AUTHOR POV
"Tak apa. Aku mengijinkannya, sekarang pergilah istirahat." Ucap Chanyeol
"Arraseo, Khamsahabnida." Nara langsung pergi kekamar Chanyeol.
⭐⭐⭐
Sesampainya di kamar Chanyeol, Nara terkagum-kagum dengan kemewahan kamar apartemen Chanyeol. "Daebak. Dia benar-benar kaya. Luas kamarnya saja seperti luas seluruh rumahku." Gumam Nara kagum dengan melihat-lihat benda di selekilingnya yang dipenuhi benda atau barang mewah, dan yang biasanya hanya dijual beberapa unit di dunia.
Sachiseloun
Nara melanjutkan melihat-lihat foto yang tertata rapi di atas laci kamar tersebut. Semua hanya ada foto Chanyeol dan seorang gadis yang terlihat lebih tua dari Chanyeol, yaitu Yoora."Dia sangat cantik." Gumam Nara pada foto Yoora.
Saat Nara melihat foto-foto tersebut, tidak sengaja Nara melihat sebuah figura foto kecil yang terletak paling belakang. "Apa ini foto masa kecilnya? Pft, Tubuhnya seperti ikan buntal. lihatlah telinganya, lebar sekali." Ucap Nara saat melihat satu figura kecil yang terletak di atas laci.
"Omo." Nara segera meletakkan kembali figuranya karena takut ketahuan oleh sang pemilik barang tersebut.
"Ah sebaiknya aku langsung istirahat saja." Nara segera berjalan menuju kasur berukuran king size milik Chanyeol.
"Jja. Nara-ssi, kapan lagi kau akan tidur di tempat mewah ini, eoh?"
"Keundae, apa aku boleh tidur disini? Ah tidak tidak, aku tidur di sofa saja." Nara menggelengkan kepalanya dan mengurungkan niatnya untuk berbaring di kasur pribadi milik Chanyeol. Nara lebih memilih tidur di sofa, karena ia merasa tidak sopan menggunakan kasur pribadi milik orang lain.
"Lagipula, kau pikir kau siapa? Seenaknya tidur di kasur mahal itu. Ada-ada saja aku ini." Monolognya sendiri. Nara segera merebahkan tubuhnya di atas sofa yang sangat lembut itu, nyaman, batin Nara. Karena memang sofa itu cukup lebar dan sangat lembut. Hanya saja bantalannya yang mengakibatkan lehernya pegal.
Tak lama kemudian, Nara terlelap dalam tidurnya. Ia terus bergerak-gerak untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
Ceklek
Chanyeol masuk kedalam kamar, dan ia melihat Nara yang tertidur di sofa. "Kenapa ia tidur disini? Apa lehernya tidak sakit?" Pikir Chanyeol.
Chanyeol berinisiatif untuk memindahkan Nara ke kasurnya. Chanyeol menggendong Nara dengan gaya bridal style. Chanyeol meletakkan tubuh Nara dengan hati-hati agar sang empu tidak terusik dari tidurnya.
Mungkin ia benar-benar lelah– Mwo? Apa peduliku? Dasar, gadis miskin! Pemarah! Menyebalkan! Rutuk Chanyeol dalam hati dengan mengarahkan telunjuknya pada Nara, seakan-akan dirinya benar-benar mengomel pada Nara.
Tapi Chanyeol tidak semudah itu mengeluarkan suaranya, ingatlah jika ia sangat angkuh. Bahkan baru pertama kalinya ia berbicara panjang-lebar, dan beruntungnya Nara dapat berbicara sesantai itu dengan seorang Park Chanyeol.
"Hanya kau orang pertama yang berani meninggikan suara padaku. Kau pikir siapa yang kau ajak bicara, eoh? Dasar pemarah. Masih baik aku mengijinkanmu beristirahat di kamar pribadiku." Kali ini Chanyeol benar-benar menggerutu dalam suara rendah barintonnya. Tapi entahlah, kurasa ia benar-benar gila karena terlalu kesal pada Nara sehingga Chanyeol berbicara tanpa ada orang kedua yang menjadi lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1; THE MEETING
Teen FictionApa semua orang kaya di dunia ini sama saja? Berperan antagonis di setiap cerita, bertindak semena-mena misalnya. Semuanya bisa didapatkan dengan uang. Hanya karena takut kehilangan image yang baik sebagai orang terpandang, seseorang bisa menjadi eg...