19.PakPyo family

435 41 5
                                    

Happy Reading ▫▫▫:)

Sebuah mobil bewarna hitam melaju dengan kencangnya menembus tetesan air hujan yang semakin deras mengguyur kota ini. Tak perduli Klakson mobil sekitarnya yang berbunyi keras akibat berkendaranya yang ugal-ugalan.

Didalam mobil seorang wanita lengkap dengan jas putih dokternya sesekali mengusap kedua matanya yang menghitam dan berair dengan tangan kirinya, sedangkan satu tangan kanannya masih sibuk menyetir. Pikirannya kacau dan panik.

"Appa...hiks..Appa......"

Wanita itu bergumam tak jelas diantara isak tangis, Suara mobil-mobil yang berlalu lalang dan derai hujan diluar sana yang saling menyatu.

Tak terasa jika mobil ini sudah memasuki area perumahan dengan cepat mobil hitam ini memasuki sebuah halaman rumah yang cukup dibilang besar dan mewah bercat nuansa putih dan coklat. Setelah mematikan mesin mobil, wanita ini turun dan berlari memasuki rumah.

"Nyon..." Wanita itu terus berlari melewati pelayan yang menyambutnya begitu saja.

"Appa! Hiks... Dimana Appa?Appa!" wanita ini berteriak dan berlari kesana kemari, membentak para pelayan yang menunduk takut.

"Sayang!!..........." Seorang pria turun dari tangga dengan raut wajah cemas dan khawatir.

Pria itu. Pria yang sama dengan seorang dokter yang telah memeriksa keadaan Rose tempo lalu. Kim Seokjin namanya.

"Hiks...Yeobo....." wanita ini berlari menghampiri Seokjin dan memeluknya. Yang dibalas pelukan erat dan hangat dari Seokjin.

"Jangan menangis kita akan mencari Appa yah, kumohon jangan menangis Jisoo sayang!."

Wanita ini yang dipanggil Jisoo. Ia adalah istri dari Kim seokjin yang sama-sama dokter ternama di Seoul.
Dan juga putri semata wayang dari Kim PakPyo.

Mendengar jika sang ayah hilang bersama teman karibnya membuat perasaan Jisoo hancur seketika.

"Dimana anak-anak??" Jisoo melepas pelukan dari sang suami. Dan mengedarkan pandangannya kesekeliling.

"Mereka baru saja tertidur dikamar kita," Seokjin terus membelai pipi Jisoo yang terus menangis.

"Kamu tadi ngebut yah?!"
Tak ada jawaban dari Jisoo melainkan kepalanya yang semakin tertunduk dan menahan isakan tangis.

Seokjin yang sudah tau apa jawaban nya menghembuskan nafas berat dan menarik tubuh sang istri dan memeluknya.

"Panik dan khawatir boleh, tapi jangan bahayain diri sendiri" Seokjin menepuk-nepuk punggung Jisoo agar berhenti menangis dan merasa tenang.

"Permisi Tuan, Nyonya"
Seorang pelayan wanita yang sama dengan yang menyambut Jisoo di depan tadi, membuat Seokjin melepas pelukannya pada sang istri.

"Ada apa bi-?"

"Itu Tuan, ada polisi diluar" Jisoo dan Seokjin saling pandang, tak lama kemudian Seokjin mengangguk.

Dan berjalan keluar dimana ada polisi yang mencarinya. Diikuti Jisoo yang berjalan dibelakang meski masih sesegukan menangis.

KILLER || [SugaRose]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang