Eins

3.3K 185 229
                                    

Mulmed nya ga bisa di masukin di media jdi puter sendiri aja😂

Mulmed- LSD, Thunderclouds.

Semesta tau kapan kita
akan bertemu jadi
aku tidak akan mencari mu karena
aku percaya takdir yang akan mempertemu
kan kita.
🍁🍁🍁

Alessa menatap pantulan diri nya di depan cermin, rambut hitam pekat sebahu nya ia gerai, poni tipis nya tersisir rapi. Dan tak lupa seragam putih dan almameter ungu muda, yang di padukan dengan rok biru ber aksen garis putih khas milik Sma Cakrawala melekat pas di tubuh mungil nya.

Setelah merasa cukup rapi, Alessa meraih tas berwarna biru pastel nya dan berlari keluar dari kamar nya menuju meja makan yang terletak di lantai pertama.

Ruang makan nya terasa hangat Papa dan Mama nya pun sudah duduk di sana menunggu nya untuk sarapan bersama.

Ya, Alessa merasa sangat beruntung, keluarga nya lengkap, hidup nya berkecukupan dan yang paling penting Papa dan Mama nya bersama.

Bukan kah harta yang paling berharga adalah keluarga? kata itu lah yang selalu terngiang ngiang di kepala Alessa, lebih tepat nya setelah menonton Film Keluarga Cemara.

"Assalamuakaikum Pagi papa, pagi mama," Alessa tersenyum lebar.

"Waalaikumsalam," Papa Alessa menjawab singkat, begitu pula dengan Mama nya.

"Kamu ke sekolah naik apa?" Laluna Mama Alessa bertanya.

"Bus," Alessa menjawa singkat ia segera mencomot sandwich yang di hidang kan oleh mama nya.

"Kenapa ga di anter supir?" Sekarang Zein papa Alessa yang bertanya.

"Enak naik bus, temen Lessa banyak," Alessa bicara setelah ia menelan kunyahan pertama nya.

"Mama hari ini ga kerja?" Alessa mengernyit kan kening nya saat melihat Laluna yang tidak memakai baju kedokteran seperti biasa nya.

"Mama libur sehari, pengen jengukin Oma," Laluna berujar.

"Papa?" Alessa menoleh ke arah Zein yang tengah fokus memakan Sandwich buatan Laluna.

"Papa tetap kerja, Deadline papa banyak ga bisa di tunda, jadi Papa ga bisa nemenin Mama kamu ke rumah Oma," Zein beralasan.

"Oh gitu, yaudah," Alessa hanya menggedikkan bahu kemudian menegak susu vanila nya sampai habis tak tersisa.

"Lessa berangkat dulu, assalamualaikum," Alessa berlari kecil keluar rumah setelah menyalimi Zein dan Laluna.

Alessa berjalan menyusuri komplek perumahan untuk menuju halte depan, jam menunjukan masih pukul enam lewat lima belas menit, itu arti nya kira kira sepuluh menit lagi bus yang biasa membawa Alessa ke sekolah akan tiba.

Alessa mempercepat langkah nya takut takut jika bus nya datang lebih awal. Tangan kanan nya memegangi ujung tas, sedangkan tangan kiri nya memegangi sebuah novel yang cukup tebal.

Berselang lima menit, Alessa sudah tibda di halte, dan di lihat dari tanda tanda nya bus yang biasa membawa nya ke sekolah belum datang.

Alessa duduk di kursi halte, ia lebih memilih untuk membaca novel yang ada di tangan nya ketimbang memainkan benda pipih berwarna rose gold yang sedari tadi bergetar di saku almameter nya.

Perasaan aneh meyeruak di dalam benak nya, ia merasa seseorang menatap nya, Alessa mengangkat kepala nya menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada siapa siapa, ia kembali menoleh kali ini menatap lurus ke depan.

RASA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang