Jika Allah SWT menitipkan buah hati padaku sekarang, apa aku kuat menghadapi pendapat orang di luar sana? Aku masih kuliah, bagaimana dengan kuliahku jika ku segera menjadi seorang Ibu?-Aulia
Dengan adanya pernikahan sebenarnya bisa mengubur segala dosa di masa lalu. Seharusnya, kau bahagia Aulia, jika benih di rahimku berkembang di sana. Aku akan selalu mendampingimu, istriku.-Nassar
Aulia merasa lega juga waspada jika tespack yang ia beli nanti tidak sesuai dengan prediksinya. Ia masih ingat perkataan Rani padanya tempo hari.
"Aulia, Aulia masa begitu saja kamu gak ngerti? Kalau satu garis di tespack berarti kamu negatif ( gak hamil ), tapi kalau garis dua ya berarti kamu bunting! Hahaha... Cieee... Yang mau jadi Ibu. Wkwkwk!"
"Ish... Rani! Jangan keras-keras kalau ngomong!"
"Hahaha, iyaiya... Takut banget siih?"
Aulia mengusap wajah drngan kedua tangannya berulang-ulang. Sepertinya dia belum siap hamil sekarang.
Aulia segera masuk ke mobilnya setelah menjalani aktifitasnya di Jakarta. Iya, karena ini permintaan Aulia sendiri yang ingin ke Indonesia melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda akibat pernikahan. Hanya saja, ia pindah apartemen yang dekat kampusnya. Sedangkan apartemen yang dulu ( kenangan bersama Cahu) itu dijual cepat.
Baginya apartemen itu membuat Abang Nassar cemburu juga galak kalau permintaannya tak dikabulkan Aulia.
"Sayang, kalau aku gak jadi jual apartemenku yang dulu gimana?"
Brakk !
Aulia mengelus dada sekejap saat ia melihat Abangnya keluar dan membanting pintu apartemen Nassar kuat-kuat.
"Ya, Allah kasar banget kamu, sayang. Apakah itu tandanya ia cemburu?"
"Iya, karena Aa pencemburu! Apalagi karena kamu adalah wanita yang Aa cintai!"
Aulia mendekati Nassar serta memeluk tubuhnya yang semakin sexy itu.
"Jangan marah nanti ...?"
"Apa?"
"Cepat tua!"
Nassar balas pelukan Aulia tiba-tiba tubuh mungil Aulia diangkat Nassar ke pundaknya!
Aduuuh, Aa ngapain tuh ma Aul?
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Nalia (Nassar & Aulia)
FanfictionMengkisahkan biduk rumah tangga Nalia yang baru saja dimulai lembaran barunya. Dengan mempertahankan prinsip, keduanya berusaha menutupi syahnya pernikahan mereka. Diselingi tingkah usil dari keempat sahabatnya membuat suasana semakin heboh dan meng...
