10 : Membuka Hati

3.4K 136 16
                                    

Bismillah



Satu-satunya cara melupakan adalah memaafkan, tapi jika hati ini sudah kaku, kita bisa apa?
-Mencoba Melupakan-


        "Gue juga dapet tuh undangan, habus gue baca langsung gue bakar" Jawab Yuri setelah aku memberi tahu masalah undangan itu padanya. Yuri menunjuk kearah pojok kamarnya, benar saja bekas bakaran itu masih ada.

        Hari ini, sepulang dari kampus, aku main di rumah Yuri. Mbak Ayya masih belum pulang, dan butik libur sampai tiga hari kedepan. Beruntung semua gaun pesanan minggu ini sudah siap.

        "Sama, bedanya kalau gue, undangannya gue rendem pakai air panas, beneran, malem-malem gue masak air terus gue rendem undangannya, pagi tadi gue lihat, kertanya udah jadi bubur" Sahut Vika.

        "Kalau lo pengen ngelupain dia, lo harus hapus semua kenangan kamu sama dia, termasuk kenangan yang ada dipikiran kamu" Kata Yuri lalu duduk disebelahku. Kini aku berada diantara mereka.

        "Contohnya gue nih, meski sekarang gue deket sama Firman, tapi dia gak kasih kepastian kan percuma" Lanjutnya.

        Kalau aku disuruh memilih. Aku lebih memilih kisah cinta Yuri saja, meski mereka baru saja bertemu di tempat les Bahasa Inggris, tapi Firman berbeda dengan Renald. Mereka bisa dekat, sedang aku sejak dulu sampai sekarang hanya menyimpan sakit hati ini sendirian.

        "Gue sekarang ya gak terlalu peduli sama Firman, percuma aja gue buang-buang waktu cinta sama Firman, tapi dianya gak suka sama gue percuma" Lanjutnya.

        "Berarti lo mau dijodohin dong" Sahut Vika menggoda Yuri. Beberapa hari lalu Yuri sempat curhat bahwa dia akan dijodohkan jika tidak segera mengenalkan lelaki pilihannya.

        "Amit-amit, gue aja masih umur 20 tahun, suruh nikah" Sahut Yuri.

        "Nikah muda itu dianjurkan dalam islam, coba nikah muda daripada pacaran" Sahutku.

        "Iya sih, tapi belum siap, beda sama lo yang punya target nikah muda. Gue mau aja nikah muda asalkan sama Firman" Kalimat terakhirnya membuat kami tertawa. Vika melemparkan bantal kearahnya.

        "Lanjut dong, ngapain jadi ngomongin gue" Protes Yuri.

        "Kalau kata gue ya, mending lo datang aja di pernikahan Renald" Ujar Vika.

        "Kalau Rika datang, malah bikin dia sakit hati Vik" Sahut Yuri.

        "Lah, kalau Rika gak datang, pasti si letoy itu ngirah Rika masih suka sama dia, malah Rika susah ngelupainnya" Jawab Vika.

        "Lah kalau dia ketemu pasti lebih susah".

        "Bukan gitu Yur, malahan kalau mereka ketemu itu lebih baik, karena mereka pasti ada waktu buat saling melepaskan sebelum melepas beneran".

        Aku hanya diam, mendengar perdebatan mereka. Bahkan sejak dulu, aku dan Renald memang tidak pernah bersatu, lepas, dan jauh.

        "Udah jangan rebutin aku" Ucapku sambil menutup telinga dramatis.

        "Bodo" Jawab Rika dan Yuri bersamaan.

        "Gue aja ya Yur, selama ini satu tempat kerja sama Ilham. Gue setiap hari motret dia, asal bisa mengendalikan diri, pasti rasa gak bakal tumbuh" Jelas Vika.

        "Lo mah, jujur aja kalau masih suka" Sindir Yuri.

        Tentu saja Vika makin suka sama Ilham. Lelai itu makin keren karena menjadi model dan yang paling hebat adalah, Vika yang menjadi fotografernya.

        "Enggak, tuh Rika yang sering chat sama Ilham" Vika membela diri.

        "Kok aku sih?" Protesku.

        "Auh ah, aku ambil minum" Vika berdiri dan keluar dari kamar.

        "Rik gue bingung" Kata Yuri padaku.

        "Kenapa?".

        "Ibu beneran dengan ucapannya, cowok itu bakal datang tiga hari lagi" Katanya.

       Aku pernah membayangkan, aku akan memiliki kisah cinta atas dasar perjodohan, ternyata kini Yuri yang merasakannya.

        "Kamu sholat istiqoroh, In Syaa Allah dapat jawaban, kalau bukan lewat mimpi, jalani saja, yang terbaik itu jawabannya".

        Yuri termenung, hingga Vika datang dengan segelas sirup rasa leci ditangannya.

***

        Rencana jalan-jalan bersama Yuri sekeluarga ke Bandung dibatalkan. Yuri juga merasa bimbang, batalnya acara ini karena Yuri akan segera dijodohkan. Kami menginap di rumah Yuri. Malam ini Yuri tidak henti-hentinya menangis sambil memandang foto Oppa Sehun yang dia pajang di kamarnya, dia Exo-L.

        "Nangis itu jangan mandangin Sehun, kalau sedih curhat sama Allah" Kataku membuat dia berdiri dan duduk disebelahku.

        Tangannya memeluk pundakku.

        "Aku gak mau dijodohin" Tangisnya kembali pecah, bahkan lebih keras dari sebelumnya.

        "Takdir Yur, mungkin ini yang terbaik dari-Nya untukmu" Jawabku.

        "Tapi aku maunya nikah sama Firman" Jawab Yuri membuat aku dan Vika seketika tertawa.

        "Kok ketawa sih? Gak suka ya aku sama Firman?" Protes Yuri mengerucutkan bibirnya.

        "Bukan gitu Yuri" Jawabku. "Kita ketawa karena... "

        "Kamu kamu lucu" Sahut Vika memberi ekspresi serius.

        "Kok lucu sih? Orang nangis juga" Protes Yuri lagi.

        "Bismillah, banyak-banyak berdo'a, kalau mau ketemu calon imam itu yang ceria wajahnya" Sahutku.

        "Gini ya Yur, kamu harus bisa membuka hati untuk yang lain. Firman aja biasa sama kamu, kayak gak punya perasaan apapun" Kataku membuat Yuri melepas pelukan dan meraih boneka tedy bear pemberian Firman di hari ulang tahunnya tahun lalu.

        "Firman jahat banget sih" Yuri memeluk boneka itu.

        "Kalau kamu galau, aku galau, bisa-bisa Vika ikut galau" Lanjutku.

        "Enak aja, gue mah selalu happy meski Ilham gak ada perkembangan sama gue" Sahut Vika tak terima.

        "Gak ada perkembangan kok bangga" Kini Yuri yang manyahut.

        "Udah, sekarang Yuri, kamu tidur aja, nanti kalau hari perjodohannya udah tiba, kamu masih bisa menolak atau lanjutkan, minimal minta ta'aruf aja dulu" Jelasku.

        "Iya iya, nanti aku coba" Jawab Yuri lalu memejamkan matanya.

        Mataku terpusat pada bingkai foto di dinding kamar Yuri, aku belum pernah melihat bingkai itu sebelumnya. Ada foto Yuri, Ghandy, Sherlly––mereka adik yuri––, juga satu laki-laki yang tidak aku kenali.

Coba tebak siapa sih cowok di fotonya Yuri... Yang baca versi sebelum Revisi pasti tahu😆😉

Voment and share
-Dn💙

Mencoba Melupakan [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang