zweiundzwanzig

1K 94 51
                                    

Jadi siapa yang harus
ku percaya sekarang?

🍁🍁🍁

"I-itu kan... Ra-Raka," Lutut Alessa lemas seketika, wajah nya memucat, dada nya seperti di hujam ribuan batu hingga terasa sesak.

Jika itu Raka, maka yang ia berada di samping nya adalah Mama nya.

Alessa meneguk ludah nya kasar. Raka dan Mama nya kini duduk tepat di depan nya.

Alessa menghela nafas kasar, sungguh rasa nya ia ingin melompat dari gedung tertinggi saja sekarang.

Gila! ini gila! Alessa sama sekali tak pernah menduga.

Bahkan Raka nampak tak terkejut sama sekali melihat nya.

Apa Raka selama ini tahu jika Zein papa Alessa? dan Mama nya lah penyebab perpisahan kedua orang tua nya? apa Raka tahu?

Sungguh demi apa pun jika itu benar, lalu mengapa Raka mendekati nya kemudian mencampakan nya.

Tak cukup kah ibu nya yang sudah jadi penghancur keluarga nya? dan sekarang anak nya juga ikut ikutan menghancur kan hati nya.

Tak cukup kah?

Alesssa tak tahan, setetes air mata meluncur bebas di atas pipi nya.

Alessa berdiri dengan kasar dan mengambil slimbag nya.

Mata nya sudah memerah dan berair, dada nya sesak akan kekecewaan, kesedihan, emosi dan amarah.

Semua nya bercampur menjadi satu.

"Mau kemana kamu?" Zein menatap heran ke arah Alessa.

"Maaf pah Alessa pulang, Alessa ga bisa," Alessa beranjak pergi dari sana.

Alessa dapat mendengar suara perempuan yang memanggil nya.

Alessa menulikan telinga nya, persetan dengan semua hal yang terjadi.

Andaikan ia lupa etika mungkin ia akan memaki Raka di sana saat itu juga, oh tak lupa dengan Mama nya itu.

Rahang Alessa mengeras, ia ingin berteriak sekeras keras nya sekarang.

Alessa berlari meninggalkan restoran tersebut.

Tapi sebuah lengan besar menarik nya, Alessa terhenti dan memutar tubuh nya.

"Mau apa lo," Alessa menepis tangan Raka.

"Gue bisa jelasin ini semua Sa," Raka memohon.

"Jelasin? jelasin apa? GA PUAS LO SAMA MAMA LO NGEHANCURIN KELUARGA GUE? GA PUAS LO NYAMPAKIN GUE? GA PUAS HAH?" Alessa berteriak, membuat beberapa orang yang lewat menatap nya bingung.

"Sa gue punya alesan nya Sa, lo harus dengerin gue," Raka memohon.

"Semua nya udah jelas Ka, lo gausah deket deket gue lagi, udah cukup gue sakit hato gara gara lo," Alessa menatap penuh amarah kepada Raka.

Air mata nya bercucuran, demi apa pun sungguh tega orang yang berdiri di hadapan nya ini.

Bisa bisa nya ia mendekati Alessa membuat nya nyaman dan bahagia lalu tiba tiba mencampakan nya.

Lebih lebih Mama nya, akibat Mama Raka hancur sudah keluarga cemara impian Alessa.

Marah, sedih, kecewa, benci, sakit hati, semua tercampur aduk hingga Alessa sendiri tak tau harus menamai perasaan nya sekarang apa.

"Tapi Sa--" Alessa berbalik berlari pergi dan memanggil Taksi yang kebetulan tak jauh dari tempat nya berdiri.

Raka kembali mengejar nya, persetan dengan Raka, bisa bisa nya Raka mendustai nya.

RASA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang