Dua Puluh Dua- Unknown part

5.4K 448 80
                                    

Slow reading!

Unknown part

Aku, adalah manusia yang tak percaya akan adanya takdir. Aku adalah takdir, jadi tidak ada yang bisa menghentikan langkahku. Aku dididik begitu keras, begitu menyakitkan. Aku kebal rasa sakit, mereka bilang aku adalah manusia tanpa perasaan. Iya memang, mungkin itu aku. Manusia tanpa perasaan, Tuhan dari diriku sendiri.

Aku mengakuinya, sampai saat ini. Namun, detik ini aku meragu.

Wajahnya terbayang-bayang dalam semu. Wajah kesakitan yang begitu indah. Aku mendamba, ingin menyakiti manusia sempurna itu sekali lagi.

Dia menjebak orang tanpa perasaan sepertiku, membuat hatiku ngilu tanpa ragu. Dia yang indah saat merasa sesak di dada, yang cantik saat menangis. Sungguh, aku merindukannya.

Tepat saat itu, penyesalan datang menyerukku. Padahal aku tidak hidup dengan penyesalan. Hidupku adalah satu tanpa penyelesaian. Sudah kubilang, aku adalah manusia tanpa perasaan.

Namun dia lain, dia membuatku menyesal untuk pertama kalinya. Padahal melukai orang lain adalah sesuatu yang tak asing ku lakukan. Aku dilahirkan sebagai penghancur. Tapi bunga sepertinya tidak boleh dihancurkan, bunga indah yang lemah sepertinya harus dijaga.

Aku ingin memilikinya. Hanya aku yang boleh menyakiti manusia cantik sepertinya.

Aku akan mencari bunga itu, dan hanya aku yang boleh memilikinya.

Flashback.

Aku kacau, setelah tugasku selesai setelah menghabisi semua keluarga Park aku kehilangan diriku. Darah masih menetes di telapak tangan. Aku mendengus, darah yang bau, darah yang kotor, aku membencinya.

Ku ambil sapu tanganku yang bersih, mengelap tangan ku yang berbau amis akan darah manusia-manusia kotor yang barusan menjadi sepotong daging ditanganku.

Aku membenci diriku sendiri.

Aku mengemudikan mobilku dengan cepat, tak pernah tau arah tujuan dimana tempat aku singgah.

Sebotol wishky menjadi teman ku disepanjang perjalanan, membuat ku pening.

Aku berhenti disebuah bar, gay bar.  Aku masuk kedalamnya,  suara musik berdentum begitu keras.  Manusia saling menatap menggoda, berbagi nafsu.  Tapi mataku cukup lama terpaku, melihat seorang namja berdiri ditengah keramaian itu dengan kaku,  tersenyum pilu.

Aku mendekati orang orang yang ku rasa pemilik bar ini, lalu saat dia mengetahui kehadiranku dia membungkuk.

"Tuan.. "

Aku memasang wajah bertanya.

"Saya tau anda, tuan Wu Yifan.  Apa yang  membuat anda datang ke mari. "

Aku menunjuk namja yang sedaritadi diam itu,  lalu orang yang  menyebutku tuan ini mengangguk.

Dia memberiku sebuah kunci, aku mengambilnya.

"Dia milikmu. "Katanya,  lalu aku mengangguk.

Aku melihat namja itu pergi, lalu aku mengikutinya.

Dia duduk disebuah ranjang dengan menunduk, lalu aku masuk,  pastinya sudah mengunci kamar ini. Aku bergerak dengan cepat, ku ambil selembar kain dari saku lalu ku gunakan untuk menutup matanya. Ku buka dasiku lalu ku ikat tangannya.

Aku menindihnya, melucutinya, mempermainkannya, membuatnya merasa nikmat, merasa sakit.

...

Aku ingin membunuhnya.

I LOVE U BITCH!KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang