AUTHOR POV
Keesokan harinya, Chanyeol terlihat sangat senang dengan sebuah surat yang berada digenggamannya. Chanyeol terus-menerus tersenyum memikirkan Nara. Surat Nara telah sampai. Chanyeol telah menerimanya.
Pyeonji
"Ige mwoya?" Gumamnya.
Tapi senyumannya luntur seketika, ketika ia mengingat tulisan Nara yang berpesan agar dia menjadi pribadi yang jauh lebih baik, tanpanya.
CHANYEOL POV
Apa maksudnya? Ia berkata seperti itu seakan-akan ingin meninggalkanku saja. Dasar menyebalkan. Dia membuatku terus memikirkannya. Yasudahlah, aku tidak perlu ambil pusing untuk memikirkan hal itu.
Yang terpenting Nara akan kemari, dan itu sudah cukup untuk membuatku senang.
Ah, Apa yang sedang ia lakukan sekarang? Apa ia akan memikirkan diriku? Aish. Apa yang kau pikirkan Chanyeol? Untuk apa ia memikirkanmu? Pabbo.
Apa dia masih belum menyadari jika aku benar-benar menyukainya? Apa dia tak menyadari akan hal itu?
Aku menatap langit dan membayangkan wajah Nara yang sedang tersenyun padaku. "Kyeopta." Gumamku sambil tersenyum.
"Nugu?" Tiba-tiba ada suara seseorang dari arah belakangku. Aku cukup hafal dengan suara ini. Aku tersenyum lalu berbalik badan untuk melihatnya.
"Eomma." Aku tersenyum pada eomma.
"Nuguya?" Tanya eomma sambil mendudukkan dirinya disampingku. Aku masih tidak paham dengan pertanyaan eomma.
"Ne?" Tanyaku.
"Siapa yang kau sebut 'Kyeopta'?" Aku melihat eomma tersenyum menggoda padaku.
"Tentu saja Nara." Ucapku dengan tersenyum lebar. Dan aku sangat jarang dan hampir menunjukkan ekspresiku yang satu ini di depan umum.
"Aigoo. Wae? Ceritakan pada eomma, eoh?" Ucapnya.
"Apa kau akan marah jika Nara berkunjung kemari?" Tanyaku.
"Nara akan kemari?" Tanyanya kembali padaku.
"N-ne, hehe." Ucapku sambil menggaruk tengkuk belakangku. Aku sangat merasa tidak enak pada eomma. Entahlah, aku takut ia melarangnya.
"Eomma, aku akan menyatakan perasaanku padanya, dan menjadikannya yeojachinguku." Ucapku dengan percaya diri.
"Jeongmal?" Tanya eomma tidak percaya. Apa eomma meragukanku? Baiklah, dia tidak tahu betapa hebatnya seorang Park Chanyeol.
"Ne." Jawabku mantap.
"Apa kau senang?" Tanyanya lagi.
"Geurae." Jawabku.
"Beri tahu aku jika Nara datang besok, eoh? Aku penasaran bagaimana wajahnya." Ucap eomma sembari mengadahkan kepalanya. Sepertinya ia sedang mencoba membayangkan Nara.
"Tentu saja dia sangat cantik." Ucapku.
"Jinjja? Lalu apa menurutmu aku ini cantik?" Tanyanya.
Aku menoleh pada eomma dan tersenyum. "Seorang ibu akan selalu terlihat cantik luar dalam dimata anaknya." Setelah aku mengucapkan kalimat itu, eomma menatapku dengan mata berkaca-kaca.
"Kemarilah." Eomma merentangkan kedua tangannya dan aku segera memeluknya. Ingat, aku akan selalu menyukai pelukan seorang ibu.
⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
1; THE MEETING
Teen FictionApa semua orang kaya di dunia ini sama saja? Berperan antagonis di setiap cerita, bertindak semena-mena misalnya. Semuanya bisa didapatkan dengan uang. Hanya karena takut kehilangan image yang baik sebagai orang terpandang, seseorang bisa menjadi eg...