13

823 109 9
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 03:03 KST

Hyunjin terbangun, dia berdiri dan pergi mencari perban baru. Perban yang tadi harus diganti. Hyunjin berjalan mengelilingi ruang tengah dan berhenti di depan sebuah lemari kayu, disana dia mencari kotak obat.

Hyunjin berusaha tidak mengeluarkan suara, dia bahkan berhati-hati dalam melangkah. Takut Jeongin bangun. Hyunjin menggeledah seisi lemari, dari rak-rak sampai laci kecil.

"Dimana sih perhannya?." Hyunjin berbisik seraya tangannya yang terus mencari. Seketika tangannya berhenti saat Hyunjin tidak senggaja menemukan sesuatu di dalam laci.

Hyunjin meraih selembar foto yang dia temukan di dalam laci, "Foto?, punya siapa?." Hyunjin melihat selembar foto usang itu, foto tanpa figura. Di balik foto ada sebuah tulisan.

'Yang Family, Busan September 20XX'

Di lihat dari tahunnya berarti sudah hampir 7 tahun. Hyunjin membalik foto itu dan terlihat wajah yang dia sendiri pun terkejut. Itu foto Jeongin dan kedua orang tua angkatnya.

"Ba-bagaimana bisa Jeongin anak dari mereka?." Mata Hyunjin terbelalak sesaat, Hyunjin benar-benar tidak percaya dengan apa yang di lihat dengan kedua mata kepalanya sendiri. Orang tua kandung Hyunjin sudah meninggal karena hal yang tidak masik akal.

Air mata Hyunjin perlahan jatuh saat mengingat perbandingan orang tua kandungnya dengan orang tua angkatnya. Mereka benar-benar berbeda, "Gue harus cari sumber masalah dari semua ini".

~Di Fronte~

Busan, 08:18 KST

Hyunjin dan Jeongin sudah bangun mereka sudah ada didapur Hyunjin sedang sarapan sedangkan Jeongin sedang melamun seraya menoleh kearah luar.

Hyunjin menoleh kearah Jeongin dia merasa ada yang aneh dengan perilaku Jeongin, "Lu ada masalah?." Jeongin yang terasa terpanggil segera menoleh, tapi dia tidak menjawab apa pun. Jeongin terus menghela napasnya beras dan membuat Hyunjin tidak nyaman.

"Akh, jangan sok-sok an nggak apa-apa. Kenapa lu ada masalah apa?." Hyunjin berdiri seraya menggebrak meja, Hyunjin terus menatap Jeongin dengan kesal. Hyunjin tidak pernah menjadi sesensitif ini, Jeongin melihat Hyunjin dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Kak, kak Hyunjin beneran kabur dari rumah?." Hyunjin tau pasti Jeongin akan menanyakan hal itu, "Iya, gue kabur dari rumah." Jeongin terlihat kesal tapi juga binggung.

"Kenapa kak Hyunjin kabur?, karena kekangan orang tua?. Atau kenapa?." Hyunjin yang kali ini menghela napas, "karena banyak hal. Lu nggak akan tau, gue nanti bakal cerita kalo perasaan gue udah mending".

Jeongin hanya merunduk suasana seketika canggung, sampai bel rumah menggagetkan mereka.

Ting.... Tong....

"Tunggu sebentar, Jeong gue yakin itu sepupu gue. Lu jangan ganggu dia ya, ngertikan?." Jeongin membalas anggukkan dan juga senyum, Hyunjin berjalan perlahan ke pintu depan. Hyunjin menyalahkan LCD didekat pintu untuk memastikan lagi, kalau yang datang memang sepupunya.

"Pagi bang".

"Basa-basinya nanti aja, buka pintunya dulu dingin nih".

Krek..... Brak

Hyunjin membuka pintu dan mengajak sepupunya yang tidak lain adalah merupakan Young K aka bang Brian, "Masuk bang." Hyunjin kaget, bagaimana tidak sepupunya banyak membawa tas. "Bang, lu mau nemenin gue apa ikutan kabur sih?".

"Ah, bacot lu bocah. Kamar gue ada dimana?." Hyunjin cuma nunjuk kamar kosong dilantai bawah, mereka berdua pun jalan ke arah kamar. "Lu tidur disini ya bang. Gue di lantai atas".

"Iya, udah lu keluar dulu gue mau buka koper abis itu mandi. Btw, itu kaki lu beneran di perban ternyata. Gue kira boong doang."

"Emang nggak dikasih tau sama temen lu?, kan gue diperban sama bang Wonpil." Young K cuma menggelengkan kepalanya dan segera membuka kopernya, "udah sono, gue mau bongkar koper dulu".

"Iya Raden, saya permisi dulu." Hyunjin keluar kamarnya Young K dan jalan ke ruang tengah, Jeongin ada diruang tengah sedang duduk manis di atas sofa panjang, "sepupu kak Hyunjin perilakunya mirip sama kayak kak Hyunjin".

"Sama dari mana, dia tuh lebih parah dari gue." Hyunjin jalan ke arah sofa panjang dan menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Hadoh, susah banget jalan kalo kayak gini."

"Sabar ya kak, ini cobaan namanya." Jeongin tertawa disamping Hyunjin, sedangkan Hyunjin mulai kesal lagi. "Ini semua gegara lu, coba lu nggak nangis dikamar itu. Mungkin kaki gue nggak kayak gini sekarang".

"Ya udah iya aku salah. Maafkan Pangeran Jeongin, Paduka Hwang Hyunjin." Akhirnya mereka berdua tertawa walaupun bisik-bisik takut Young K tau.

~Di Fronte~

Busan, 16:35 KST

Young K, Hyunjin sama Jeongin ada di dapur mau masak buat makan malam nanti. Hyunjin bagian motong sayuran, Young K bagian masak dan bumbu sedangkan Jeongin bagian nonton.

"Jin, lu udah di ganti perbannya?." Sebenernya Young K itu peduli banget sama sepupunya tapi sikap pedulinya ketutup sama keusilannya. "Belom ganti lagi bang, tadi ganti jam 3 pagi".

Young K langsung jalan ke arah Hyunjin, "Jin, mending lu ganti perban terus mandi." Senyum Young K mengembang tapi Hyunjin maupun Jeongin fokus ke pisau di tangan kanannya Young K.

"I-iya bang, tapi itu piso turunin dulu kek. Serem banget bang." Hyunjin langsung kabur ke kamarnya dilantai atas. Sedangkan Jeongin masih nonton dari pojok.

Young K balik ke meja dapur dan melanjutkan kegiatan memasaknya. "Hah~, si Hyunjin masih ingusan juga belagu banget segala kabur." Young K meracik masakkannya, dan dalam waktu singkat semua masakkan sudah matang. Jeongin yang melihat kemampuan masak Young K hanya bisa bertepuk tangan.

"Kerenkan gue?. Gak usah kaget, mana bisa setan kaget?".

TBC

Maap banget senin gak update. Nanti double update deh.

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang