25

616 71 2
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 16:39 KST

Jeongin keluar dari kamar mandi, sudah hampir 3 tahun dia tidak merasakan air hangat yang membasahi tubuhnya. "Fyuh~, segarnya".

"Gimana?, enak udah selesai mandi." Jeongin membalasnya dengan anggukkan Jaehyun yang sedang ada di dapur melihat senyuman Jeongin ikut tersenyum lega. "Kamu lapar nggak?".

"Nggak kok kak sant-"

Kruk....

Jeongin yang malu hanya tersipu seraya menundukkan kepalanya, sedangkan Jaehyun tertawa kecil memperhatikan Jeongin. "Udah kamu duduk disini nanti kakak masakin makanan." Jeongin perlahan jalan kearah meja makan dan merutuki kebodohannya.

"Oh, kalian berdua ada disini?." Taeyong dan Young K menghampiri Jaehyun dan juga Jeongin di dapur, Jeongin memperhatikan Taeyong dan dibalas dengan senyum darinya.

"Kamu kenapa?, takut ya sama saya?." Jeongin tidak menjawab dia hanya menundukkan kepalanya, Teayong menghampiri Jeongin lebih dekat dan menepuk pelan puncak kepalanya. "Maaf ya Jeongin, oh iya kamu nggak perlu sungkan kalo mau tanya-tanya seputar Tuan muda." Taeyong tersenyum ke Jeongin dan segera pergi dari dapur.

Jeongin yang melihat itu merasa tidak enak dan segera menyusul Taeyong meninggalkan Jaehyun dan Young K di dapur. Jeongin menghampiri Taeyong yang sedang duduk di sofa ruang tengah dengan perlahan, "Kak."

Taeyong menoleh dan segera tersenyum ke arah Jeongin, "Ada apa?." Taeyong sangat berbeda dimata Jeongin, saat Taeyong memegang pistol dan saat Taeyong menggenggam sebuah buku. Jeongin masih belum berani menedekat dan tetap menjaga jarak.

"Itu... soal tadi di dapur maafin Jeongin ya kak." Taeyong kembali mengeluarkan senyumnya, "Udah nggak usah dibahas lagi." Jeongin menganggukkan kepalanya dan ikut tersenyum. "Oh iya kak, Jeongin mau tanya boleh nggak?".

"Boleh, pasti mau tanya soal Tuan muda kan?." Jeongin menganggukkan kepalanya tegas, "Ya sudah sini, nanti saya ceritakan." Jeongin segera duduk didekat Taeyong, "Wah, kamu memang anak manis ya. Seperti kata Tuan muda".

"Kak, bicaranya nggak usah formal gitu. Jeongin nggak suka." Taeyong hanya tertawa mendengar permintaan Jeongin, "Iya deh, saya. Ah?!, maksudnya kakak nggak akan ngomong formal lagi." Mereka berdua menjadi dekat dalam waktu singkat. "Kak, kok kakak nolong kak Hyunjin?. Padahal waktu itu kakak yang bawa kak Hyunjin pergi".

Taeyong sempat terkejut sesaat kemudia dia kembali mengeluarkan senyumnya, "Kakak waktu itu cuma formalitas, soalnya orang tua angkat Hyunjin bakal menghukum kakak kalo nggak bawa Hyunjin pulang." Jeongin menatap Taeyong binggung, dan akhirnya Taeyong kembali menjelaskan ke Jeongin lebih detail.

"Binggung ya?. Sebenarnya kakak sama teman-teman kakak yang lain yang sekarang jadi pengawal Hyunjin dulu kita cuma anak yatim piatu dan bahkan ada juga yang anak jalanan, lalu kita semua di adopsi oleh orang tua kandung Hyunjin untuk melindungi Hyunjin".

"Tapi semuanya berubah saat kedua orang tua Hyunjin meninggal, dan saat Hyunjin punya orang tua angkat. Orang tua angkat Hyunjin mau kita membunuh Hyunjin, sebagian dari kami memberontak dan di hukum mati. Sedangkan yang tersisa berpura-pura mengikuti perintah, sama kayak kakak sekarang".

Jeongin menatap prihatin ke Taeyong dan dibalas dengan tepukkan kecil di puncak kepala Jeongin, "Kamu nggak perlu khawatir, kakak dan yang lain pasti akan menolong Hyunjin. Jadi kamu tenang aja, oke?." Jeongin menganggukkan kepalanya dan tersenyum cerah ke Taeyong.

"Manisnya...."

~Di fronte~

Seoul, 17:45 KST

Sudah satu hari Hyunjin tidak disiksa oleh ayahnya, bukan suatu hal yang mengejutkan memang tapi rasanya sedikit aneh. Hyunjin terjantung ditengah ruang sepanjang hari tanpa makanan maupun minuman. Bahkan sejak dia datang pun Hyunjin belum sempat mendapatkan makan atau minum.

Krek.....

"Hey, Hyunjin saya membawakanmu makanan jadi makanlah dulu." Hyunjin tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, seorang pemuda itu kemudian menurunkan rantai Hyunjin. "Lu siapa?. Gue nggak bisa liat jelas." Pemuda itu berdecik dan menghampiri Hyunjin.

"Ini saya, Younghoon. Tidak mungkin kamu lupa kan?." Hyunjin menganggukkan kepalanya lemah, "Makanlah dulu, saya akan di sini menemani." Mereka berdua cukup canggung jadi saat Hyunjin sedang makan tidak ada candaan, candaan apanya mengobrol saja tidak apalagi candaan.

"Hey, Hyunjin." Younghoon membuka percakapan dan segera direspon oleh Hyunjin. "Apa?." Younghoon terlihat canggung untuk mengobrol dengan Hyunjin walaupun mereka seumuran Hyunjin tidak terlalu akrab dengannya. "Mau ngomong apa sih?".

Hyunjin yang mulai kesal membuat Younghoon juga ikut kesal, "Sabar dong, gue kan masih ragu mau ngomong." Younghoon yang kesal akhirnya berbicara informal dengan Hyunjin, "Hyunjin, gue mau kasih lu informasi. Kata temen-temen gue yang lain, Tuan jae lagi buat rencana".

"Rencana apa?." Younghoon membalas Hyunjin dengan gerakkan kedua bahunya yang menandakan tidak tahu dan kembali membuat emosi Hyunjin naik. "Akh, kagak guna lu." Hyunjin melanjutkan makannya dengan beberapa kali mengeluarkan kata umpatan.

"Tapi, Hyunjin. Banyak yang dapet informasi kalo kak Taeyong lagi berusaha buat pemberontakkan buat nolong lu." Hyunjin mengangkat sebelah alis matanya dan menatap Younghoon tidak peduli. "Masa bodo, terserah lu Hoon. Percuma gue percaya dari lu".

"Gue serius!. Malah katanya dia bakal buat Tuan Jae dan istrinya masuk penjara." Hyunjin mengecuhkan Younghoon dan terus memakan makanan yang dibawa Younghoon tadi. "Terus perkembangannya udah sampe mana, rencana Kak Taeyong?." Young hoon kembali mengangkat kedua bahunya dan membuat emosi Hyunjin memuncak.

"YOUNGHOON!!!!!!!!!."

Walaupun mereka akhirnya bertengkar tapi setidaknya Hyunjin dapat sedikit informasi tentang jae, dan juga Younghoon bisa sedikit lebih akrab dengan Hyunjin walaupun dengan cara yang aneh.

TBC

Maaf ya telat update bahkan sampe lupa nggak update.
Lagi nggak stabil moodnya jadi wajarin ya gengs.....
#authorjugamakhlukpenuhdosa

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang