Adinda menyerngit heran atas kehadiran seseorang tersebut. "Waalaikumsalam,kau?"
Mungkin jika kalian berpikir jika ini adalah Taehyung,maka kalian salah besar. Karena lelaki yang satu ini adalah,Jungkook.
"Hai Dinda!" Sapanya sembari menunjukkan sejumlah deretan gigi kelincinya.Adinda hanya menyerngit heran,"Sedang apa kau disini? Tak biasanya kau menghampiriku," Ujarnya santai.
Jungkook mendaratkan bokongnya di kursi taman yang Adinda duduki. Namun jaraknya berjauhan. "Tidak apa apa,hanya ingin berteman denganmu. Boleh kan?" Tanyanya dengan wajah polosnya.
"Semalam kau ini mimpi apa? Aneh sekali pagi ini." Jawab Adinda sembari tertawa hambar.
"Semalam,aku tidak mimpi apapun. Tapi aku-" Lagi lagi dialog terpotong karena ada suara rempong dari Seokjin dan Jimin yang baru bergabung di halaman pesantren.
"Ah wajahku jelek sekali!"
"Kau pikir aku tidak?"Adinda hanya menyerngit untuk kesekian kalinya. "Wajah mereka kenapa?" Tanyanya pada Jungkook yang sudah memasang wajah cemas namun comel,ah ralat. Lucu.
Jungkook menggaruk garuk kepalanya yang tak terasa gatal. Merasa sangat penasaran,Adinda bangkit dari duduknya lalu mulai menghampiri Seokjin dan Jimin.
"Astagfirullah!" Pekik Adinda.
Baik Jimin maupun Seokjin juga sama sama terkejutnya.
"Wajah kalian?" Tanya Adinda dengan raut wajah yang sangat dramatis.
"Dinda,ini semua akibat lelaki itu!" Tunjuk Jimin pada Jungkook yang duduk nya mulai tertunduk rasa bersalah.
"Dan ini," Seokjin menunjuk lukanya dan lalu menoleh pada lelaki yang memegang sapu halaman. Taehyung,"Ulah manusia itu!"
"Memangnya semalam kalian melakukan apa?" Tanya Adinda tanpa henti menunjukkan kecemasannya.
"Biasa,masalah perempuan. Yang satu tak suka,yang satu lagi sepertinya mulai menyukai." Jawab Jimin santai namun mendapat tabokan yang tak santai dari Seokjin.
"Mulutmu ini tidak ada filter penyaring? Ceplas ceplos bae!" Bisiknya namun penuh penekanan di setiap katanya pada Jimin.
"Ah tidak,maksudnya tadi malam itu kami sedang membahas sinetron. Lalu Jungkook menyukai akting sang perempuan itu namun Taehyung tidak," Sangkal Seokjin.
Adinda mengerutkan kedua alisnya tak percaya, "Hanya masalah itu hingga tonjok tonjokan?"
"Iya kami ini kan sangar,senggol dikit auto tonjok. Melihat sandal menganggur saja lalu berebut berakhir dengan babak belur," Jawab Jimin penuh dusta.
Bukan Adinda namanya jika ia tak percaya,gadis itu memang sangatlah lugu. Dengan mudahnya ia mempercayai kedua lelaki tersebut.
"Baiklah,kalau begitu kalian duduk lah dulu dengan Jungkook. Aku akan membawakan obat merah dan kapas untuk luka kalian." Suruh Adinda dengan menunjukkan senyum khas nya.
"Tak usah rep-" Baru saja Seokjin ingin menolak namun dalam cerita ini tidak ada part yang tidak dipotong ucapannya.
"Tidak ada penolakan,jadi tuan tuan silahkan duduk disana terlebih dahulu." Perintah Adinda dan ia segera melangkahkan kakinya menuju unit kesehatan yang terletak dekat masjid pesantren.
Kini,kedua lelaki tadi mulai menghampiri Jungkook.
"Assalamualaikum," Ujar keduanya.
"W-walaikum salam," Jawab Jungkook canggung.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANTRI BIGHIT
FantasyBigHit : Batas Wilayah Putra Kisah ke tujuh laki-laki yang jauh dari kesehatan rohani. Minimalisnya keimanan membuat mereka jauh dari agama. Namun justru karena kisah mereka yang berbeda mereka dipertemukan satu sama lain dengan cerita yang unik. Ba...