Pengaruh 2

28 5 0
                                    

Update

✓✓✓

Hari ini merupakan waktu nya Andro yang beraksi. Kebetulan sekali saat ini keluarga Anya sedang berkumpul di ruang keluarga, seperti biasa keluarga ini sedang bersantai, Anya sedang menggeser geser handphone nya Eli yang sedang menikmati secangkir teh dengan serial tv kesukaan nya, Doni yang sedang membaca koran memantau politik Indonesia, dan Andro yang tengah berada di dapur untuk mengambil beberapa minuman.

Setelah Andro melangkah kan kakinya kembali ke ruang keluarga, saatnya ia, Anya, dan mamanya beraksi.

"Ehh Andro, mama mau tanya nih sama kamu." Ucap Eli mengawalinya.

Memang itu merupakan awal yang sangat biasa biasa saja. Hanya sekedar basa basi untuk menyusun rangkaian peristiwa yang dapat menyindir perasaan Doni. Dua percobaan telah di lakukan. Yang pertama dari Malik papa Zayn, dan yang kedua dari orang tua Delardo. Namun masih belum ada reaksi yang ditimbulkan oleh Doni. Memang ada satu reaksi, yaitu ia tidak menagih apa yang harus dipilih Anya,, yaa itu memang awalan yang baik, semoga kedepannya jauh akan lebih baik.

"Tanya apa ma? Nggak usah sungkan kali." Ucao Andro tersenyum memperlihatkan gigi giginya yang putih nan rapi.

"Enggak, mama cuma mau tanya, gimana di tempat kerja kamu tadi? Baik semua? "

"Baik sih ma,, orangnya enak enak semua. Nggak ada yang sok jadi senior disana semua baik baik semua."

"Ohh bagus deh Ndro, nggak sia sia kamu mama kuliahan di luar negeri, yaa mama juga bangga sama kamu, kamu berhasil masuk jurusan kimia. Persis seperti apa yang kamu inginkan, lagipula jurusan kimia itu sulit kan nak, apalagi kalau sampai kuliah di luar negeri pasti tingkat kesulitan nya jauh lebih tinggi."

"Iyaa sih ma, kan Andro bisa ngelakuin itu semua berkat doa mama dan juga karena Andro sangat suka dengan jurusan itu. Kan semua yang kita lakuin di dunia ini harus sesuai dengan bakat dan minat yaa kan ma? Temen Andro tu yaa ma ada yang kabur dari rumah gara gara di paksa orang tua nya buat jadi dosen, mentang mentang papa sama mama nya dosen terus anaknya juga disuruh jadi dosen. Terus dia nggak mau terus dia kabur dari rumah, dan saat di cari sama orang tuanya ternyata anak itu meninggal di jalan tol gara gara ketabrak mobil ma. Serem banget Andro kalau ngebayangin."

"Ohh iya? Pasti mama sama papa nya menyesal banget yaa nak."

Sampai saat ini tidak ada reaksi yang di tunjukkan oleh Doni, ia tetap stay dengan korannya yang menutupi mukanya. Eli dan Andro saling bertatapan dan kemudian ia melanjutkan aksinya dengan cerita yang lebih di dramatisir.

"Banget ma.. aku sampai nggak abis pikir bagaimana gitu jalan pikiran kedua orang tua dia itu. Kayaknya otaknya itu buntu banget, seperti tidak bisa memikirkan masa depan yang cerah buat anak anaknya..aauuww"

Ucapan Andro terhenti tatkala ada sesuatu yang sakit di pahanya seperti di gigit oleh semut tapi ini lebih sakit lagi,, ini seperti sebuah cubitan. Dan setelah Andro liat ternyata benar, Anya dlsedang mencubitnya, tatapan Anya lurus ke depan tidak menatap orang yang ia cubit apakah kesakitan atau tidak. Padahal Andro telah memekik keras tapi tidak membuyarkan tatapan Anya yang masih lurus ke deoan

"Anya, kamu ngapain cubit kakak." Ucao Andro menatap Anya heran.

Tak ada jawaban dari Anya, namun tangan Anya terus menyenggol nyenggol lengan Andro seakan tangan Anya berkata bahwa Andro harus menatap ke depan, menatap apa yang sedang Anya tatap.

ANYA & DELARDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang