21

639 84 11
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 08:56 KST

Jeongin terduduk diam di kamarnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat kemarin. "Kak Hyunjin kenapa?".

Air matanya kembali jatuh, dia menangis dengan keras seraya mengingat ekspresi terakhir Hyunjin sebelum pergi yang seakan-akan pergi dan tidak akan mungkin kembali lagi.

Ditengah tangisan Jeongin selintas ingatan kembali lagi ke kepala Jeongin, seperti memaksa ingatan lama agar kembali bangkit. Rasa tidak kalah sakit seperti pertama ingatan itu muncul, tapi kali ini sangat sakit.

"Akh..... sakit.... tolong hentikan semua ini, aku nggak ingat ini apa. Jadi tolong hentikan!." Teriakkan Jeongin sangat keras sampai membuat Young K di dapur segera bergegas ke kamarnya.

Young K segera beranjak dari tempat dia duduk dan segera berlari Jaehyun yang tidak tahu apa-apa pun ikut lari mengejar Young K, "Jeong ada apa? Hosh.... hosh...." Jeongin tidak mendengar Young K, kepalanya benar-benar sakit sampai dia mulai kehilangan kesadarnya sendiri.

Young K yang melihat itu tidak bisa membantu banyak. Young K hanya memperhatikan Jeongin dari pintu kamarnya, "Bang ada apa?." Jaehyun yang melihat perubahan ekspresi Young K membuatnya binggung.

"Bukan apa-apa kok, nanti aja kita kesini lagi." Young K pergi dan di ikuti oleh Jaehyun dibelakangnya, "sebenernya ada apa sih tadi?, kok Jeongin tiba-tiba kayak kesakitan banget." Gumam Young K.

Young K dan Jaehyun pergi keruang tengah untuk memikirkan cara menyelamatkan Hyunjin dan menjebloskan kedua orang tua angkatmya ke penjara.

"Jaehyun menurut lu apa bakal efektif kalo kita berdua langsung serang rumah Hyunjin?." Jaehyun diam dan berfikir sejenak, Young K yang melihat Jaehyun sedang berfikir pun menunggu jawabannya dengan sabar.

"Menurut gue sih cara itu nggak efektif sama sekali. Karena ayah angkatnya Hyunjin itu punya banyak pengawal, dan nggak menutup kemungkinan juga kalo pengawal yang kayak Taeyong cuma satu orang." Young K kembali berdecik kesal, dia sudah binggung bagaimana cara menyelamatkan Hyunjin.

Mereka berdua mulai putus asa, bagaimana cara menyelamatkan Hyunjin tanpa perlu menaruhkan nyawa mereka. Tapi keputus asaan itu seketika lenyap saat bel pintu depan berbunyi.

Ting.... Tong....

Young K dan Jaehyun segera pergi kedepan untuk melihat siapa tamunya hari ini, "Tunggu sebentar." Jaehyun membukakan pintu tanpa tahu siapa orang didepan pintu.

Krek.....

"Ada perlu ap- kamu ngapain kesini lagi?".

~Di Fronte~

Seoul, 10:12 KST

Hyunjin belum beranjak dari tempatnya sejak semalam, darah dari luka dipunggungnya sudah mengering tapi lukanya sama sekali belum diobati oleh Hyunjin.

Hyunjin hanya diam melamun, dia tidak peduli dengan lukanya yang dia pikirkan apa Jeongin baik-baik saja. "Gue udah bohong ke dia kalo gue nggak akan kemana-mana, tapi kenyataannya gue ada disini. Apa mungkin dia bakal maafin gue kalo kita ketemu lagi nanti".

Hyunjin kembali menundukkan kepalanya sampai Seulgi memasuki kamarnya, "Wah, ada apa dengan anak ini selama 3 bulan terakhir?. Sudah lemah sekarang kamu cengeng juga ya." Seulgi menarik Hyunjin dan menatap wajahnya.

"Kamu itu nggak cocok seperti ini, menangis dan menyalahkan diri sendiri. Sikap kamu itu seperti seorang pengecut." Seulgi mendorong tubuh Hyunjin sampai tersungkur kebelakang, "Ah~, menjijikan sikap kamu mengingatkanku kepada anakku yang payah itu. Yang Jeongin, cih menyebut namanya saja membuatku mual".

Hyunjin menatap tajam ke arah Seulgi dan berusaha berdiri untuk sekedar menampar wajah ibu angkatnya itu, "Heh, Hyunjin mau apa kamu lihat saya seperti itu?, apa saya terlihat cukup menggoda dimata mu?."

Hyunjin berjalan ke arah Seulgi dan memegang erat kedua bahunya, Seulgi yang melihat Hyunjin yang masih memiliki kekuatan walaupun sudah terluka parah itu pun terkejut. "Mau apa kamu?, sudah gila kamu ya!".

"Kalo lu sebut Jeongin sekali lagi gue akan buat lu menyesal." Seulgi tidak menghiraukan ancaman Hyunjin dan menganggapnya sebagai sebuah gertakkan semata, "Hah, kamu pikir saya akan takut dengan gertakan seperti itu".

Hyunjin tidak memperdulikan perkataan ibu angkatnya yang kurang ajar ini, tatapan mata Hyunjin benar-benar menyeramkan. Seulgi yang melihat sorotan mata seakan membunuh itu mulai merasa takut. "Ka... kamu masih berani melihat sa-

Bruk....

Hyunjin mendorong Seulgi hingga di terjatuh dan kakinya terkilir, "Akh, kamu memang sudah gila. Dasar anak bedebah." Hyunjin kembali menatap tajam Seulgi, tatapannya mengisyaratkan kalau kamu akan mati hari ini.

Hyunjin berjalan terhuyung ke arah Seulgi dengan menahan rasa sakit dari lukanya, Seulgi yang melihat Hyunjin mendekat mulai menjaga jarak. Hyunjin benar-benar tidak terkendali kali ini, naluri untuk melindungi dan membunuhnya seakan keluar dari tubuhnya.

Seulgi semakin ketakutan saat melihat sebuah senyum terukir di wajah Hyunjin, "Hey, apa yang akan kamu lakukan?." Hyunjin menatap wajah ketalutan Seulgi dan mulai terkekeh, "Hehe, entahlah mungkin.... MEMBUNUHMU".

Seulgi tidak bisa pergi lebih jauh lagi, dia sudah terpojok. Tapi Hyunjin terus menghampirinya, "Menjauh.... aku peringatkan sekali lagi menjauh!." Sekujur tubuh Seulgi sudah menggigil ketakutan, Seulgi mencoba menutup matanya agar tidak menatap mata Hyunjin.

Mata Seulgi tertutup cukup lama, dan saat Seulgi mencoba membuka matanya Hyunjin sudah tepat ada didepan wajahnya. Tatapan kosong mata Hyunjin yang mematikan membuatnya takut ditambah lagi darah yang terus menetes dari luka di punggungnya membuat Seulgi semakin ketakutan.

Air mata Seulgi mulai menetes. Hyunjin yang dia lihat sangat menakutkan, tapi saat air matanya jatuh seketika tangan Hyunjin mulai mengusap pipi Seulgi dengan lembut.

"Ya begitu, menangis dan takutlah pada ku. Karena aku bisa menjadi lebih menakutkan dari yang kau lihat sekarang." Setelah kata-katanya Hyunjin kehilangan kesadarannya dan kepalanya jatuh tepat dibahu kanan Seulgi. Dan membuat Seulgi diam karena ketakutan dengan pemuda didepannya.

TBC

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang