"Kenapa perlu alasan untuk mencintai orang lain?"
#
Matahari sudah bersinar sangat terik, bahkan terlalu terik dari hari biasanya. Menatap dari kejauhan seorang pria berlari mengejar bis, dengan mata membengkak dan air mata yang masih mengalir.
Siapa dia?
Seorang namja yang hatinya telah patah karena namja brengsek yang bernama Kenzo Park.
Kim Seok Jin, namja itu duduk di barisan tengah kursi penumpang. Sambil masih menghapus sisa air mata dan memakai concealer.
Beberapa menit kemudian...
Bis itu sampai di depan rumah sakit seoul. Seok jin turun, lengkap dengan tas ransel hitam bermerek gucci dan jas putih khas seorang dokter di tangannya.
"Pagi dok" ucap seorang perawat wanita seumuran dengan Seok jin. "Pagi" sahut Jin ramah.
Dia buru-buru masuk ke dalam ruangannya lalu duduk di kursi. Lelah. Satu kata itu menghampirinya. Bahkan ia merasa sangat lelah sejak beberapa hari ini.
Handphonenya berdering menampilkan nama penelpon. Min Yoongi.
"Ada apa Yoon?" tanya Jin singkat sambil memeriksa keadaan wajahnya.
"Kau sudah sampai di rumah sakit?" tanya Yoongi di seberang sana.
"Iya. Kenapa?"
"Tunggu aku, ada operasi dadakan" ucap Yoongi, Jin langsung mematikan handphonenya.
Ia mengambil beberapa perlengkapan, lalu keluar dari ruangannya, menuju ruangan operasi. "Sialan, kenapa tak ada yang memberitahuku soal ini?" ucapnya seraya berlari.
#
"Semua hal yang terjadi adalah kehendak tuhan"
Tinggi semampai dan tampan, adalah sesuatu yang menjadi pemikat dari seorang CEO bernama Kim Nam Joon.
Dibalik wajah tampannya juga ada prestasi dan kekayaan yang berlimpah. Namun satu hal yang paling membuatnya dijauhi. Sifatnya yang keras kepala, ceroboh, emosian, dan memiliki watak yang keras.
Angin pagi menerpa wajah pria bernama Namjoon. Ia sudah bangun lebih awal, bahkan terlalu awal untuknya berangkat ke kantor.
Handphonenya berdering menampilkan nama penelpon. Jung Hoseok.
"Ada apa?" tanya Namjoon, sedangkan yang terdengar di sana hanyalah suara isakan.
"Kim...Taehyung..mengalami kecelakaan parah. Sekarang dia ada di rumah sakit Seoul" ucap Jung Hoseok tersedu.
"Aku segera kesana"
Namjoon mengambil kunci mobil miliknya, dan melaju ke arah rumah sakit.
#
"sebuah nyawa di pertaruhkan hanya untuk setiap kali pertemuan sebuah cinta"
Namjoon sampai dan berlari menuju ruangan operasi. Adik kesayangannya Kim Taehyung, entah bagaimana bisa dia mengalami kecelakaan.
Ia menatap 3 pria sedang duduk dengan cemas. Lampu ruang operasi juga tak kunjung berubah warna.
Ia mondar-mandir tak jelas. Sudah jelas khawatir, meski Taehyung adalah adik yang menyebalkan, namun ia juga sering menghibur Namjoon saat ia sedang sedih.
Lampu ruang operasi belum menyala hijau namun seorang dokter keluar dari ruangan. "Siapa wali pasien?" tanya seorang dokter.
"Aku" ucap Namjoon.
"Begini tuan, pasien harus mendapatkan transfusi darah secepatnya, apa diantara kalian ada yang punya golongan darah AB?" tanya dokter itu lagi.
Namjoon diam, golongan darahnya tak cocok jika menjadi transfusi darah.
"Carikan saja darah itu. Tolong selamatkan nyawa adikku" Namjoon bahkan memegang kerah baju dokter itu.
"Saya akan berusaha semampuku"
Dokter itu masuk kembali ke dalam ruang operasi. Beberapa menit kemudian, lampu operasi berubah hijau.
Semua dokter keluar dari ruangan. Namjoon dan yang lainnya berdiri menunggu hasilnya.
"Bagaimana keadaan adikku?" tanya Namjoon.
"Operasinya sudah lancar, berkat dokter Kim" kepala Dokter berusaha memberikan klarifikasi.
Namjoon bernapas lega.
"Terima kasih, siapa itu dokter kim?" tanya Hoseok menimpali, seperti biasa tugas sekretaris adalah berbicara saat atasannya tidak bisa berbicara.
"Dokter Kim Seok Jin, kami permisi" ucap kepala dokter lalu berjalan melewati mereka semua.
#
"Siapa yang bisa mengelak akan takdir?"
Seorang dokter dan perawat datang ke dalam ruangan pasien untuk mengganti infus.
Namjoon dan yang lainnya juga ada di kamar itu. Mata elang Namjoon terus mengikuti gerak-gerik si dokter.
Hingga matanya menemukan sebuah name tag di dadanya. "Kau dokter kim kan?" tanya Namjoon jelas. Jin hanya terpaku.
"Iya, ada apa?" tanya Jin sopan.
Namjoon menarik tangan Jin keluar ruangan. Jin merasa pergelangannya sangat sakit dan pastinya akan meninggalkan bekas merah.
Namjoon membawanya ke ruangan pasien yang telah kosong.
"Hei, kau bisa berbicara tanpa bertindak kasar!" teriak Jin akhirnya.
"Kecilkan suaramu bodoh! Aku cuma mau bilang terima kasih atas tranfusi darahmu" ucap Namjoon, Jin terpaku lalu menampar wajah Namjoon.
"Kau bahkan bisa mengatakan hal itu di ruangan tadi, kau tak perlu menarikku dengan kasar seperti itu" Jin meninggalkan Namjoon di ruangan itu.
Namjoon memegangi pipinya yang memerah karena tamparan seorang namja cantik itu. 'Aku pastikan kau akan menerima balasannya nanti' ucap Namjoon dengan smirk jahat.
#
"Umpatlah dan makilah, namun hatimu akan terus tertarik ke arahnya jika memang dia adalah mate-mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Clumsi'es Boyfriend [END]
Fanfiction[Belum Di Revisi] (Namjin Series) Sifatnya yang ceroboh, manis, dan kasar di saat yang bersamaan membuatku jatuh cinta!! 24/5/19 until 16/04/20