Bagian 21

618 38 10
                                    

Nassar bergegas pergi ke suatu tempat tanpa beritahu isteri terlebih dahulu. Terdesak. Itu yang ia pikirkan saat menerima kabar bahwa project penyutradaraan film yang biasa ditangani pindah ke Negara Arab. Ketika ia memberi kabar sang Mama pun sama kaget seperti dia.

"Apa Aulia tahu kamu akan pergi ke Arab?"

" Umi, Nassar berangkat ya? Doakan Nassar selamat sampai di sana. Assalamu'alakum?"

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya sayang."

Nassar pun menutup obrolan dari gawainya dan setengah berlari menuju pesawat yang akan ditumpanginya.

Di dalam kampus Aulia

Rani dan Aulia sedang berada di kafe kampus dengan santai duduk sambil mengutak-atik gawainya, tampak sesekali ia tersenyum sendiri.

"Ih, ketawa sendiri. Kayak orang stres aja. Hahaha, Aul sampai kapan kalian main kucing-kucingan kayak gini terus sih? Apa sampai brojol bayi dari perut lo? Lagian fans couple-an lo juga sudah ngerti kalau namanya suami itu pasti pengen punya baby" terang Rani panjang lebar.

"Iya, harusnya aku..." tiba-tiba Aul salting gak karuan. Bikin Rani ngakak lihat kelakuan sahabatnya itu.

"Deeeh, yang udah dikasih madu sama Aanya. Wkwkwk..."

"Apaan sih Rani? Harusnya dia tanyain aku kok ini...?" gumam Aulia.

"Gelisah banget, Bu. Sudah, sono telpon yayang bebebmu dulu sana! Bikin iri saja lo!"

Aulia tekan nomor hape suaminya itu dengan sedikit ragu, namun yang ia dengar dari balik sana hanya ada suara dari mbak operator cerewet.

"Huh, gak diangkat! Sibuk kali ya?" tanya Aulia pelan.

"Coba tanya Umi."

Aulia langsung menggelengkan kepalanya, ia masih ngeri jika berhadapan langsung dengan mertua.

Rani pun ngakak terpingkal-pingkal dengan jawaban Aul yang seperti ketakutan itu.

"Masih gak akur sama Uminya Aa Nassar? Sampai kapan, Aul? Ingat, dia yang melahirkan Aa..." kata Rani coba mengingatkan sahabatnya itu.

"Entahlah Rani. Aulia cuma gak ingin segala pertanyaan malah jadi kesalahan buat Aulia sendiri."

Rani menggaruk kepalanya sambil memyeruput kopi es di atas meja kafe sesuai pesanannya pagi itu.

"Rumit banget rumah tangga lo, Aul. Apa itu cuma pikiran lo aja, karena takut?"

Aulia tak menjawab, hanya menyantap menu makanan yang sudah dipesannya itu dengan lahap.

Di rumah Nassar, Umi dan Alea sedang menunggu pembantu baru yang dipesan oleh Aulia. Tetapi belum ada kabarnya. Alea masih terlelap dalam gendongan Umi.

Bersambung

Keluarga Nalia (Nassar & Aulia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang