Malam menunjukkan pukul 7 malam yang artinya,Bang Si Hyuk akan bertemu ketujuh pria yang ingin masuk ke pesantrennya itu.
"Apakah mereka sudah datang?" Ucap lelaki bertubuh gempal.
"Sepertinya-" belum sempat selesai berucap ada yang mengetuk pintu ruangan Bang Si Hyuk.
Segera ustadz Sejin membukakan pintu tersebut dan ia mendapati 7 orang tua yang tak lain orang tua dari ketujuh laki-laki bermasalah tersebut.
"Silahkan bapak ibu masuk" Sambut ustadz Sejin dengan kehangatan.
Segera ketujuh orang tua tersebut masuk kedalam ruangan Bang Si Hyuk. Dan anak anaknya menunggu di luar ruangan.
"LOH? YOONGI?!" Ucap lelaki yang memiliki senyum kotak itu.
"Hm? Taehyung? Mengapa kau disini? Apa kau juga bermasalah? Apa ibumu sudah mengetahui jika kau bis-" Taehyung langsung saja menutup mulut Yoongi seerat mungkin.
"Dasar mayat hidup, biasanya kau hemat dalam berbicara." Bisik Taehyung dengan nada ketus. Yoongi tersenyum miring melihat mantan model majalah dewasanya itu sedang berkeringat dingin.
Namun tak hanya Taehyung dan Yoongi saja yang terkejut jika mereka sama-sama berada di pesantren. Tapi hal ini juga dialami oleh lelaki yang memiliki tubuh tinggi dan lelaki yang memiliki senyum kuda ciri khasnya.
"KAU? BUKANKAH KAU? NAMJOON? YANG PERNAH DATANG KE CLUB?" Ucapnya dengan suara yang sangat keras hingga ayam di sekitar pesantren langsung berkokok meski belum pagi.
"IYA AKU NAMJOON DAN BUKANKAH KAU HO-HOSEN?" Jawabnya dengan terbata bata.
"Sudah ku bilang namaku HOSEOK" Ia memperjelas ucapannya sambil menyilangkan tangan di depan dada.
Ketika suasana mereka kembali hening, Seokjin tiba-tiba saja angkat bicara.
"Jadi? Kalian semua saling mengenal? BERARTI HANYA AKU YANG TIDAK PERNAH MENGENAL KALIAN."
"Hey manusia berpundak lebar, tutup saja mulutmu jika kau tak mengenal kami, kami juga tidak pernah mengenal mu." Ucap pria bertubuh pendek dan kulit putih pucat yang tak lain adalah Yoongi.
"Anak muda, mengapa sedari tadi kalian diam saja dan terus saja menempel. Apa kalian memakai lem perekat? Sepertinya raut wajah kalian penuh dengan penyesalan, hahaha. Masalah apa yang kalian perbuat anak muda?" Ucap Seokjin yang sedikit menertawai kedua lelaki yang sedari tadi hanya bisa diam tak berkutik.
"Kami menonton vid-" Ucapan lelaki bergigi kelinci tersebut terpotong dan berubah teriakan ketika lelaki disebelahnya menginjak kaki nya. "AAAA HYUNG SAKIT" Ringisnya pada Jimin.
"Kau menonton video dewasa? Hahaha kalian itu masi sekolah saja sudah seperti itu tapi ngomong-ngomong aku-" Ujar Seokjin yang semakin mendekati kuping Jungkook dan Jimin itu.
Jungkook menjadi penasaran pun mendekatkan telinganya untuk menyimak.
"Aku menjual kondom" Bisiknya pada telinga kedua lelaki tersebut.
"APA MAKSUDMU? KAMI TIDAK BERPIKIRAN UNTUK MEMBELI KONDOM MU ITU INGAT, DAN KAMI MASIH PUNYA HARGA DIRI!" Amuk Jimin yang berhasil membuat ustadz Sejin, Bang Pdnim dan orang tuanya keluar dari ruangan tersebut.
"Ada apa ini? Kalian lupa? Disini pondok pesantren bukan tempat tongkrongan kalian. Dan tolong jaga ucapan kalian di depan pemilik pesantren!" Ucap ustadz Sejin menatapi ketujuh calon penduduk pesantren baru itu.
"Sudah-sudah jangan ribut. Oh iya bapak ibu bisa pulang kami akan mengatur dan membimbing anak anak kalian disini." Ujar Bang Pdnim
"Baiklah pak,kami permisi Assalamualaikum."

KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI BIGHIT
FantasyBigHit : Batas Wilayah Putra Kisah ke tujuh laki-laki yang jauh dari kesehatan rohani. Minimalisnya keimanan membuat mereka jauh dari agama. Namun justru karena kisah mereka yang berbeda mereka dipertemukan satu sama lain dengan cerita yang unik. Ba...