Kebetulan pagi itu suasana di kampus tak seramai hari biasanya. Entahlah...
Langkahnya pun diperlambat sambil berkeliling mengamati ruang demi ruang kelas mahasiswi lainnya. Sambil memikirkan ucapan Umi pagi itu.'Ini yang Aulia gak suka kalau kumpul di rumahnya Aa. Pasti akan ada pertanyaan demikian. Padahal, gak semua kebahagiaan pernikahan itu adanya keturunan kan? Tetapi pikiran Umi berbeda. Seolah-olah gak suka kalau menantunya kuliah. Lagian si Aa bukannya belain Aulia malah hanya diam. Ya, siih ... Umi itu kan Ibunya Aa Nassar. Menghormati. Tapi kan...?'
Aulia menoleh ke sumber suara yang memanggil namanya.
"Rani? Kok terlambat sih? Darimana aja? Sepi tahu?"
"Hahahaha... Dasar Aulia, aneeh!"
"Kok Aulia seh yang aneh?"
"Heh! Yang elu pikirin apaan sih sampai lupa kalau kuliahnya itu hari tenaang!"
"Apa? Maksud kamu hari ini libur?"
Rani mengangguk tersenyum simpul.
"Emang ini hari apa? Senin kan?"
" Iya, ini hari senin ibu Nassar yang terhormat. Hahahaha... Dikasih makan apaan sih, ini istrinya Aa Nassar? Kok malah pikun gini?"
Aulia tak terima dengan tudingan dari sahabatnya itu.
Akhirnya Rani mengajak Aulia ke Gramedia.
Sekitar 1 jam perjalanan, mereka berdua mulai memasuki gedung gramedia di tengah kota Jakarta."Kok bisa sih Aul?"
"Ya, bisalah. Namanya juga Emak-emak yang pengen banget punya cucu dari pernikahan anaknya, yaitu Aa Nassar, huff!"
"Terus sikap Aa gimana saat itu?"
"Diam."
"What? Cuma DIAM? Aaah ... Dulu cinta kalian diam-diam dari netizen, sekarang setelah nikah, sikap Aa malah diam saja saat istrinya dijelekin gitu. Sebenarnya Aa Nassar cinta gak sih ma elu, Aul?"
"Cinta doong. Kalau gak cinta, ngapain dia bela-belain pergi nyusul Aul ke Pontianak?"
"Langsung lamar ya?"
Aulia menjawab dengan senyum mengejek.
"Jujur gak ya?"
"Hiiiih... Aul! Jujur dooong? Please!"
"Gak! Biar itu jadi moment indah gue sama Aa. Wlee!"
Rani mengejar Aulia yang berlari duluan meninggalkan Rani.
# # #
Di ruang dinding putih beraroma pengap, juga udara dingin itu telah menjadi saksi bisu akan kesalahannya yang dibuat.
Karena mempeetahankan rasa cintanya ke Aulia, Tuhan telah merampas istrinya, Andini bersama sang buah hati. Ia tak tahu menahu jika buah hatinya sudah berada di tengah keluarga yang tepat.
"Auliaaaa! Kenapa gue cintai Elo! Padahal, istri gue sedang hamiiiil! Oh, Tuhaaan! Hiks..."
Untungnya ia seorang diri didalam tahanan itu. Sendiri.
# # #
Pria bertubuh tegap nan gagah itu menatap perih wajah tanpa dosa milik Alea, yang dengan sengaja dari keluarga istri dancer itu malah menyerahkan buah cucunya untuk Uminya Nassar.
Nassar juga masih ingat kata-kata Uminya pada Aulia saat itu.
"Alhamdulillah, Umi dikasih cucu gratis dari Andini. Ya, walau bukan dari perut menantu Umi, siih. Gak apa-apa, yang penting untuk sekarang... Umi seneeeeng bangeeet!"ucapnya sambil melirik ke arah Aulia. Sayangnya Aulia sedang bersenda gurau dengan teman-temannya di kampung.
"Aleaa sayaaang. Maafkan Ayah yang mungkin udah misahin kamu dari Ayah kandungmu. Maaf, Ayah gak bermaksud."
Dibelainya pipi gembul nan lembut itu berkali-kali. Juga sesekali ia seka air mata yang keluar dari kedua matanya.
Bayi itu dengan antengnya dalam mimpi pagi.
"Maafkan Umi, Nassar jika dari kata-kata Umi yang gak kamu sukai. Karena Umi kini sudah tua."
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Nalia (Nassar & Aulia)
FanfictionMengkisahkan biduk rumah tangga Nalia yang baru saja dimulai lembaran barunya. Dengan mempertahankan prinsip, keduanya berusaha menutupi syahnya pernikahan mereka. Diselingi tingkah usil dari keempat sahabatnya membuat suasana semakin heboh dan meng...