Bagian 15

613 33 11
                                    

Waktu berjalan begitu cepatnya siang itu, sampai berganti malam. Aneh ... Seharian full Aulia dan Rani menghabiskan waktunya untuk kesenangan mata saja. Seperti hari ini, ia ogah pulang awal setelah kuliah. Namun, ia putuskan untuk mengunjungi tempat hiburan keluarga, yaitu karaoke. Dan, ia pun luapkan segala kegundahan hatinya lewat lagu dangdut, pop. Rani tahu benar, bahwa diri Aulia takkan pernah terpisahkan dengan dunia nyanyi. Walau penampilan Aulia saat ini sudah "tertutup" dan syar'i.

"Aulia, ini sudah jam mau 23.00 WIB. Pulang yok? Besok kan masih kuliah. Yuk, ah!"

"Hah? Yang benar? Gawat nih, ntar kalau setiba di rumah, Aa marah gak ya?"

"Aduhhh... Gue gak ngerti doong. Makanya... Pulang yuuk?"ajak Rani sedikit memaksa.

Saat akan membuka pintu karaoke, keduanya malah mengunci pintunya.

"Hai, kalian semua! Angkat tangan! Cepat, ke pojokan sana! Kami polisi!"

Dorr! ( Suara letusan senjata api, sebagai tanda peringatan)

Aulia menggeleng, Rani paham. Dan membiarkan Aulia menginap di tempat karaoke-an.

Sementara itu...

Nassar merasakan gundah teramat dalam, ia merasakan aneh malam itu.
Ada semacam kerinduan menggunung pada istrinya itu. Istri yang membuat ia putuskan memiliki wanita cantik, Aulia.

"Kemana dia? Dari pagi tadi sampai jam 00.00 WIB kok belum sampai rumah? Apa ia ke karaoke-an? Secara, ia dah lama tak menyanyi. Ya, Allah ... Aku khawatirrr. Bagaimana ini?"

Mereka sama-sama khawatir dengan posisinya sekarang. Yang satu, Aulia takut ketangkap polisi, sedangkan Nassar, khawatir tentang keberadaan Aulia saat ini.

Apakah Nassar menemukan Aulia?

# # #

Brakk!

"Pak Polisi! Di sini ada dua orang perempuan Pak!"

"Bangunkan mereka! Dan bawa sekalian ke kantor polisi!"perintahnya pada karyawan karaoke itu.

Karena kedua wanita itu masih pulas dalam mimpinya, Pak Polisi itu pun terpaksa menggotong tubuh Aulia dan Rani ke dalam mobil Polisi.

Pyarr!

"Mama! Apa Mama baik-baik saja?"tanya sang anak laki-laki itu dengan wajah khawatir.

"Aulia, Ayah. Apa dia baik-baik saja?"

"Ayah yakin, Aulia pasti baik-baik saja. Mama itu masih menyusui. Jangan terlalu cemaskan keadaan Aulia, Ma. Karena, sekarang dia sudah berada di sisinya Nassar. Pasti aman."

"Mama tahu, tetapi kenapa perasaan Mama kalau Aulia saat ini butuh Mama, Yah. Hiks...coba Ayah telpon Aulia sekarang."

Ayah hanya mengangguk, dan memulai memencet tombol hape dengan cepat.

Tuut ... Tuuut! 3×

'Ada apa ini? Aulia, kamu dimana Nak?'bathin Ayahnya Aulia.

Di kantor Polisi :

"Nama?"

"Aulia."

"Umur?"

"23 tahun, Pak."

"Sudah menikah atau belum?"

"Sudah"

"Suami?"

"Nassar Sungkar."

Polisi mengangguk-angguk, tanpa meneruskan kembali tanya jawab, ia akhirnya memutuskan menghubungi seseorang.

"Assalamu'alaikuum...Pak. Maaf, malam-malam saya ganggu. Hanya beritahukan saja, bahwa istri Bapak berada di kantor Polisi. Segera kesini ya, Pak. Kasihan, kayaknya kecapekan. Begitu, saja ya Pak. Ini alamatnya..."

Aulia merasa dag dig dug jantungnya. Ia telah membuka tabir rahasia RT. Tak ada pilihan lain untuk menghindar. Lambat laun, orang-orang pasti heboh dengan kenyataan yang ada saat nanti. Bahwa Nalia telah menikah.

# # #

Wartawan entertainment sudah berkumpul di depan kantor Polisi Jakarta.

Mereka bersiap merekam yang telah terjadi, akan penangkapan Aulia. Seorang biduan dari jebolan Dangdut Akademi 4 sampai DAA3. Hingga santer terdengar bahwasanya biduan itu telah menikah.

"Pak, Pak...Mbak Aulia-nya jangan ditutupi dooong...biar kelihatan wajahnya...Aa Nassar! Cerita doong, bagaimana hubungan kalian berdua? Apakah benar, kalian sudah menikah? Kapan?"

Nassar hanya tersenyum simpul, sambil menggandeng mesra tangan kiri Aulia. Aulia menunduk, kemudian menoleh ke arah wajah sang suami yang bertubuh tegap itu.
Ia tahu, hati Aa Nassar semakin cemas.

"Sebentar ya... Duduk dulu yuuk?"

Nalia, Rani, serta beberapa Polisi pun mendengarkan penjelasan Nassar.

#SelamatMenjalankanPuasa

Bersambung

Keluarga Nalia (Nassar & Aulia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang