Panik

4K 280 0
                                    

Bahkan Angga heran melihat Viola makan. Sepertinya sudah sewindu ia tak bertemu nasi.

"Lu laper apa doyan? Lu ngga dikasih makan sama bos Tony tadi sore?"

"Gue ngga nafsu makan. Tapi sekarang laper. Sial buat gue, tadi bos Tony lagi narik paksa tangan gue, tiba-tiba ada Vano, dia mikir gue yang jahat sama dia?"

"Kenapa?"

"Sarah saat itu butuh bantuan, ayahnya meninggal di kampung. Vano cuma bantu aja. Gue udah berdosa banget sama dia." Cerocos Viola dengan ekspresi sedih.

"Dan lu percaya?" Tanya Angga heran.

"Vano ngga pernah bohong sama gue."

"Mungkin sering, tapi lu ngga tau kebenarannya." Jawab Angga enteng, membuat Viola melirik sadis padanya.

"Kok lu gitu?"

"Gue cowok Vio, Lu lupa? Cowok itu rela melakukan kebohongan sebesar apapun asal apa yang dia mau tercapai."

"Vano ngga kayak gitu."

"Whatever. Buruan. Atau mau bungkus bawa pulang juga? Siapa tau lu ampe kontrakan kelaperan."

"Duit gue ngga cukup." Cemberut Viola.

Dengan malas Angga berdiri. "Gue traktir."

"Kok lu baik? Biasanya cowok baik itu ada maunya?"

"Apa yang bisa dimauin dari lu? Cewek ngga punya duit, masih kuliah, kerja juga abis duitnya buat bayar kuliah sama kontrakan. Udah punya pacar walaupun samar, tukang nangis, makannya banyak, apa faedahnya buat gue?"

"Hastagaaaa....gue sehina itu ya?"

Angga terkekeh. Sembari keluar dari tempat makan menuju ruang tunggu stasiun.

"Kok ngga jadi dibungkusin. Katanya ditraktir." Keluh Viola sembari merengut.

"Di kereta ngga boleh bawa makanan dodol."

"Kok lu ketularan Candra sih mulutnya asal." Viola berjalan mendahului Angga. Terlihat sangat kesal kemudian duduk di ruang tunggu.

Angga mendengus, "dasar cewek, salah bener tetep mintanya menang."

Angga bertanya pada salah satu petugas stasiun tentang keberangkatan kereta, kemudian ia duduk di sebelah Viola. Matanya melirik, terlihat Viola melipat tangannya di dada, bibir manyun maju lima senti.

"Gue salah, gue minta maaf." Kata Angga.

Mata Viola melirik, Angga mengangkat jari kelingking. Mengajak berbaikan.

"Gue jauh-jauh kesini cuma buat jemput lu doang lho. Lu lupa?" Lanjut Angga lagi.

"Pamrih? Ngga ikhlas?" Jutek Viola

Angga mengusap wajahnya frustasi. "Gue salah lagi?"

Tak Viola jawab. Saat kereta datang, Viola hendak masuk ke penumpang khusus wanita, tapi ditarik Angga. Dia membawa Viola ke gerbong selanjutnya. Tapi mereka kurang beruntung, penumpang penuh jadi tak ada lagi tempat duduk.

Mereka berdiri bersama dengan penumpang lain. Viola berdiri di samping Angga.

"Makanan tadi cukup buat isi tenaga buat berdiri kan?" Bisik Angga.

Masih tak dijawab Viola. Sampai petugas kereta datang, dan Angga berbisik sesuatu.

"Mari ikut saya pak." Jawab si petugas kereta dengan ramahnya.

"Yuk!" Ajak Angga pada Viola.

Mereka berjalan melewati dua gerbong, disini memang agak longgar. Dan petugas meminta seseorang yang duduk di kursi untuk berdiri.

KubikelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang