XIV. Work Out

566 48 4
                                    

Empat jam setelahnya...

Namjoon tetap memperhatikan tunangannya yang imut dan semakin cantik dari hari kehari. Jujur saja, melihat Seokjin yang sedang bekerja membuat libidonya naik, tapi ia menahannya dengan cara menatap Seokjin.

Seokjin sekarang sedang membersihkan mejanya dari kertas, dan memasukannya ke dalam lemari data. Ia merasa kalau dirinya sedang diperhatikan oleh seseorang. Membuatnya makin gugup jika diperhatikan begitu.

"Namjoon-ah, aku sudah selesai.." ucap Seokjin saat sudah selesai membersihkan semua kertas dari mejanya.

Namjoon menghentikan lamunannya. Dia melihat Seokjin yang sudah berdiri sambil membenahi pakaiannya. Sesekali ia juga terlihat fokus pada handphonenya. Dan membuat Namjoon mengernyit.

"Kau sedang chat dengan siapa?" tanya Namjoon penasaran.

Seokjin langsung menaruh handphonenya di dalam saku celananya. "Bukan siapa-siapa.. Ayo berangkat" Seokjin menampilkan senyum manisnya.

Namjoon berusaha menutupi rasa curiganya dengan senyum berdimple khas miliknya. Mereka telah keluar dari ruangan Seokjin, dan tak sengaja bertemu dengan Ken dan Yoongi.

"Oh.. Hai Jaehwan, kau sudah mau pulang?" tanya Seokjin. Seokjin menangkap netra Yoongi yang seakan tak mau melihatnya. "Ingat jangan kunci pintu nanti. Aku tak mau tidur diluar karena kau lupa membukakan pintu".

Yoongi menatap hyungnya itu. "Aku tak akan pernah lupa hyung, aku pamit"

Ia berjalan melewati pasangan itu, dengan tatapan sedih, kecewa, dan kesal. Sama seperti yang ditampilkan oleh kepala dokter, Lee Jaehwan. Ia sangat kecewa karena tak bisa makan malam dengan Jinnienya, berkat Namjoon sialan itu.

Dia berdecih, lalu memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya. Yoongi? Jangan tanyakan dia, dia bahkan sangat kesal, ia tak bisa mengatakan isi hatinya lagi.

##

Seokjin dan Namjoon, dua sejoli yang kini tengah menyantap makanannya di sebuah restoran berbintang di salah satu sudut kota di Seoul.

Mereka makan malam romantis, namun jika ditilik, mereka tak ada romantisnya sama sekali. Tebak karena apa? Karena Seokjin saat ini sedang badmood ditambah lagi sedang lelah.

Ia bahkan tak menatap Namjoon yang ada dihadapannya. Ia hanya fokus pada hidangan steak dan kentang yang ia pesan tadi.

Namjoon sudah cukup sabar menghadapi sikap Seokjin yang tak mau bercerita apapun padanya. Ia mulai sedikit menjauh darinya. "Seokjin-ah?" Panggil Namjoon. Seokjin mendongak menatap tunangannya. Seokjin mengulas senyum.

"Iya, ada apa Namjoon-ah?" tanya Seokjin, lalu menatap Namjoon intens.

"Kau yakin tak apa? Ada masalah yang mengganggu pikiranmu? Bisa cerita padaku?" pinta Namjoon sedikit memelas. Seokjin menggeleng lelah, ia terlihat bahagia di raganya, namun terlihat lelah pada batinnya.

Seokjin memang menyimpan banyak hal pada pikirannya, contohnya saja, sikap adiknya itu padanya beberapa hari belakangan ini. Ia tak biasa menghadapi Yoongi yang seakan-akan menjauh darinya.
Yoongi mungkin boleh tsundere yang dingin, tapi dia tak pernah bersikap seakan tak kenal Seokjin.

Dinginnya Yoongi saat ini adalah dingin yang berbeda. Dan ini sangat mengganggu pikiran Seokjin. Sial!

"Ah, mungkin aku hanya lelah karena pekerjaan saja. Maaf seperti aku mengabaikanmu, mari lanjutkan makan malam lagi, Namjoon-ah" ucap Seokjin.

Namjoon mengenggam erat jemari SeokJin yang lentik. Ia meremasnya pelan. Tatapannya berubah dingin, seperti meminta penjelasan atas apa yang terjadi. Seokjin paham itu, ia hanya berusaha menutupinya.

Sweet and Clumsi'es Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang