Happy reading ☁
Pelan.... Ini Panjang....Bukan lagi hujan dari langit untuk mengawali kali ini, tapi hujan dari dalam tubuh yang mengalir melalui pelupuk mata dan menjadi bulir-bulir air mata yang menyedihkan.
Puluhan tangkai bunga Lili putih, Crysanthemum, mawar merah tua dan banyak lagi yang melambangkan kematian dan kesedihan yang mendalam telah tersusun rapi diatas dua buah gundukan tanah yang berdampingan ini.
Disekelilingnya terdapat banyak orang yang hanya berpakaian serba hitam itu terhanyut dalam kesedihan yang teramat dalam. Suasana yang begitu berkabung dan penuh kedukaan.
Air mata semua orang telah menjadi tanda jika mereka sangat kehilangan.
Jisoo berlutut di samping makam Ayahnya sembari memeluk putra kecilnya dengan erat sedangkan anaknya yang masih belum tau apa-apa ikut menangis melihat eommanya menangis. Seokjin ikut berlutut dan memeluk dari belakang istrinya mencoba untuk kuat dan tabah akan ini dan menjalaninya dengan baik.
"Hiks... Hiks... Hiks"
"Cup..Cup..Cup tenanglah sayang appa mohoon..." lirihan Taehyung yang begitu rapuh sambil menenangkan sang putri kecilnya yang berada di gendongannya. Tangisan Yein bertambah pilu ia kehilangan kakeknya sedangkan Appanya juga kehilangan sang Ayah, ia tak mau seperti ini.
"Hiks...Hiks..Appa!!!! Hiks..hiks kakek. Hiks Appa... Hiks Kakeeeekk!!!" Yein menjerit dengan tangan yang meronta mengarah ke makam sang kakek mencoba berontak dalam gendongan Taehyung. Membuat anak Seokjin yang mulai tenang kembali menangis lagi dan juga anak Seokjin yang berada di gendongan Yoongi pun ikut menangis keras.
"Yein-ah..... Hiks.. Tenang sayang" Taehyung pun juga tak sanggup menahan ini semua, ia juga menangis dan memeluk Yein rapat meski ia terlihat begitu kuwalahan.
Yoongi yang menggendong seorang anak kecil laki-laki menatap nanar dan sedih dengan kejadian ini. Memang seharusnya sejak awal tadi anak-anak tak perlu ikut.
Para kerabat dari Pakpyo ataupun Romy mulai berpamitan untuk pulang dan memberi waktu pada kedua keluarga ini agar merasa tenang.
Kini tinggallah Seokjin, Jisoo, Taehyung, Yoongi,Rose dan kedua putra kembar Jisoo juga putri Taehyung yaitu Yein, Tangisan mereka mulai meredup dan tergantikan oleh keheningan.
Tubuh kecil Yein bergerak gusar ingin turun dari gendongan Taehyung.
"Yein-ah..!"
"Turun..appa..turun!" Taehyung dengan cepat menurunkan sang putri, langkah kaki kecil Yein menuju makam kakeknya Romy sambil membawa setangkai bunga Lili yang diambilnya dari keranjang bunga tadi.
Sesekali mengusap kedua matanya yang berair dengan telapak tangan nya.
"Kakek!. Yein sayang sama kakek Hiks.. Mungkin Kakek kangen dengan Nenek yah? Hiks.. Hiks kakek ninggalin Yein Hiks.."
"Yein-ah...."
"Kakek Hiks... Kalau kakek disana ketemu Eomma, kakek bilang yah Hiks.. Sama Eomma, Yein sayang sama Eomma!. Hiks..Hiks Yein disini baik-baik aja Hiks..Hiks" gadis kecil ini mulai menaruh setangkai Lili putih itu diatas makam kakek nya dan juga makam teman kakeknya.
Dengan tubuh tertatih Taehyung berjalan menghampiri putri kecilnya lalu berlutut dihadapan Yein.
"Appa sayang Yein!!" gadis ini tersenyum disela derai air matanya,
"Appa..Appa!" Wajah Yein berubah panik akibat melihat ada darah yang mengalir dari kedua hidung sang Ayah.
"Taehyung!......." kaget Seokjin dan Yoongi bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KILLER || [SugaRose]
FanfictionDendam,amarah,dan kekecewaan itulah perasaan yang kini menyelimuti seorang gadis cantik yang dulunya hyperaktif dan mudah bergaul sekarang menjadi seorang gadis yang dingin dan pendiam akibat dari kejadian masalalu yang mengenaskan _(._.)_ ~psychopa...