TM 06

28 4 0
                                    

AUTHOR POV

Hari telah larut, keadaan pasar telah mulai hening dan sepi. Saat ini Nara sedang menutup tokonya ditemani dengan Jirae yang terus mengajaknya mengobrol sejak tadi. Ini adalah kebiasaan Jirae untuk menemani Nara menutup toko bukunya dan sedikit mengobrol sebelum mereka pulang.

Malhaneun

"Nara-ah, sebenarnya apa hubunganmu dengan Park Chanyeol itu, eoh?" Tanya Jirae.

"Kami berteman baik." Jawab Nara seadanya. Memang benar bukan, jika mereka hanya teman.

"Jinjja? Bagaimana bisa?" Tanya Jirae tidak percaya.

Jirae tidak percaya jika Nara dan Chanyeol hanya terikat hubungan pertemanan. Bahkan Jirae sering melihat perlakuan hangat Chanyeol kepada Nara. Jirae yang tidak tahu seperti apa dan sedekat apa dengan Chanyeol saja berharap jika Nara adalah yeojachingu Chanyeol.

Apa Nara tidak memiliki perasaan apapun dengan Chanyeol? Tapi kurasa itu tidak mungkin karena mereka sangat dekat. Pikir Jirae.

Nara menggidikkan bahunya sembari mengunci gembok pada pintu toko. "Molla. Sebenarnya itu tidak hanya sebuah ketidak kesengajaan." Ucapnya.

"Apa maksudmu?"

"Ah sudahlah. Aku ingin cepat-cepat pulang. Lain kali saja, ne?" Nara segera bergegas, membawa tasnya dan segera beranjak pergi, meninggalkan Jirae yang meneriaki namanya.

"Yak! Yak! Nara-ah! Aish, jinjja." Jirae menghela nafas kesal saat melihat Nara terus berjalan meninggalkannya tanpa menghiraukan panggilan darinya.

Nara segera bergegas kembali pulang kerumahnya. Nara pulang dengan tergesa-gesa karna ini sudah larut malam. Nara lupa membawa sepedanya untuk pergi ke toko pamannya, dan berakhir dengan ia pulang berjalan kaki. Bahkan Nara sesekali menengok kebelakang karena ia begitu takut berjalan sendirian, lagipula ini juga sudah cukup larut.

Sesampainya dirumah, Nara menghela nafas lega dan segera membuka pintu rumahnya tanpa mengetuk pintu, "Eomma, aku pulang." Ujarnya.

Eomma Nara atau Yeri yang menyadari kehadiran Nara, ia berjalan menghampiri Nara "Nara-ah, Ada yang ingin eomma bicarakan denganmu." Setelah berbicara seperti itu, Yeri meninggalkan Nara dan pergi ke arah dapur.

"Ne, eomma. Chakkaman." Balasnya.

Setelah Nara menyelesaikan acara mengganti pakaiannya, ia menyusul eommanya yang sudah menunggu di meja makan.

"Andja." Ucap Yeri.

Nara semakin merasa tidak tenang melihat raut eommanya yang serius, "Eomma dengar dari pamanmu, jika kau akhir-akhir ini sangat dekat dengan anak pewaris Park Corp, geuchi?" Tanyanya.

Dengan perasaan gugup dan juga ragu, Nara tetap menjawabnya, "N-ne, eomma, itu benar. Mengapa tiba-tiba eomma menanyakan hal itu?" Sebenarnya, di bawah meja makan terlihat jari-jari Nara bergerak resah memainkan ujung bajunya.

"Gwenchana." Sahut Yeri dengan raut wajah yang semakin susah Nara untuk mengartikannya.

"Apa kau menyukainya?" Tanya eomma Nara tiba-tiba yang sukses membuat Nara membeku ditempatnya.

"Eoh? Aniya, hehe. Maldo andweyo." Ucap Nara yang berusaha terlihat biasa saja dengan memasukkan satu suapan makanan kedalam mulutnya.

Yeri memicingkan matanya pada Nara, "Eomma ingin kau menjahuinya. Dan jangan pernah menemuinya lagi." Ucapnya.

Ucapan Yeri membuat Nara menghentikan acara makannya itu, dan menatap eommanya. "Apa yang eomma bicarakan?" Tanyanya.

1; THE MEETINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang