Godaan mantan

4.1K 284 6
                                    

Sepulang kerja Viola sudah di tunggu Vano di depan PT Viola.

"Gue cuma mau nanya dan mamastikan sesuatu sebelum kita bener-bener pisah." Vano dengan nada sedih.

"Van, gue ada kuliah hari ini."

"Gue tau jadwal kuliah lu, ngga ada sore gini kuliah."

"Sebulan ketidakbersamaan kita memang tidak merubah apapun Van, kecuali jadwal kuliah gue."

"Lu serius mau menghindar dari gue?"

"Lu yang menghilang Vano."

"Gue harap lu ngga lupa, siapa orang yang saat lu lagi ngga punya siapa-siapa, gue yang selalu ada buat lu, saat lu sakit siapa orang yang peduli sama lu, kalau bukan gue."

"Gue pun sadar kalau hidup gue selama ini terlalu bergantung sama lu. Gue ngga bisa ngapa-ngapain selain sama lu. Itu berat buat gue, tapi belakangan terakhir gue bisa. Abang ojeg online siap 24 jam buat gue."

"Karena Antony?"

Viola menggeleng. "Semua yang berhubungan sama dunia kerja gue ya sebatas hubungan kerja. Gue memang belakangan dekat dengan pak Tony, hanya sebatas menguatkan ketika kita melihat teman yang sedang jatuh."

"Okta udah cerita semua, dari cerita Okta gue tau lu pun belum cerita ke orang lain kalau kita ribut. Lu juga tolak Antony, tolak Riza karena alasan adanya gue, dan gue baru tau itu setelah kita begini. Makanya gue dateng kesini buat memperbaiki Vio. Barang kali gue salah gue minta maaf. Gue akui gue kemarin salah terlalu deket sama Sarah, tapi gue punya alasan yang pasti bisa lu terima."

"Gue yang salah Van, gue yang terlampau emosi. Masalah kita balik gue minta waktu. Ngelupain lu juga ngga mungkin gue lakuin, tapi sakit karena lu, sudah beberapa kali. Itu pun jadi pertimbangan gue. Memaafkan lu jauh lebih menyakitkan menurut gue."

"Kalau lu mau di kenalin ke keluarga gue, gue siap. Kalau lu minta kita pastikan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius gue siap."

Viola tersenyum sinis. "Coba lu gini dari kemarin Van. Mungkin gue ngga akan seperti sekarang."

"Kadang orang butuh jeda Vio, banyak hal yang gue dapet dari keadaan kita kemarin. Dua tahun kebersamaan kita cukup buat gue ngga bisa gitu aja lupain lu. Justru sifat ngeselin lu yang bikin gue sekarang bertekad nemuin lu. Gue ngga bisa."

"Segala tentang baiknya lu yang ngga bisa gue bales Van. Lu terlalu baik justru."

"Itu alasan klise."

"Van, sumpah, gue udah izin pulang sore. Gue ada kumpul sama anak-anak bahas KKN. Gue ngga bisa nemenin lu, mungkin lain kali."

Viola berlari mengejar mobil jemputan karyawan yang sudah mulai berjalan. Ia naik jurusan yang melintasi kampus. Bukan jurusan pulang ke kontrakan. Vano tau Viola sedang tidak berbohong.

Viola terdiam, merenungi apa yang Vano katakan. Vano memang orang yang selama ini sabar menghadapi Viola. Tapi kebersamaannya dengan sarah, bukan pertama kali. Vano sudah mendapat kesempatan kedua setelah dulu ia pernah ketahuan jalan bareng teman kuliah Viola.
Setelah selesai urusan pertemuan dengan teman sekelompok KKN nya. Viola kembali ke tempatnya bekerja.
Hari sudah malam, sehingga orang-orang menatapnya aneh. Mana ada marketing jualan produk sampai jam segini.

"Perasaan lu udah pulang tadi?" Suara Candra membawa secangkir kopi berjalan di line produksi.

"Candra? Keren lho, CCTV dimana mana tetep berani bawa kopi ke line. Lu belum balik? Ini udah malem." Seru Viola.

"Yang bilang pagi juga siapa?Gue sama Ange masih ngerjain beberapa sample harus kelar besok. Tinggal dikit sih. Lu sama Ange lagi kenapa sih? Gue liat beberapa minggu terakhir kalian jarang liat bokep bareng lagi di PC Ange."

KubikelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang