"Hoek ...Hoek... Hoek..."
Nassar yang sedang merapikan kemejanya langsung menuju ke istrinya di depan wastafel dengan posisi punggung agak membungkuk.
"Kenapa sayang? Mual?"
"Hoek! Hiks ... Aa ... Pahiit."ucapnya sambil mengerucutkan bibir mungilnya itu menghadap ke suaminya.
Nassar hanya tersenyum manis, kemudian memeluk kepala sang istri dalam dadanya yang berotot itu.
Wanita asal pontianak itu kemudian melepaskan dekapan tangan suaminya menjauh.
"Ada apa?"
"Maaf, Aa sepertinya Alea sama kamu aja ya?"
Nassar kembali meraih tangan kurus milik istrinya belakangan ini. Mungkin kecapekan atau karena apa. Yang jelas, istrinya itu memiliki dua mata panda jelas terlihat oleh Nassar.
"Aulia capek begadang terus nungguin Alea semalaman. Mangkanya Aulia punya dua mata panda, Aa. Maaf, karena gak dandan. Jadinya..."
"Apaan sih sayang. Aa tuh suka ma cewek yang cantiknya natural. Yang penting ceweknya itu mau Aa nikahi sampai maut memisahkan."
Aulia terdiam terpaku ketika suami memeluk erat lehernya dari belakang punggungnya. Aulia bisa merasakan kehangatan hati yang tulus dari kekasih halalnya.
# # #
"Apa Aulia hamil?"tanya Umi pada Nassar. Nassar hanya menggeleng. Rasanya ia pengen cerita perihal kehamilan istrinya yang ditunda itu. Nassar masih berpikiran kalau cintanya Aulia belum sepenuh untuknya.
'Apakah kamu belum sepenuhnya mencintai aku, Aulia?'tanya dalam hati.
"Yang sabar ya, kamu. Sepertinya, Aulia masih ingin bebas melakukan aktifitasnya selaku mahasiswi dan seorang istri. Belum jadi Ibu."
"Maaf, Umi kalau Nassar ... "
"Itu bukan salahmu, Nassar. Sudahlah, anggap saja ini adalah cobaan pernikahan kalian."
Disapunya noktah bening yang tak sengaja ia dengar barusan.
Kemudian dengan cepat menuruni anak tangga itu, dan mencoba tersenyum supaya tak ada orang curiga."Selamat Pagi, Umi, Aa... Maaf, Aulia kesiangan. Maklum semalam Alea rewel terus."
Umi kemudian mengangguk dan dengan perlahan menjawab argument Aulia barusan.
"Iyyalah ... Itu karena Alea butuh seorang Ibu. Bukan seorang Istri."
Deg!
'Ya, Allah sakiiitnya tuh kata-kata Umi. Sabarkanlah hatiku.'
"Aa, Aulia berangkat dulu ya?"
Nassar menganguk perlahan.
"Hati-hati ya, Sayaang. Maaf, hari ini Aa libur dulu. Alea gak ada yang njagain kalau kamu ke kampus."
"Ya, sudah kalau gitu. Nanti kalau ada apa-apa segera hubungi Aulia saja."
"Insha Allah."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Nalia (Nassar & Aulia)
Hayran KurguMengkisahkan biduk rumah tangga Nalia yang baru saja dimulai lembaran barunya. Dengan mempertahankan prinsip, keduanya berusaha menutupi syahnya pernikahan mereka. Diselingi tingkah usil dari keempat sahabatnya membuat suasana semakin heboh dan meng...