03 : Kamu dan Lampu Merah

6.3K 218 22
                                    

Bismillah



Katakan rindu pada dia yang meninggalkan, semoga dia sadar bahwa merindu lebih berat dari mencintai tapi ditolak.
-Mencoba Melupakan-


        Setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk lanjut kuliah dengan biaya beasiswa. Menempuh pendidikan di Universitas Airlangga dan memilih masuk di fakultas Ilmu Budaya - Bahasa Indonesia. Cita-citaku menjadi seorang Guru Bahasa Indonesia dan penulis novel.

        Tinggal di Surabaya dan lahir di Kota Surabaya. Dibesarkan oleh kedua orangtuaku, nama ayahku Supriadi dan ibuku bernama Sulis Setiawati. Aku juga memiliki seorang Kakak laki-laki bernama Abiyan Rizki Samuela, dia sekarang bekerja sebagai seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil). Ayah membuka toko sembako di depan rumah, dan ibu hanya menjadi ibu rumah tangga.

        Keseharianku selain kuliah juga menjadi seorang pegawai di salah satu butik terkenal di Surabaya. Beruntung, karena Mbak Ayya--pemilik butik-- memperbolehkanku untuk mengatur jadwal antara kuliah dan bekerja. Sebenarnya keuangan keluarga kami tercukupi, hanya saja aku tidak ingin merepotkan keluargaku berlebih.

        Perkenalkan, namaku Arika Desiareka, panggil saja Rika. Aku mempunya dua orang sahabat bernama Yuri Arisanti dan Vika Putri Damayanti. Mereka aku kenal sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Selama tiga tahun bersama mereka memang singkat, tapi kenangan yang kami ukir bersama sudah beribu-ribu banyaknya.

        Setelah kami lulus SMA, kami jarang bertemu karena masing-masing diantara kami memiliki kesibukan yang perlu diprioritaskan, seperti pekerjaan, urusan kampus, dan lain sebaginya. Hal itu menghambat pertemuan kami, komunikasi lebih banyak dilakukan di media sosial.

        Seperti yang kita tahu, media sosial bisa mendekatkan mereka yang jauh tapi juga bisa membuat mereka yang dekat terasa jauh ketika kita hanya memfokuskan diri pada media sosial saja. Setiap hal pasti ada manfaat dan ruginya, ambil sisi positif dan hempas yang negatif.

        Memiliki kesibukan bukan berarti membuat kami tidak bisa bertemu sama sekali. Kami masih bisa bertemu meski pertemuan kami hanya tiga kali dalam seminggu, padahal dulu waktu sekolah kami selalu bertemu setiap hari.

         Dan karena kami jarang bertemu, kami akan membuat kesepatakan disetiap pertemuan kami. Seperti, tidak memainkan handphon saat berjalan bersama, mengumpulkan handphon diatas meja saat makan, dan tidak boleh memainkannya sampai waktu yang ditentukan.

Itu kami lakukan agar kami bisa merasakan kebersamaan. Coba dipikir-pikir, aku rasa lebih asik pertemuan orang jaman dulu ketimbang jaman sekarang, aku rasa mereka lebih menghargai pertemuan sebab belum ada teknologi yang bisa mengalihkan perhatian seperti sekarang. Beda dengan jaman now ini, mereka bahkan sampai lupa bahwa pertemuan seharusnya diisi dengan berbagai hal seru yang bisa diabadikan lewat memori ingatan.

***

        "Git, Mbak Ay, aku pulang dulu ya, Assalamuaikum" Pamitku pada Gita, rekan kerjaku di buruk ini. Aku memakai ranselku dan menuruni anak tangga setelah Gita sudah menjawab salamku.

        Kini ruangan itu hanya diisi oleh Gita dan Mbak Ayya. Keluar dari dalam ruangan, aku langsung berjalan menuruni tangga sambil menyalakan ponselku yang tadi aku matikan daya. Setelah ponselku benar-benar menyala, aku langsung membuka aplikasi whatsapp untuk menghubungi Kak Samuel bahwa aku sudah pulang, dia akan menjemputku.

        Sambil menunggu Kak Samuel datang, aku memilih untuk bersantai sejenak di bangku panjang yang tersedia di depan butik. Biasanya kalau pagi, banyak pelanggan atau kariawan yang menunggu jemputannya disini. Cara kerja kami bergilir, ada yang masuk pagi pulang sore, masuk sore pulang pagi, dan saat malam kami berhenti beroprasi.

        Jalanan disini tidak pernah sepi, meski pada malam hari seperti ini. Meski begitu, aku tetap takut jika menunggu disini sendirian. Saat asik memainkan ponselku membuka instagram, seseorang mengklasonku dari sebelah kanan, itu Gita.

        "Pulang dulu Rik" Katanya sambil tersenyum ramah kearahku.

        "Iya, hati-hati di jalan" Jawabku membalas senyumannya.

        Selang beberapa menit Kak Samuel sudah datang. Dia membawa motor ninja warna hijaunya untuk menjemputku. Setelah naik keatas motor, Kak Samuel langsung menjalankan motornya, melintasi jalan raya yang semakin menjauh dari butik semakin sepi.

        Kami berhenti, ketika lampu merah menyala diperempatan. Mataku menelisik kesetiap area, hingga saat aku menoleh ke kanan, jantungku seakan memompa lebih cepat dari biasanya.

        Renald Pasya duduk diatas motornya menatap fokus jalan raya. Sorot mata yang teduh, senyumnya tipis yang seakan tidak pernah pudar, dan ekspresi tenang diwajahnya itu sangat aku rindukan. Meski keputusanku untuk melupakannya sudah bulat, tapi terkadang rasa rindu itu masih menyapa. Andai aku bisa mengungkapkan rasa rindu yang jahat ini padanya.

        Aku terkejut, ketika lelaki yang sedari tadi aku perhatikan itu menoleh karahku. Dengan gerakan salah tingkah, aku mengalihkan pandangan kesebalah kiri jalan, semoga dia tidak melihatku, semoga dia tidak tahu bahwa aku memperhatikannya sejak tadi, semoga... Dia sudah menghapus kebenciannya padaku.

        Rasa lega menyapa ketika motor Kak Samuel melaju meninggalkan lampu merah, aku melihat motor Renald melaju kearah kanan. Padahal itu bukan arah rumahnya, kami searah, apakah dia pergi ke rumah Syakila? Setahuku itu arah menuju rumahnya. Melirik jam tangan yang sudah menunjukkan angka setengah sebelas malam. Pikiranku berputar, apa yang Renald lakukan malam-malam begini dirumah Syakila.

        Segera aku menghapus pikiran negatifku tentang mereka, positive tingking saja, mungkin Renald sedang mengantarkan sesuatu ke rumah gadis itu. Ah sudah lah, mengapa aku harus mengurus privasinya.

Tbc.....
Alhamdulillah
Assalamualaikum

Part yang ini gimana?

Kira-kira apa yang Renald lakukan di rumah Syakila? 😂😂😂
(Coment disini)

Semoga suka, voment untuk part ini dan share keteman-teman kalian.

-Dn💙

Mencoba Melupakan [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang