Sesuatu yang berlebihan
memiliki dampak nya masing masing entah itu baik atau itu buruk, tapi seperti nya
mencintai mu berdampak buruk bagi hati ku.
🍁🍁🍁Alessa berjalan bersisian bersama Biru di dalam gerbong kereta.
Untuk pertama kali nya ia naik kereta, di luar negeri lagi, lumayan keren kalo kata Alessa.
Tapi bagi Biru itu hanya lah hal biasa.
"Lo ga mabok kereta kan?" Biru menatap Alessa tak yakin.
"Engga, kalo mabok kereta harus nya gue juga mabok pesawat," Alessa tersenyum kecil.
"Jadi tempat duduk kita yang mana?" Alessa menaikkan alis nya.
"Noh yang ujung," Biru menaikkan dagu nya sebagai isyarat untuk menunjukkan tempat duduk diri nya dan Alessa.
Alessa hanya mengangguk angguk kecil mengerti, sedikit berjalan mereka berdua akhir nya duduk nyaman di kursi yang telah di pesan Biru.
Ralat, teman nya ayah Biru.
"Haus," Alessa memegangi tenggorokan nya, dan melirik ke arah Biru.
"Ya minum lah, gitu aja bilang bocah amat," Biru melengos tak perduli.
Kampred! Alessa mengumpati Biru dari dalam hati.
"Tau ko gue, gue cuman bilang haus gitu doang," Alessa memutar bola mata nya malas.
Biru mengalih kan pandangan nya tak perduli. Mau Alessa jungkir balik kek, makan mi sambil berenang kek, apa hubungan nya dengan diri nya?
Bodo amat aja lah ya.
Meskipun ujung ujung nya tak pernah ada kata bodo amat di antara Biru dan Alessa.
Alessa memasukkan tangan nya di saku mantel tebal milik nya.
Ia di bulan agustus, musim salju di Australia.
Andaikan tak tertimpa musibah mungkin Alessa akan menghabis kan waktu nya untuk memotret diri sana sini.
Tapi situasi dan kondisi sedang tak kondusif, tak mungkin Alessa berswah foto ria sedangkan Mama nya tengah menanggung rasa sakit di atas brankar sana.
Alessa mengeluarkan sebotol susu fermentasi murni.
Entah bagaimana rasa nya, ia hanya membeli nya asal tadi di mini market itu pun ia harus buru buru jika tak mau ketinggalan kereta.
Sesungguh nya duduk 12 jam di pesawat sudah membuat pantat nya keram kesemutan.
Sekarang harus di tambah 10 jam, entah bagaimana nanti nya.
Alessa serahkan pada tuhan saja lah.
Alessa menegak sebotol susu yang ada di tangan nya hingga tandas. Biru menatap Alessa aneh, cewe ini persis dengan orang yang tidak minum satu tahun lama nya.
Mulut nya pun jadi berkumis putih akibat sisa sia susu yang ia minum.
Entah dapat dorongan darimana, ia mengeluarkan sapu tangan yang ada di saku nya dan melap mulut Alessa yang celemotan.
Alessa tergugu diam, ia mengerjap tak percaya, hah? apa kenapa? mengapa seperti ada sengatan listrik yang mengalir di tubuh nya?
Wah ini gejala tidak wajar, mumpung ke rs terbaik di Australi ia akan menanya kan gejala yang serjng terjadi pada nya akhir akhir ini jika tengah bersama Biru dan bertemu Dia.
Tapi ini juga gejala yang sama saat dulu diri nya bersama dengan Raka.
Ah lelaki itu, lelaki yang pernah membuat hati Alessa patah.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASA (Ending)
Teen FictionIni bukan cerita prenjon yang cinlok terus bertepuk sebelah tangan. Bukan juga cerita cewe bawel yang ngejar ngejar cowo dingin. Apalagi cerita badboy yang jatuh cinta sama nerd girl. Ini hanya kisah sederhana, antara Raka, Biru, dan Alessa. Jika ka...