Neun

1.2K 120 29
                                    

Di sini kata kata mu
yang memang layak di percaya?
atau aku yang terlalu perasa?
🍁🍁

Raka berjalan menuju ruang ganti baju untuk lelaki, di tangan nya sudah tergenggam sbuah apron.

Ya hari ini adalah hari dimana Bazar di Sma Cakrawala di ada kan.

Dan Raka terkena tugas untuk mengawas dan membantu Bazar fastfood alias makanan cepat saji.

Bersama Alessa dan juga Biru.

Raka tertawa kecil saat mengingat kejadian kemarin, kejadian dimana Alessa gugup dan malu di depan nya.

Dan, ya saat Alessa hampir pingsan karena terkejut akan ulah Biru.

Bagaimana ia tidak terkejut. Biru dengan celana kolor 'biru' nya berjalan menghampiri nya dan memarahi Alessa akibat jacket nya yang basah.

Jacket yang basah, lalu mengapa celana yang hilang? dasar aneh!

Raka mengambil kunci loker nya dari saku celana nya. Saat ingin membuka loker nya tiba tiba saja kunci yang tadi nya terpegang erat di tangan nya jatuh bebas menuju lantai.

Raka merasa jika tangan nya mati rasa, tidak bisa merasa kan apa apa.

Raka pun terdiam seperti patung tidak bisa bergerak ia terlalu syok dengan kejadian barusan.

Gejala itu datang lagi.

🍁🍁🍁

"Buruan kek, ganti baju aja lama banget," Biru mendumel keras.

"Diem diem deh lo! mulut udah kaya emak emak rempong aja!" Tasya yang duduk di samping Biru pun melirik sinis ke arah nya.

"Gausah ikut campur deh! siapa elo siapa gue," Biru mendengeus kesal.

"Gausah ikut campur deh! Siapa elo siapa gue, heh warna Biru gapunya kerjaan lain lo selain marah marah?" Tasya melirik tajam.

"Gue ga marah marah ya gue cuman mengutarakan. isi hati gue," Biru bicara dengan nada tak terima.

Iya, Biru tak salah, ia hanya mengutarakan isi hati nya.

Tapi terlalu frontal!

"Maap lama tali nya susah di iket," Alessa sudah keluar dengan apron hitam dan baju kuning nya.

Rambut sebahu nya ia cepol satu, poni nya pun tersisir rapi.

Satu yang terlintas di fikiran Tasya. Tumben tidak memakai barang berwarna Biru.

"Gimana sih lo, ga on time!" Biru mendengus sebal kemudian tetap berjalan mendahului Alessa dengan Apron yang sama.

Mereka bertiga pun berjalan beriringan, kadang Alessa bertanya tanya apakah manusia ini tak punya teman hingga saat jalan jalan pun Alessa tidak pernah melihat nya berjalan dengan teman nya.

Terkecuali nongki dengan kaka kelas pentolan sekolah.

"Astaga Saaa," Tasya tiba tiba berhenti berjalan dan menepuk jidat nya.

RASA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang