XXI. Injured

480 41 0
                                    

Sorry, updatenya lama banget!
.
.
.
.
.
.


.
.
.




.
.
.
.

Yoongi dan Seokjin, dua pria itu kini sedang berada di mobil yang sama. Hening, tak ada yang membuka percakapan, hanya ada suara siaran radio pagi. Jin mengemudi santai, menutupi segala hal yang ia tutupi dari setiap orang.

Pernikahannya dengan Namjoon sudah dipastikan, bulan depan, tepat di bulan September tanggal 12. Dan bertepatan pula dengan ulang tahun Namjoon.

Sedangkan, segala hal yang ia tutupi dari Namjoon, membuatnya makin hari makin merasa bersalah. Sangat salah.

Semua tindakannya, seakan menjerumuskan dirinya ke dalam lubang penyesalan terdalam. Katakanlah ia pengecut yang tak berani untuk membuka diri, bahkan kepada pasangannya sendiri.

Ia memilih untuk menyimpannya sendiri. Tak mau membuat beban bagi orang lain.

Sedangkan, Min Yoongi, pria itu masih saja menutup dirinya sendiri, dan membuat Jin makin terpuruk. Ia tak tahu harus bagaimana.

Ia merasa bersalah karena perasaan adiknya itu, perasaan yang tak seharusnya tumbuh berkembang. Ia tak mau itu terjadi. Tapi satu sisi, kasih sayangnya tetap tak bisa memudar.

Meskipun, sudah banyak yang ia rasakan bersama Yoongi, perasaan kasih sayangnya, tetap tak bisa pudar. Ia bersungguh-sungguh menyayangi Yoongi, tak ada rasa selain itu.

Tapi siapa sangka, kasih sayangnya ternyata membuat rasa lain tumbuh.

Ia melenyapkan pikirannya sendiri, saat mobilnya sudah masuk parkiran mobil rumah sakit. Yoongi turun lebih dulu. Ia memilih untuk tidak berjalan beriringan dengan Jin hyungnya.

Ia mau, perlahan, rasa yang tumbuh itu pupus, dan tergantikan rasa yang biasa ada di hubungan adik dan kakak.

.
.
.
.
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

Namjoon bangun terlalu pagi, atau ia sama sekali tak tidur? Itu beda tipis. Masih terpaku dengan pemikiran yang sama.

Ia masih sedikit meragukan Jin. Masih meragukan perasaannya. Masih meragukan segalanya. Padahal tanggal pernikahan sudah ditentukan. Ia masih saja memiliki rasa khawatir terhadap hubungannya.

Ia harus segera mungkin mengklarifikasikannya dengan Jin, perihal hal yang mereka sembunyikan bersama.

Mereka belum pernah membuka diri, melepas semua topeng yang mereka gunakan. Dan masih tetap memakainya, dan berada di zona ternyamannya masing-masing.

Ia menatap matahari yang baru saja terbit. Sejenak ia melupakan kesahnya, dan tergantikan rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Berharap semua energi positif sang surya tersalur padanya.

Ia memutuskan untuk menemui Jin nanti. Dan membicarakan segala hal.

.
.
.
.
.
.
.
.
.



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


.
.
.
.

Jin memeriksa tiap lembar data pasiennya, dan mengecek tiap rinciannya. Sebelum akhirnya, ia tercengang. Jadwal lemburnya diubah, ia tak akan lembur malam ini, hanya Yoongi yang akan lembur.

Seharusnya ia senang, tapi... Ah sudahlah. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Di lain tempat, Yoongi sedang berkutat dengan berkas pasien yang sudah ia hiraukan sejak kemarin. Padahal kemarin adalah jadwalnya ia melakukan pengecekan pada 2 pasien.

Sweet and Clumsi'es Boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang