24

635 74 1
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 11:20 KST

Semua menatap Taeyong dengan tatapan binggung, "Maksud kakak apa?, manfaatin Jeongin buat apa?." Taeyong tersenyum kearah Jeongin dan mendekat kearahnya. "Buat menyelamatkan Tuan muda, Eh?! Maksudku Hyunjin. Kamu mau kan?".

Jeongin menatap Taeyong aneh, wajahnya sedikit familiar dimatanya. "Kenapa kamu lihat saya seperti itu?. Apa ada yang aneh di wajah saya?." Jeongin menggelengkan kepalanya setelah mendengar kata Taeyong, "Ah, nggak kak. Cuma kakak kelihatan familiar aja".

"Dia tuh bocah yang bawa Hyunjin waktu itu Jeong, sekarang dia mau bantu kita selametin Hyunjin." Jeongin menatap Young K dan Taeyong secara bergantian dan akhirnya menatap Jaehyun, dan dibalas dengan senyum dan anggukkan kepala.

Jeongin menatap Taeyong kesal, "Kakak kenapa begitu sama kak Hyunjin?, kakak bawa paksa dia dari kita semua. Sekarang kakak dateng kesini mau selametin kakak Hyunjin, apa kakak bercanda?." Jeongin yang belum tahu keadaannya benar-benar marah dengan Taeyong.

"Tenang sedikit Jeongin, saya akan jelaskan semua. Jadi tolong tenang." Taeyong menjelaskan dari posisinya yang sebagai pengawal pribadi Hyunjin sampai leadaan Hyunjin sekarang. "Hyunjin sedang disiksa sekarang oleh kedua orang tua anda, kita harus cepat jika tidak hanya akan ada penyesalan. Jadi tolong tenang dan bantu kami berpikir bagaimana cara menjebloskan kedua orang tua anda kepenjara dan juga selamatkan Hyunjin".

Mendengar penjelasan Taeyong Jeongin hanya bisa terdiam, "Kata In memang benar..... hisk..... papa dan mama..... memang kejam....." Jaehyun menepuk pundak Jeongin pelan agar Jeongin sedikit lebih tenang. "Jeong, In itu siapa?".

"In itu.... aku." Semua menatap Jeongin binggung, "Maksud kamu apa sih?." Jeongin tersenyum kearah Jaehyun dan Young K, dan akhirnya menceritakan apa yang tadi dia alami saat sedang tidak sadar sampai dia bangun dengan tubuh lamanya sekarang. "Jadi sampai berapa lama tubuhmu akan bertahan?".

"Entahlah, tapi Jeongin yakin ini hanya sementara. Jadi tolong libatkan Jeongin buat penyelamat kak Hyunjin." Mereka semua setuju untuk ikut melibatkan Jeongin, bagaimanapun Jeongin adalah narasumber yang penting untuk kasus Hyunjin. "Baik, kalau begitu mari kita kerja sekarang!".

~Di Fronte~

Seoul, 13:05 KST

Jae keluar dari gudang tempat Hyunjin dikurung, kemeja putihnya sudah berlumuran bercak darah bahkan bercak darah itu sampai mengenai wajah dan kacamatanya. "Cih, sudah mau mati saja masih banyak bicara dia".

Jae pergi meninggalkan Hyunjin yang sudah tidak sadarkan diri, diruang gelap itu Hyunjin sendirian. Sampai tidak lama ada dua orang pelayan masuk kedalam untuk mengobati Hyunjin. "Tu-tuan muda apa anda baik-baik saja?".

Kedua pelayan wanita itu terlihat sangat terkejut melihat keadaan Hyunjin, "Ka-kamu..... cepat turunkan Tuan muda." Salah satu dari mereka menurunkan rantai yang menggantung kedua tangan Hyunjin perlahan, dan satunya menyiapkan obat-obatan yang diperlukan.

Suara rantai memecahkan keheningan di ruangan itu, Hyunjin terduduk di tengah ruangan. Luka dipunggungnya harus segera diobati karena sudah terjadi infeksi karena lukanya yang terbuka dan juga karena alat yang digunakan untuk menyiksanya kebanyakkan sudah berkarat dan juga berjamur.

