa diam gak?" tanyanya ketus tanpa melihat lawan bicaranya. seketika aura cerahnya hilang. lelaki itu terlihat begitu berbeda dari biasanya. Rena masih setia menonton dari tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMIGDALA || HAECHAN
Fanfiction𝐝𝐢𝐤𝐚𝐥𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠, 𝐚𝐤𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐫𝐢𝐧𝐭𝐢𝐤 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐞 𝐛𝐮𝐦𝐢. sebuah kisah pendek tentang gadis pengagum matahari. amigdala 01, com...