TM 05

20 4 0
                                    

AUTHOR POV

Hari ini tepat hari minggu, tidak ada satu pun yang Chanyeol lakukan. Dan yang Chanyeol lakukan saat ini Chanyeol lakukan adalah hanya berbaring dan bermalas-malasan di dalam kamarnya.

Ju

Sebenarnya beberapa menit lalu handphone milik Chanyeol berdering menandakan ada panggilan masuk. Namun, saat Chanyeol melihat nama yang tertera pada panggilannya, Chanyeol segera menon-aktifkan handphonenya. Tertulis, 'Sekretaris Song' di layar handphone Chanyeol saat panggilan masuk, namun Chanyeol hanya memandangnya tanpa minat. Membiarkannya begitu saja, hingga handphonenya berdering beberapa kali.

Chanyeol tahu apa alasan sekretaris appanya itu menelponnya. Pasti karna perintah Tuan Park yang meminta Chanyeol untuk mendatangi kantornya, dan meminta Chanyeol untuk membaca berkas-berkas sialan yang menjadi pelajaran Chanyeol, untuk mengetahui lebih dalan tentang perusahaan Park Corp lebih dalam sebagai pewaris utama Park Corp. Chanyeol sangat membenci kegiatan itu.

Karena ia mulai jengah hanya berdiam diri di dalam kamarnya sendiri seperti orang bodoh, Chanyeol mulai berjalan keluar dari kamarnya, dan ia menuju kamar noonanya.

Tok-tok

"Noona, apa kau di dalam?" Tanya Chanyeol dari luar kamar Yoora dengan menempelkan telinganya pada pintu kamar.

"Ya, Masuklah!" Balas teriakan Yoora dari dalam kamar.

Ceklek

"Noona." Rengek Chanyeol dengan langkah gontainya menuju kakaknya itu.

"Hm. Wae, Chan?" Jawab Yoora yang masih berkutat dengan laptopnya.

Chanyeol merebahkan dirinya di samping Yoora yang sedang mengetik sesuatu di laptop miliknya, yang sepertinya itu adalah tugas makalah kuliahnya. "Aku tidak ingin pergi keasrama sialan itu. Kumohon bantu aku, ne?" Hilanglah image seorang Park Chanyeol yang dingin di depan noonanya.

Ia sungguh manja pada Yoora noonanya itu. Tetapi ia akan menunjukkan sikap langkanya ini hanya pada Yoora saja, karna sifatnya yang manja pada Yoora sejak kecil telah melekat pada dirinya.

Yoora mengalihkan perhatiannya pada adiknya itu sejenak. Membalikkan badan mengahadap kearah Chanyeol, dan mengelus kening adiknya itu. "Noona sudah berusaha membujuk appa, geogjeonghajima, arrachi?"

Chanyeol bangkit dari tidurnya dengan semangat, dan Chanyeol menatap Yoora dengan mata yang berbinar. "Jinjjayo?! Maksudmu, aku tidak akan tinggal di asrama?!" Tanya Chanyeol antusias. Ia akan merasa sangat senang jika appanya membatalkan pendaftarannya pada asrama sialan itu.

Bodoh, rutuk Yoora dalam hatinya. Ia salah merangkai kata-kata sehingga membuat adiknya itu salah paham mengenainya.

Yoora menghela nafas pelan sebelum menjawab pertanyaan antusias adiknya itu, "Noona sedang berusaha membujuk appa, Chanyeol. Bukan berarti kau tidak jadi tinggal di asrama. Bersabarlah, eum?" Yoora mengelus punggung tangan Chanyeol. Ia juga tidak akan rela melihat Chanyeol harus tinggal diasrama.

Ia sangat khawatir, karena Chanyeol adalah anak yang sebenarnya sangat manja dan dimanjakan olehnya. Bahkan Chanyeol tidak akan memperhatikan pola makannya dengan baik, jika bukan ia yang mengaturnya. Dan ia juga khawatir akan sifat Chanyeol yang sangat keras kepala, menurutnya. Demi apapun, Yoora sangat menyayangi Chanyeol melebihi apapun. Begitu juga sebaliknya.

"Seharusnya kau mengatakan 'sedang' sejak tadi." Seketika raut wajah Chanyeol berubah menjadi murung yang sebelumnya sangat terlihat cerah, dengan membaringkan tubuhnya kembali, menjadikan paha Yoora sebagai bantalan.

1; THE MEETINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang