Part 18

59 5 0
                                    

Yoesan dan Albert menyusuri ruangan besar di bawah tanah, mereka menemukan pintu di ujung menghubungkan dengan taman belakang dan terdapat pintu keluar yang terbuka. Mereka yakin bahwa Meldi melarikan diri dari mansion itu,
" Ck... Sialan dia kabur rupanya, kenapa aku pemilik mansion ini malah tidak pernah tahu akan hal ini, " Yoesan menggeram frustasi,
" Sudahlah jika benar dia kabur, anak buah ku akan menemukannya, lebih baik sekarang kita masuk dan tunggu kabar anak buahku, " Albert mengajak Yoesan memasuki mansionnya kembali.

Saat mereka tiba di ruang utama bawah tanah itu Albert menghentikan langkahnya tepat di depan Foto besar seorang perempuan,
" Kenapa anda berhenti? " Tanya Yoesan penasaran,
" Aku hanya ingat dengan kekasihku dulu," Jawab Albert tanpa melepas pandangannya dari foto itu,
" Apakah kekasih anda mirip wanita di foto ini? " Tanya Yoesan penasaran, karena sejujurnya ia juga tak kenal wanita di foto itu, mengingat dirinya tak pernah ke ruangan ini,
" Apa kau tak tahu siapa wanita ini? " Albert sedikit terkejut bahwa Yoesan tak mengenal wanita itu, dan Yoesan pun hanya mengangguk,
" Oh..... Astaga, kenapa keluargamu tak pernah memberi tahumu apapun, " Mendengar itu Yoesan hanya diam, memang selama ini dirinya merasa hidup sendiri, dan hanya Zahana yang bersamanya. Sejak kecil orang tuanya jarang memberi perhatian kepadanya, sejak remaja pun ia sudah terbiasa hidup bebas dan tak terlalu mengurusi masalah - masalah yang ia enggan urusi.
" Dia adalah kakakmu Yoesan, Cellia, " Mendengar itu Yoesan langsung tersentak kaget,
" Apa, bukannya kakakku hanya Reihan? "
Albert menggeleng, lalu menarik Yoesan untuk duduk di sofa.
" Tolong jelaskan padaku apa yang kau tahu tentang dia, " Yoesan memandang Albert berusaha mencari kebenaran. Albert pun menghela nafas dan mulai menjelaskan,
" Kau sebenarnya memiliki kakak perempuan bernama Cellia, dia gadis yang cantik dan sangat baik serta lembut, suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang pemuda dan mereka menjalin sebuah hubungan yang tak diketahui siapapun, kemudian tanpa diduga Cellia hamil di luar nikah dan orang tuanya menyembunyikan dia dari semua orang untuk menutupi aib termasuk menjauhkan dari kekasihnya, dan Cellia dikabarkan meninggal saat melahirkan begitu juga anaknya, " Mendengar itu Yoesan seakan tak percaya,
" Bagaimana kau tahu begitu detail, apa kau ada hubungan dengannya? "
Mendengar itu Albert tertunduk murung,
" Jadi, kau kekasih Cellia? " Dan Albert hanya mengangguk.
Setelah itu, tak ada lagi obrolan, mereka sibuk dengan pikiran masing hingga Albert menerima kabar tentang Meldi dari anak buahnya,
" Aku sudah tahu dimana Meldi sekarang," Albert beranjak dari tempat duduknya yang diikuti Yoesan, namun Albert mencegah Yoesan ikut,
" Kau tak perlu ikut, kau tunggu saja disini, sesuai rencana awal biar aku yang mengamankan Meldi, dan sepertinya dia ada masalah denganmu, aku takut jika kau ikut Meldi akan tak mau bersamaku, satu lagi, Dias Reihan dan komplotannya masih terus berkeliaran, bisa saja mereka juga mengancam nyawamu, " Mendengar itu Yoesan mengangguk dan mengikuti apa yang dikatakan Albert.
" Cih.... Aku tak sangka kakakku sendiri menghianatiku bersekongkol dengan musuhku sendiri, kenapa semua orang seakan menyembunyikan segalanya dariku, dan meninggalkanku apakah begitu sampahnya diriku, " Yoesan bergumam dengan frustasi mengacak rambutnya.

Malam kini telah menyergap, bintang - bintang di langit tak tampak hari ini karena tertutup mendung. Di sebuah jalanan yang sepi seorang wanita berjalan dengan terseok - seok. Di bawah lampu jalan yang temaran, ia berhenti dan duduk di trotoar. Tangannya menangkup wajahnya yang mulai basah oleh air mata. Meldi kembali menangis sesenggukan, akhirnya ia bisa keluar dari apartemen Dias. Ia sangat terpukul mengetahui fakta bahwa dirinya menjadi incaran karena masalah bisnis, mereka ingin merebut perusahaan Sanjaya dan perusahaan Zellino. Meskipun perusahaan itu milik Yoesan, tapi Meldi lah yang dijadikan sebagai umpannya. Sungguh para pebisnis itu sangat kejam dan licik. Ditambah lagi ia mengetahui fakta bahwa Yoesan hanya menikahinya karena perjanjian, sungguh mereka sangat jahat hingga mempermainkan perasaannya.

Sebuah mobil Berwarna hitam berhenti tepat di depan Meldi. Keluarlah seorang lelaki setengah baya yang masih mengenakan pakaiannya yang formal mengahampiri Meldi,
" Meldi, akhirnya aku bisa nemukanmu, " Albert mendekati Meldi menampakkan wajah yang sangat cemas,
" Apa yang terjadi padamu, kenapa keadaanmu sangat buruk? " Tambah Albert melihat Meldi yang kotor dengan pakaian di beberapa bagian yang robek,
" Aku diculik dan berhasil kabur, " Jawab Meldi singkat,
" Oh.... Tuhan, syukurlah aku bisa bertemu denganmu disini, ayo aku antar kau pulang! " Albert menyodorkan tangannya membantu Meldi berdiri, namun ditepis oleh Meldi,
" Aku tidak mau pulang denganmu orang jahat! " Mendengar itu Albert menyeringai,
" Jadi kau sudah tahu rupanya, tapi sayang sekali kau harus tetap ikut denganku sayang, " Setelah ucapannya itu, beberapa anak buah Albert menyeret Meldi untuk masuk ke dalam mobil, Meldi meronta - ronta melawan, namun usahanya sia - sia dan ia hanya bisa pasrah sekarang.

Reihan menerobos masuk ke dalam mansion keluarga Zellino. Langkahnya lebar - lebar menuju ruang kerja Yoesan dan mulai mengacak - acak mencari sesuatu yang ia cari. Ia meruntuki kebodohannya, karena ia terlalu fokus dengan rencananya hingga tertukar meninggalkan dokumen asli di rumah ini, padahal harusnya ia meninggalkan dokumennya yang palsu. Tiba - tiba sebuah suara mengejutkannya,
" Apa kau mencari ini? " Tanya Yoesan dengan dingin keluar dari balik pintu dengan memegang sebuah dokumen berwarna hitam. Melihat itu Reihan terbelalak tidak percaya,
" Cepat berikan padaku! " Reihan berusaha merebut dari Yoesan,
" Ada apa kakak, apa kau lupa ya untuk membawa kabur dokumen ini, apa masih belum cukup setengah perusahaan itu, dan kau ingin mengambil semua dariku, "
" Apa yang kau katakan Yoesan, cepat berikan dulu padaku! " Reihan berusaha mengambil dokumen itu tapi tetap gagal,
" Lebih baik aku serahkan dokumen ini pada Albert daripada kepadamu, karena Meldi sekarang lebih butuh, " Yoesan menggerang,
" Apa kau sudah gila, jangan kau lakukan hal bodoh itu, atau semua akan sia - sia,"
" Apa sia - sia, apa kau merasa gagal karena Albert lebih dulu melakukan aksinya dan kau sekarang ingin segera meguasai perusahaan dan membiarkan istriku habis di tangan Albert, aku lebih baik kehilangan perusahaanku daripada kehilangan istriku! " Yoesan membentak Reihan,
" Tega - teganya kalian semua menjadikan istriku dan aku sebagai permainan kalian, aku tidak percaya lagi denganmu sekarang, semua orang di dunia ini adalah penghianat! " Reihan merasa serba salah sekarang, karena sudah tidak ada waktu lagi untuk menjelaskan semuanya pada Yoesan,
" Dengarkan aku baik - baik, aku sama sekali tak ada niatan buruk, justru sebaliknya, aku ingin melindungi Meldi, " Reihan berusaha memberi penjelasan pada Yoesan,
" Ah.... Omong kosong, lebih baik aku segera pergi dari sini dan menyelamatkan istriku, dari pada melayani perkataanmu yang omong kosong, "

Yoesan pergi meninggalkan Reihan dengan tergesah - gesah, kini dipikirannya hanya keselamatan Meldi. Ia merasa sangat bodoh karena percaya begitu saja dengan Albert yang licik itu. Memang sebaiknya ia tak percaya pada siapapun. Saat melangkah keluar dari mansionnya tiba - tiba ada seseorang yang memukulnya dari balik pintu,
Bug
Yoesan kehilangan keseimbangannya dan tersungkur di lantai karena seseorang memukul rahangnya, dokumennya pun terlepas dari tangannya. Orang itu langsung mengambil dokumen itu dan menyeringai
" Dasar bodoh, membuang - buang waktu saja, " Yoesan terkejut melihat orang itu adalah Dias dan kini ia merasa benar - benar terpojok.


huhuhu..... Ceritanya semakin rumit, tapi aku harap kalian gak bingung ya, nanti pasti akan terkuak kok satu per satu rahasianya, jadi terus pantengin ceritanya oke 👌 happy readers guys😘

Tanpa Matahari ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang