fünfzehn

1.1K 97 58
                                    

Tuhan selalu tau duka mu
tanpa perlu kau katakan pada nya.
Tuhan selalu tau apa yang kau butuh kan dan jangan heran jika terkadang apa yang kau ingin kan tak sesuai dengan apa yang di berikan.

🍁🍁🍁

"Jadi melodi siapa lo?" Alessa berbalik dan menatap Biru yang sedikit tersentak.

"Kepo," Biru memutar bola mata nya malas dan berjalan meninggalkan Alessa lebih dulu.

Fikiran nya masih berkecamuk tentang percakapan singkat yang ia dengar.

Alessa, Papa, mama, dan wanita itu?

Jika dugaan nya benar Alessa anak broken home, papa dan mama nya bercerai, dan papa nya menikah lagi.

Maybe siapa yang tau.

Biru menundukan kepala nya, jika itu benar, berarti Alessa senasib dengan nya.

Beda nya Alessa bersama mama nya, dan Biru bersama dengan Papa nya.

Tapi mengapa wajah alessa tak pernah menampakkan bahwa ia tengah kesusahan.

Atau minimal kesedihan seakan tertekan? yang Biru lihat hanya raut wajah cengengesan, tertawa, tersenyum dan kesal.

Biru tak pernah melihat Alessa marah marah, apa lagi menangis, Biru akui Alessa sungguh tegar.

Berbeda dengan diri nya, apa apa harus di lampiaskan. Ternyata ketua kelas lemot ini menyimpan duka yang hanya dia dan tuhan yang tau.

🍁🍁🍁

Alessa mengerjap kan mata nya, sinar mentari pagi menulusuk mata nya.

Oma nya sudah pulang dari kemarin sore, Oma Putri tidak tahu menahu tentang insiden cucu nya yang hampir di culik.

Eh Alessa tidak tau juga apa tujuan gengster konyol itu mencari nya.

Ini adalah hari libur, Alessa hanya duduk termangu di atas tempat tidur nya menatapi jendela kamar nya yang sudah terbuka.

Mentari mencuat dari peraduan nya, daun berembun nampak indah, Alessa memejam kan mata nya.

Ia beranjak dari tempat tidur nya dan berjalan menuju balkon kamar nya.

Alessa menopang kan badan nya pada kedua tangan nya dan mulai merasakan angin sejuk menerpa wajah nya.

Alessa memejam kan mata nya menarik nafas dalam dalam, diam diam hati nya mengharap kan kehadiran Mama, Papa, dan .... Raka.

Iya Alessa berharap keluarga nya utuh kembali, tapi mungkin itu hanya harapan.

Dan ya, hati kecil nya juga mengharap kan sosok Raka secara diam diam.

Meski pun ia sadar diri, jika diri nya tak pernah pantas bersanding dengan Raka.

Alessa membuang nafas kasar, pandangan nya terjatuh pada layar handphone yang menyala menampilkan notifikasi di layar utama nya.

Today My Birthday

Alessa menaikkan alis nya, hari ini ulang tahun nya? Alessa kembali menghela nafas pelan.

Ia sendiri bahkan lupa dengan ulang tahun nya, apalagi orang lain.

Miris.

RASA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang