Bingung

33 5 0
                                    

Update

✓✓✓

Tepat pukul 4 sore, Anya sedang menyiram tubuhnya di kamar mandi. Setiap aliran air yang merambah ke tubuhnya ia nikmati dengan pejaman mata. Ia cukup penat selama ini memikirkan masalah di sekitarnya yang enggan untuk di selesaikan.

Setelah cukup puas dengan kegiatan mandinya, ia segera membelitkan kain handuk ke tubuhnya dan memakai pakaiannya di dalam kamar.

Ia sangat bosan kali ini, tidak tau harus melakukan apa, tidak ada satu pesan pun yang masuk ke dalam aplikasi WhatsApp nya, mau hangout? Tidak bisa karena sepertinya teman temannya sedang sibuk mengurus pendaftaran ke universitas pilihan mereka masing-masing. Mau ngajak Andro? Ia tidak bisa karena Andro belum pulang dari kantornya.

Anya perlahan mersbahkan tubuhnya di kasur, ia memejamkan matanya menetralisir darah yang ada di dalam tubuhnya supaya mendingin. Kemudian, satu kalimat tiba tiba terlintas ke dalam otaknya.

"Ini semua soal otak."

Kalimat itu tiba tiba terus terngiang di dalam benaknya. Ia mencoba memikirkan dan mencerna setiap kata yang ada di otaknya. Hingga ia menemukan arti dari setiap kata pada kalimat tersebut. Ia kini berfikir bahwa papanya ingin memasukkan dirinya ke kepolisian karena mungkin menurut papanya ia kurang pintar untuk bisa masuk ke universitas ternama jurusan manajemen bisnis seperti namanya dulu.

Senyum miring tercetak di wajah mulusnya, kini ia tau kenapa papanya terus mengekangnya. Mungkin Doni berfikir dari pada Anya mengecewakannya karena nanti di hasil kuliahnya, IPM nya tidak maksimal, mending ia tidak usah masuk sekalian ke universitas. Yaa secara Andro memang lebih segalanya dalam masalah otak. Sampai- sampai ia bisa masuk ke universitas yang ada di Singapura karena otaknya cukup bisa menyaingi anak anak yang ada di sana. Jadi, Doni tidak memerlakukan Andro seperti memerlukan Anya.

Sepertinya ia paham satu hal kini, paham akan sifat papanya yang baru saja ia ketahui. Papanya adalah orang yang sangat gengsi di bidang pendidikan anaknya.

Ceklek

Suara pintu terbuka mengagetkan nya, ia lantas membuka matanya kembali dan bangun dari tidurnya untuk melihat siapa yang memasuki kamarnya. Stella, Stella lah yang sedang berada di ambang pintu sana. Dengan memakai baju tidur berlengan pendek bergambar Mickey mouse ia tersenyum kepada Anya.

Lantas Anya membalas senyuman Stella "Ada apa Stel?"

"Ayah sama ibukku udah datang mbak. Mbak Anya suruh turun sama Tante Eli."

"Ohh iya, nanti aku turun." Ucap Anya kemudian dibalas anggukan oleh Stella dan Stella berniat untuk kembali turun menemui kedua orangtuanya yang sudah datang itu, yang sedang duduk di ruang tamu di bawah. Namun kegiatan nya itu ia urungkan karena mendapat panggilan dari Anya. Lantas ia menoleh ke arah Anya denganengangkat kedua alisnya dengan mata yang seolah berkata 'Ada apa?'

Anya menepuk nepuk bagian kasur di sebelahnya yang masih kosong "Sini." Ucapnya

Stella menurut dan melakukan apa yang di perintahkan Anya

"Stel,, mbak Anya paham akan sesuatu."

"Maksudnya mbak Anya? Paham akan apa mbak?" Stella menautkan kedua alisnya tanda tak paham dengan ucapan yang di sampaikan Anya.

ANYA & DELARDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang