32

506 56 0
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 07:09 KST

Jeamin dan jeongin memutuskan untuk berjalan-jalan pagi di sekitar rumah Jeongin. "Wah~, Busan sangat bagus kalau di pagi hari".

Jaemin tidak henti-hentinya melihat sekeliling dan kagum, tapi di sisi lain Jeongin terlihat sangat murung. Jaemin melirik Jeongin yang berjalan disampingnya, "Kamu nggak apa-apa?. Maaf ya kalau kata-kata kak Hoshi keterlaluan".

"Udah kak, aku nggak apa-apa kok." Sikap dan kata-kata Jeongin sangatlah berlawanan yang akhirnya membuat suasana menjadi canggung.

Mereka berjalan ditengah cuaca dingin di bulan Desember, Jaemin terus melirik kearah Jeongin tanpa henti. Jaemin merasa sangat bersalah dengan  Jeongin, andai dia bisa membawa Hyunjin kesini untuk menghibur Jeongin.

Drrrt..... Drrrt.....

Ponsel Jaemin tidak hentinya bergetar menandakan bahwa banyaknya pesan masuk ke ponselnya, Jaemin meraih ponselnya yang ada di kantung jaketnya.

Jaemin memperlambat langkahnya karena fokusnya sekarang terbagi ke ponselnya, sedangkan Jeongin terus berjalan tanpa menoleh ke Jaemin sedikit pun.

Pesan masuk dan juga panggilan tidak terjawab sangat banyak sampai-sampai menutupi pesan dari Sehun. "Ih, kenapa ada banyak banget yang telpon sih." Jaemin yang terlihat jengah menonaktifkan kembali ponselnya dan mengejar Jeongin yang sudah lumayan jauh.

"Jeongin tungguin aku dong, Jeongin!".

~Di Fronte~

Busan, 07:17 KST

Hoshi, Jaehyun, dan juga Young K sama-sama saling melempar tatapan satu sama lain, suasana di ruang tengah yang seharusnya nyaman dan menenangkan berubah menjadi mengangkan.

Mereka sedang memikirkan cara melakukan penyerangan ke rumah Hyunjin tanpa ada kemungkinan kegagalan sedikit pun. "Ah, ini semua bisa buat gue gila".

Young K menyandarkan tubuhnya ke sofa untuk menghilangkan sedikit ketegangan dibahunya, berbeda dengan Young K. Jaehyun dan Hoshi masih terus memikirkan cara paling alternatif melakukan penyerangan.

"Hey, udah dulu mikirnya. Lama-lama lu berdua bisa botak, santai sebentar nanti kita pikirin lagi. Lagian kita juga belom sarapan." Sepertinya kata-kata Young K barusan tidak memberi efek untuk Hoshi dan Jaehyun, bahkan mereka hanya melirik Young K lalu kembali fokus berpikir.

Young K yang melihat reaksi kedua bocah kurang ajar didepannya membuat emosinya meningkat ditambah lagi dia belum sarapan apapun dan harus berfikir dari pagi-pagi buta sampai sekarang.

"Oh, lu berdua berani ngelawan kata-kata gue?. Ok gue permisi." Young K pergi dari ruangan itu untuk ke dapur tapi tetap tidak ada yang peduli. "Ah, susah kalo ngomong sama batu. Bodo ah gue mau makan aja".

Hoshi melirik ke arah Jaehyun yang posisi duduk bersebrangan dengannya, "Nama lu Jaehyun, kan?." Jaehyun terkejut dengan pertanyaan Hoshi yang mendadak dan hanya menjawab pertanyaan Hoshi dengan anggukkan kepala. "Apa hubungan lu sama Hyunjin?, bahkan sekarang lu rela nolong dia".

"Sejujurnya saya tidak terlalu suka dengan Hyunjin, dan lagi saya melakukan ini bukan untuk saya. Melainkan untuk Jeongin".

"Terus hubungan lu sama si Jeongin dan Hyunjin apa?, dan juga hubungan mereka seperti apa?." Pertanyaan Hoshi membuat Jaehyun terdiam sesaat, walaupun pada akhirnya kembali membuka suara.

"Hubungan saya dan Jeongin hanya sebatas teman sedangkan dengan Hyunjin sama sekali tidak ada apa-apa. Dan lagi untuk hubungan mereka berdua saya kurang tahu".

Hoshi yang mendengar pernyataan Jaehyun hanya bisa menghela napas pelan seraya membuang muka, "Hah~, sepertinya ini akan semakin menarik".

Hoshi kembali melirik Jaehyun, Hoshi mendekatkan jaraknya dengan Jaehyun sedikit, "Jaehyun apa pekerjaan mu?." Jaehyun manatap Hoshi binggung kenapa tiba-tiba saja dia bertanya itu. "Ke-kenapa kau menanyakan pekerjaan?".

"Jawab aja, gue cuma penasaran. Seberapa berkuasanya sih orang yang bakal menyelamatkan Hyunjin dan berani melawan Jae?".

Hoshi menatap Jaehyun remeh dengan tujuan membuat Jaehyun marah, dan ternyata caranya berhasil raut wajah Jaehyun yang awalnya tenang seketika berubah.

"Saya presdir dari perusahaan JH Comp. Dan juga saya pemegang saham terbesar kedua di perusahaan milik Hyunjin".

Hoshi terkejut bukan main, dia tidak menyangka ternyata orang yang dia anggap remeh ternyata orang yang sangat berkuasa di korea. Bagaimanapun perusahaan Hyunjin adalah perusahaan terbesar ke 3 di korea.

"Ja-jadi... Jaehyun.... ah?!, maksud saya Tuan Jaehyun. Apa anda memiliki rencana yang bagus untuk masalah ini?." Hoshi seketika bersifat sopan kepada Jaehyun dan membuat Jaehyun tertawa melihat tingkah Hoshi.

"Wah~, ada apa ini?, Hoshi kenapa tiba-tiba saja kau berkeringat?." Young K menghampiri Hoshi dan Jaehyun di ruang tengah dengan membawa sepiring buah potong dengan coklat cair diatasnya. "Udahlah bang, dia cuma kaget doang".

"Oh~, gue kira kenapa. Ini cemilan sengaja gue buat banyak." Young K meletakkan piringnya diatas meja didepannya dan kembali ikut mengobrol dengan Jaehyun dan Hoshi. "Jadi, udah sejauh apa rencana lu berdua?".

"Belum ada peubahan?." Hoshi dan Jaehyun hanya menganggukkan kepala mereka dan membuat Young K menghela napasnya berat. "Jaehyun!, apa lu nggak punya kenalan atau teman yang berhubungan dengan hukum?".

"Yang berhubungan dengan hukum?." Jaehyun berpikir seraya mengingat-ingat apakah dia memiliki teman atau kenalan yang berhubungan dengan hukum baik itu polisi atau jaksa. "Ah?!, kayaknya ada deh bang. Tapi gue kurang tahu dia bisa dihubungi atau nggak".

"Nanti abis kita bahas ini coba hubungin!".

TBC

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang