Hi there! Please don't be a siders. One of your vote will encourage author to publish the next chapter. thank you & enjoy!..
.
.
.
.
.Menghindari?
“Apa kau sedang patah hati, Yoongi-ssi?” tanya Jimin tanpa sadar. Dan Yoongi sudah menoleh ke arahnya.
“Kau ini hantu ya? Kemanapun aku pergi pasti ada kau. Apasih maumu?” tanya Yoongi.
.…………….......****………...………
Kedua pria itu kini memandang sengit, satunya sedingin es batu, dan satunya lagi selembut mochi. Mungkin jika disatukan akan menjadi paduan yang sempurna. -Es krim mochi.
Park Jimin, pemuda mochi itu tadinya sedang dilanda gundah gulana karena sedang memikirkan Min Yoongi yang sedingin es batu; tiba-tiba malah ketemu di sebuah taman.
Apakah ini takdir?
Pria pucat itu memicingkan matanya pada pemuda di sebelah kursinya saat ini. “Jadi, apa kau ini stalker?” pemilik kulit pucat itu menaikkan alisnya karena yang diajak mengobrol masih senyam-senyum tidak jelas.
‘Apa dia gila?’ pikir Yoongi.
Jimin hanya memandang puas di hati, pria ini masih mau berbicara dengan dirinya, itu bahkan sudah baik untuk dirinya yang sudah bucin setengah ember.
Ia menggaruk tengkuk, “Bu-bukan, tentu saja bukan. Buat apa menjadi stalker-“ gagapnya. Namun di hatinya, ia kembali menyuarakan lanjutan kalimatnya “-lebih baik jadi bucin” sambungnya dalam hati.
Min yoongi hanya mengangguk-angguk sok paham. Ia sedang berusaha untuk menenangkan diri sendiri karena masalahnya dengan hyungnya yang amat ia cintai.
Ia tak mau berlarut dalam kesedihan dan kemarahan yang tak jelas; amarah labil khas remaja.
“Jadi apa kau sungguh patah hati, Min Yoongi-ssi?” tanya Jimin hati-hati berusaha agar mangsa buruannya tidak kabur lagi; susah mencarinya.
Pria bernama Yoongi itu membalikkan badannya memandang lurus ke depan, tanpa ekspresi.
“Untuk apa kau bertanya begitu, huh? Memang kau bisa membantuku? -ahh mungkin dengan meninggalkan aku sendiri disini bisa membantuku“ ucapnya dingin.
Belum Jimin menyuarakan isi hatinya, ia sudah ditolak kembali. Apa dirinya memang tak punya kesempatan untuk mengatakannya?
Sakit hati kembali. Ia belum sembuh dari sakit hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan pada sahabatnya sendiri, kini ia kembali melakukan yang sama.
Jimin tertawa miris, kenapa ia mudah sekali jatuh cinta, huh? Jatuh cinta yang hanya akan menambah daftar panjang sakit hatinya.
“Hei, kenapa diam?” tanya Yoongi yang sedari tadi di-diamkan oleh pemuda mochi itu.
Yang ditanya malah gelagapan, lalu beralih menatap sepatunya daripada sang lawan bicara. “Aku cuma ingin membantu, maaf kalau mengganggumu. Aku pergi” pamitnya kemudian.
Yoongi sendiri tak mencegah pemuda mochi itu dan membiarkan dia melakukan apa yang ia anggap benar.
Tapi hatinya menyuarakan hal lain. Ketika pemuda itu berbicara kepadanya, ada satu rasa hangat menjalar pada dadanya. Rasa nyaman.
Bibirnya kelu, tak bisa menanggapi kebaikan pemuda itu, pikirannya kalut. Seakan ia mengatakan
kebalikan dari apa yang ada dipikirannya.“Tunggu!” panggilnya cepat. Jimin menghentikan langkahnya, lalu berbalik. “Ya, ada apa?” tanya Jimin bingung, tadi bukankah dia disuruh pergi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Clumsi'es Boyfriend [END]
Fanfiction[Belum Di Revisi] (Namjin Series) Sifatnya yang ceroboh, manis, dan kasar di saat yang bersamaan membuatku jatuh cinta!! 24/5/19 until 16/04/20