"Tuan muda bertahanlah saya akan mengobati anda dengan cepat." Pelayan yang satu sudah memegang alat untuk menjahit luka di punggung Hyunjin dan yang satu sedang menyiapkan obat penahan sakit. "Ka... kalian.... berdua." Napas Hyunjin sudah tidak teratur, dan membuat kedua pelayan itu segera menghampirinya dengan membawa obat.

"Saya akan menyuntikkan penahan sakit tolong tahan sebentar." Pelayan itu segera meraih salah satu tangan Hyunjin yang hendak di suntik tapi ditahan oleh Hyunjin, "Gue.... udah nggak ada waktu...... jadi cepat jahit lukanya...... gue nggak akan kenapa-napa".

Kedua pelayan itu terlihat ragu, tapi akhirnya mereka menjahit luka Hyunjin tanpa menyuntikkan obat penahan sakit. Hyunjin tidak mengeluarkan ekspresi kesakitan atau yang lain, tatapannya kosong.

Brak

Dari kejauhan terlihat seorang pemuda yang masuk ke dalam ruangan itu, "Kalian berdua, cepat obati Tuan muda dan segera meninggalkan tempat ini." Kedua pelayan itu hanya memperhatikan pemuda itu.

"APA YANG KALIAN TUNGGU CEPAT OBATI DIA DAN SEGERA KELUAR!. APA KATA-KATA SAYA KURANG JELAS!." Mendengar bentakkan itu kedua pelayan itu segera mengobati Hyunjin tanpa banyak bicara dan pergi setelah selesai.

"Kami berdua permisi dulu." Dengan takut kedua pelayan itu pergi meninggalkan Hyunjin dan pemuda itu, setelah keadaan hening pemuda itu menghampiri Hyunjin dan segera berlutut didekatnya. "Hey, Hyunjin".

Hyunjin terkekeh mendengar suara yang familiar ditelinganya, "Hahahah... hah~. Ada apa Bae Jinyoung?." Pemuda bernama Jinyoung itu menatap Hyunjin yang sedang berusaha duduk, "Cih, pake segala formal. Disini tuh nggak ada siapa-siapa jadi santai aja".

"Heh, ada juga lu yang harusnya formal sama gue. Gimana pun gue ini bos lu!." Keduanya terkekeh ditengah ruangan gelap itu, Hyunjin maupun Jinyoung sama-sama senang bisa bertemu lagi. Sudah hampir 4 bulan mereka tidak bertemu karena Hyunjin kabur tanpa memberitahu siapapun dia ada dimana.

"Hahaha, wah 4 bulan menghilang sekarang pulang malah babak belur." Hyunjin tertawa didepan temannya itu, walaupun Jinyoung secara teknis pengawal Hyunjin. Tapi dia yang cukup dekat dengan Hyunjin mungkin karena seumuran. "Hah~, mau gimana lagi emamg udah begini".

"Oh iya, gue denger lu pulang sendiri maksud gue lu kayak nyerahin diri pas ketahuan. Itu bener?." Hyunjin menganggukkan kepalanya dan membuat Jinyoung kaget tidak percaya, "Wey, serius?!. Lu kenapa bisa berubah banget dalam waktu 4 bulan?, lu salah makan ya?."

"Ey, nggak usah berlebihan gitu kali. Setiap orang kan bisa aja berubah dalam waktu singkat." Jinyoung menatap Hyunjin curiga dan kembali tertawa, "gue percaya kalo orang bisa berubah, tapi kalo kayak lu mah gue malah curiga. Lu kan susah diatur".

"Kurang ajar lu!." Akhirnya keduanya saling meledek satu sama lain, suasana hangat mengingatkan Hyunjin ke Jeongin. Bahkan sampai sekarang pun dia tidak tahu apa yang terjadi pada Jeongin.

"Semoga Jeongin baik-baik aja".

TBC

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang