Am I Wrong

2.1K 200 20
                                    

Ketujuh pria tersebut telah menyelesaikan pekerjaan mereka. Dan bergegas untuk bersarapan.

"Misi mas,ngambil prasmanannya dimana ya?" Tanya Seokjin dengan wajah bingungnya.

"Prasmanan,prasmanan kau pikir ini acara pernikahan?otak tolong digunakan bukan untuk digoblokkan" Jawab Jimin kesal.

"Disana,tinggal ambil saja dan itu air minumnya" Jawab santri lain sembari menunjuk tempat yang ia arahkan.

Tanpa pikir panjang,ketujuh pria tersebut berjalan menuju tempat yang ditunjukkan santri tadi.

"Pak,steak daging 2 porsi dan milkshake pisang 1"
"Japchae 1"
"Lobster 1"
"Steak rib eye iga 3 porsi dan..kopi hitam"
"Nasi uduk ikan asin"
"Tumpeng deh"
"Air saja"

Itulah ucapan yang mereka ucapkan pada bapak bapak yang berada di belakang etalase makanan.

"Punten kang,ini teh pesantren bukan restaurant. Jadi teh,disini adanya cuma nasi,lauk nya tempe orek trus minumnya ada air putih disana ambil sepuasnya" Jawab bapak bapak tersebut sembari menunjuk kearah timur.

"Makanan langka sejenis apa tempe orek itu?" Tanya Yoongi dengan wajah datarnya.

"Gini gini,klo akang akang semua teh enteu mau makan yauda enteu makan gapapa kang. Tapi teh,klo sakit enteu salain abdi ya"

"Sudahlah ayo ambil makanannya. Aku tak mau pipi mochiku ini tirus hanya karena tak makan satu hari!" Cetus Jimin.

-

"Oh aku sungguh tak menyangka hari ini adalah hari burukku!" Ucap Yura kesal pada Adinda

"Bagimu hari buruk,namun bagiku ini adalah rejeki yang sangat tak terduga" Jawab Adinda sembari memeluk dirinya sendiri dan tersenyum.

"Tutup mulutmu atau aku akan memasukkan rumput kedalam mulutmu! Cetus Yura.

"Nyonya Yura sangatlah sensitif hari ini. Ada apa gerangan Nyonya?" Goda Adinda pada Yura. Namun,tak ada sahutan dari sosok Yura.

Yura pov

"Kami anak baru disini,jadi wajar saja!"
"Yoongi"
"Anak pemilik pesantren tidak ada etikanya"

"Lelaki macam apa dia?wajah tak memiliki ekspresi dan tidak ramah sama sekali. Dan aku,harus bersikap ramah padanya?oh sangat tak masuk akal. Tapi,nama dia Yoongi(?)" Benak Yura sembari melamun.

Yura pov end

"HEY!ADA APA KAU MELAMUN?TAK BIASANYA KAU SEPERTI INI NYONYA YURA!" Ucap Adinda yang mencoba menyadarkan Yura dari lamunannya. "Apa jangan jangan kau...memikirkan seseorang?nugu?Yo-yoongi?"

"Faedahnya memikirkan manusia seperti dia itu apa Nona Adinda?"

"Aa sudahlah jangan mengelak,aku tau dirimu. Memikirkan Yoongi,berhatilah hatilah nanti akan ada.." Ujar Adinda yang menggantung ucapannya dan beralih pada kuping Yura,dan berbisik. "Akan ada rasa nantinya"

"KYAA!APA MAKSUDMU ADA RASA,EOH?TAK MUNGKIN AKU MENYUKAI PRIA SEJENIS TEMBOK BISU ITU!"

"Lupakan saja Nyonya. Nampaknya,pagi ini kau menghabiskan banyak sekali energi akibat nada tinggi mu itu. Mari kita manjakan perut kita." Ujar Adinda yang sembari menarik tangan Yura untuk bergegas pergi bersarapan.

-

Ketujuh pria tersebut telah mengambil makanan mereka masing masing dan duduk di kursi yang telah disediakan. Hoseok yang sedari tadi hanya mengacak acak makanannya dan melihatnya seperti seorang detektif yang tengah menyelidiki barang bukti dari sebuah kasus. Dan lain halnya dengan seorang Yoongi yang menatap makanannya dengan tatapan kosong.

SANTRI BIGHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang