TM 13

18 4 0
                                    

AUTHOR POV

Keesokan harinya, Chanyeol tidak masuk sekolah karena ia jatuh sakit. Ia juga tidak menitip absen atau ijin sakit pada temannya. Bahkan Ibu Bae dan Eunhwa pun tidak tahu jika Chanyeol jatuh sakit. Hanya Suho yang tahu, tetapi Chanyeol menolak ketika Suho akan menjaganya. Chanyeol tengah mengalami demam tinggi karena telah membiarkan tubuhnya menggigil kedinginan semalam.

Pabbo

Chanyeol mengedip-ngedipkan mata sayunya, ia menatap langit-langit kamarnya. Ia merasa seluruh badannya tidak berguna, ia sangat lemas.

Layaknya orang bodoh, Chanyeol mulai merasa bosan karena ia hanya berbaring dan berdiam diri saja tanpa melakukan aktivitas apapun. Karena ia mulai merasa jengah dan bosan, maka dari itu saat ini ia tengah memaksakan dirinya untuk bangkit dari ranjangnya. Chanyeol menyentuh kepalanya yang berdenyut dan berputar keras, itu berhasil membuatnya meringis kesakitan.

"Menyusahkan." Geramnya.

Chanyeol mulai bangkit dan berdiri dengan tangannya yang bertumpu pada dinding kamarnya. Sedikit demi sedikit Chanyeol mulai menuntun jalannya sendiri, sesekali ia meringis karena sakit dikepalanya.

"Shit." Umpatnya.

Chanyeol mulai mengenakan celana panjang, mantel, syal, masker, dan jangan lupakan topi hitamnya. Itu adalah pakaian andalannya ketika melancarkan misi penyamarannya, jika ia ingin keluar dari asrama.

Setelah memakai perlengkapan penyamarannya, Chanyeol berjalan keluar dari kamar asramanya dan menuju kearah gerbang sekolah. Tentu saja menemui Paman Choi dan meminta ijin padanya.

Sesampainya digerbang, Chanyeol menemui Paman Choi. "Paman, ini aku Chanyeol. Bisa kau buka gerbangnya untukku? Aku sudah meminta ijin pada Ibu Bae." Ucap Chanyeol bohong dan dengan suaranya yang bernada rendah karena tubuhnya yang sedikit lemas. Chanyeol sesekali juga memejamkan mata sayunya yang menahan sakit di kepalanya dan ia juga merasakan berat di kepalanya.

"Mengapa kau tidak masuk sekolah?" Selidik Paman Choi.

"Aku ada urusan diluar sana. Cepat kau buka gerbangnya." Ucap Chanyeol dengan mengernyitkan dahinya setelah berucap karena denyutan yang amat sakit dikepalanya.

Dan Paman Choi hanya percaya begitu saja dengan ucapan Chanyeol, ia segera membuka gerbangnya. Paman Choi tidak mengetahui jika Chanyeol sedang sakit, karena wajah pucat Chanyeol tertutup dengan balutan masker yang ia kenakan. Jika Paman Choi tahu bahwa Chanyeol sedang sakit, Paman Choi tidak akan membiarkan Chanyeol pergi dan akan mengomeli Chanyeol habis-habisan.

"Gomawo, Paman." Ucap Chanyeol daan setelah itu Chanyeol segera pergi menjauh dari asrama. Dengan langkah yang sedikit terhuyung-huyung, namun ia tetap memaksakannya untuk berjan, ia menahan sakit diseluruh badannya. Terlebih lagi butir-butiran salju mulai turun. Meskipun Chanyeol memakai mantel tebalnya, ia masih merasa sangat kedingingan.

Setelah beberapa lama perjalanan menaiki bus, Chanyeol menemukan telepon umum di tepi jalan, dan segera menelfon seseorang. "Bisa kau pinjamkan motormu padaku? Aku sangat membutuhkannya sekarang." Ucap Chanyeol kepada orang diseberang telepon.

"Tidak perlu banyak tanya, kau mau meminjamkannya atau tidak?" Chanyeol sedikit meninggikan suaranya dengan nada yang datar.

"Kirimkan motormu di alamat xxx. Aku menunggunya." Dan Chanyeol segera memutuskan sambungan telepon tersebut dengan sepihak.

Setelah Chanyeol menunggu beberapa lama, datanglah seseorang dengan sebuah motor yang menghampiri Chanyeol dan segera memberikannya pada Chanyeol. "Sampaikan terimakasihku pada Kai." Ucap Chanyeol pada orang bawahan dari Kai.

1; THE MEETINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang