Taehyung POV
Setelah kejadian itu,sebenarnya aku merasa bersalah. Hanya merasa bersalah,bukan menaruh perasaan lebih padanya. Itu takkan pernah terjadi.
"Ayolah,bayangan Adinda pergilah dari otakku!" Cetusku pada diriku sendiri.
Setelah cukup jauh berjalan,tanpa aku sadari ternyata aku berada di dekat pintu belakang dapur pesantren. Perlu kalian ketahui,aku ini seorang pria yang suka sekali lapar pada jam jam larut seperti ini.
Jadi,ini bukan kali pertama aku berada di dekat dapur seperti ini. Namun,ada yang berbeda dari hari biasanya. Lampu dapur yang biasanya sudah mati,namun kini menyala terang benderang.
"Yaallah,bagaimana caranya aku bisa mengambil makanan secara diam diam jika ada orang didalam?" Monologku sembari aku memegangi perutku yang berbunyi.
Tanpa pikir pendek,aku mengintip dari jendela kecil yang ada di dapur tersebut.
Mataku mendapati pandangan yang membuatku semakin merasa bersalah. Terdapat Adinda duduk termenung ditemani kotak makan yang sempat kutolak tadi dan segelas air putih diatas mejanya.Tak hanya termenung saja,namun ia sembari menangis. Sungguh,aku ingin meminta maaf padanya.
"Din,maafkan aku" ujarku dari luar dapur.
Kini,aku tak henti henti nya menatap Adinda yang menangis tiada henti. Entahlah pikiranku kacau. Dapat kudengar beberapa monolog Adinda yang samar samar akibat tangisannya.
"Ini bukan salahnya,namun salahku yang sudah menaruh hati padanya walau ia tak menggubrisnya sama sekali. Aku yang bodoh,aku memaksakan hatiku. Namun sungguh,aku sangat mencintainya. Entah sampai kapan aku akan benar benar mememdam perasaanku dalam dalam padanya."
Monolog Adinda berhasil membuatku meneteskan air mata juga. Entah sejak kapan aku larut dalam suasana haru ini. Rasa bersalahku semakin banyak saja.
"Apa aku harus menerima sedikit demi sedikit rasa cintanya?"
"AH TIDAK!" suaraku menaik begitu saja saat opini dalam pikiranku lewat begitu saja. Dan bodohnya aku lupa,jika ada Adinda di dapur."Siapa diluar?" Suara Adinda memastikan.
Tak menghiraukan suaranya,aku berlari secepat kilat sebelum Adinda mengecek keadaan dimana aku bersembunyi tadi.
Taehyung POV END
Kini,beralih pada Adinda yang masih kebingungan atas suara yang ia dengar tadi. Namun,ia tipikal gadis yang mudah untuk melupakan kejadian yang menurutnya sangat tak penting untuk menghiasi otaknya.
"Ah sudahlah aku kembali ke kamar saja," monolognya sembari mematikan lampu dapur dan bergegas pergi ke kamar.
Adinda sudah sampai pada tempat tujuannya kini,ia ingin cepat cepat sekali merebahkan tubuhnya itu diatas kasur empuknya itu.
Glek
Pintu itu Adinda buka perlahan. Bukan karena apa,ia takut jika si gadis singa itu sudah tidur dan terbangun untuk mengomeli Adinda hanya karena suara bukaan pintu.
Namun opini Adinda kini salah besar,ia melihat kamar yang berantakan,banyak kertas dengan gambar gambar abstrak namun sangat indah,pensil warna yang tak karuan tergeletak diatas kasur dan lantai.
"YURAA!KAU APAKAN KAMAR INI!" kini giliran Adinda yang memiliki sikap seperti Yura. Dan Yura,hanya terkekeh dan sesegera mungkin membereskan kertas dan pensil warna yang berserakan itu.
Saat kertas terakhir ingin Yura ambil,dengan sigap tangan Adinda lebih dulu mendapatkan kertas itu. Adinda terkejut bukan main,gambaran pada kertas tersebut adalah,rancangan sebuah baju muslim laki laki dan perempuan yang sangat bagus dan modern sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI BIGHIT
FantasiBigHit : Batas Wilayah Putra Kisah ke tujuh laki-laki yang jauh dari kesehatan rohani. Minimalisnya keimanan membuat mereka jauh dari agama. Namun justru karena kisah mereka yang berbeda mereka dipertemukan satu sama lain dengan cerita yang unik. Ba...