Zwei

1.9K 138 108
                                    

Mulmed- Aille, I will go to you like first snow

Aku padamu?
jika memang takdir maka
hal tersebut bukan lagi
sebatas mimpi.

🍁🍁🍁

"Alessa," Seseorang memanggil nya, mendengar nama nya yang di sebut sebut Alessa pun memutar badan nya seratus delapan puluh derajat dan menatap orang yang sepersekian detik lalu memanggil nya.

"Ya kenapa?" Alessa tersenyum untuk menanggapi perempuan bertubuh ramping yang berdiri di depan nya.

Cantik, ya kata itu lah yang sekarang tergambar di kepala Alessa, rambut panjang, hidung mancung, pipi tirus dan tubuh ramping.

Perempuan ini pantas di sebut barbie.

"Gue Melodi, Lo ketua kelas sepuluh ipa dua kan?" Perempuan dengan name tag Melodi Reyfaza itu bertanya.

"Alessa, Iya gue ketua sepuluh Ipa dua," Alessa menjawab singkat seraya menganggukan kepala nya.

"Em Ketua sama wakil kelas di tunggu di ruang Osis,"

"Sekarang?" Alessa bertanya, masalah nya wakil ketua kelas sepuluh Ipa dua sekarang tidak tau berada dimana.

Dan pasti nya Alessa lah yang akan menjadi korban untuk mencari keberadaan Biru si cowo ter sensi 2k19.

"Iya, kalo gitu gue duluan ya," Melodi tersenyum singkat dan berjalan pergi meninggal kan Alessa di khoridor sendirian.

"Jadi gue ke ruang osis dulu atau nyari Biru dulu?" Alessa menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Ruang osis dulu," Alessa berbalik dan berjalan menuju ruang osis yang terletak dekat dengan gedung Ips.

Ngomong ngomong Ips, Alessa kembali teringat dengan siluet cowo misterius kemarin.

Apakah dia anggota Osis? jika iya seperti nya hari ini ia akan bertemu dengan nya tanpa perlu repot repot mencari nya.

Alessa mengetuk pintu ruang osis kemudian masuk ke dalam, di sana sudah berjejer beberapa anggota Osis.

"Permisi ka," Alessa menghampiri gadis cantik berperawakan sedang, Naya, ketua osis Sma Cakrawala.

"Ya, anggota baru? silahkan duduk di sana," Naya menyapa hangat.

"Emm anu ka, itu wakil ketua kelas saya ga ada gimana?" Alessa menggaruk tengkuk nya, sesungguh nya Alessa sangat percaya jika sekarang tampang nya seperti orang bodoh.

"Em waki ketua nya absen?"

"Engga ka dia masuk tapi gatau kemana," Alessa menringis pelan, ia merutuki teman satu kelas nya habis habisan.

Mengapa harus memilih Biru sebagai wakil nya? sudah sensi, susah di cari, hidup pula! padahal mereka bisa memilih Dovid yang pintar, Alya yang rajin, atau paling tidak mereka bisa saja memilih Revan, meskipun Revan aga gesrek setidak nya ia tidak sepemalas Biru, tida se sensi Biru, dan tidak suka menghilang seperti Biru!

"Kalo gitu kamu cari, soal nya rapat pertama penting, rapat nya di mulai dua puluh menit lagi ko, masih lama," Naya tersenyum manis.

RASA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang