40

529 56 2
                                    

Di Fronte

.

.

.

.

.

Busan, 21:02 KST

Perjalanan yang lumayan singkat ditempuh oleh Young K dan juga Jaemin, mobil mereka terlihat sudah memasuki daerah parkir supermarket. "Kita sampai, ayo turun." Young K turun lebih dahuluan dari mobil dengan membawa kaca mata hitam entah dari mana sedangkan Jaemin yang melihat itu merasa aneh.

"Kak, harus ya pakai kacamata?." Young K melirik Jaemin yang baru keluar dari mobil seraya tersenyum kecil, "Jelaslah, karena gue harus tetap ganteng. Udahlah ayo masuk".

Mereka masuk kedalam supermarket itu dan saat mereka masuk seketika mereka jadi pusat perhatian, "Kak, rasanya aneh, kita dari tadi diperhatikan orang-orang".

"Ah, banyak ngeluh banget sih lu. Udah nggak peduli kalo nggak nyaman, kita kesini juga cuma sebentar. Jadi jangan bacot mulu kepala gue jadi pusing." Jaemin yang mendengar bentakkan Young K langsung terdiam dan hanya mengikuti Young K berkeliling.

Young K dan Jaemin berkeliling sudah hampir 15 menit, Jaemin yang mengikuti Young K mulai merasa lelah karena harus mendorong Troli belanja tanpa tahu apa yang mau dia beli. "Kak, kita istirahat bentar dulu. Aku capek". 

Young K melirik Jaemin dibelakangnya yang terlihat sudah cukup kelelahan, Young K yang melihat itu kembali memalingkan wajahnya dan menarik rambut depannya kebelakang.

"Ya udah kita duduk dulu sebentar, nanti keliling lagi." Jaemin yang mendengar itu segera duduk dilantai diikuti Young K yang jongkok disebelahnya, walaupun mereka sedang istirahat(?) mata Young K terus menelusuri rak-rak disekitar mereka.

"Aish, ada dimana sih?." Young K yang terus saja mengerutu membuat Jaemin disebelahnya kembali menjadi penasaran. "Kak, kita kesini memang mau beli apa?".

"Pewarna rambut instan sama masker mulut. Kenapa?." Jaemin kembali diam dia tidak percaya apa baru saja dia dengar, dengan emosi yang hampir memuncak Jaemin berdiri dan membuat Young K disebelahnya terkejut. "Eh?!. Aish, lu suka benget buat kaget".

"Lagian kak, aku nggak habis fikir aja. Buat apa kita beli gituan, kita cuma pergi dari Busan ke Seoul. Bukan keluar negeri sampai harus ubah penampilan." Jaemin yang kesal terus menerus mengoceh membuat semua orang yang ada disana menoleh heran dan juga binggung.

Young K yang lama kelamaan ikut kesal sudah tidak tahan dengan ocehan Jaemin akhirnya berdiri, Jaemin sedikit terkejut dan membuatnya sempat mundur satu sampai dua langkah kebelakang.

"Kenapa?." Tatapan mata Young K terlihat dingin dibalik kacamatanya yang membuat Jaemin bungkam.

Young K berjalan mendekat kearah Jaemin, pergerakkan Young K membuat Jaemin perlahan mundur sampai kerah bajunya ditarik Young K dan membuatnya sedikit tersentak. "Udah gue bilang sebelumnya jangan banyak bacot, kalo lu masih mau ngoceh diluar aja. Dasar Brengsek".

Young K melepaskan Jaemin dan segera kembali berkeliling tidak perduli dengan Jaemin dibelakangnya yang tetap mengikuti atau tidak. Walaupun pada kenyataannya Jaemin tetap mengikuti seraya mendorong Troli yang mereka bawa.

Mereka berkeliling sebentar dan segera menemukan semua barang yang mereka butuhkan, mereka membeli sesuai kebutuhan dan segera pergi. Tapi sebelum mereka keluar dan membayar mereka sempat membeli beberapa makanan untuk yang lain. Setelah memasukkan semua belanjaan ke bagasi mereka segera bergegas kembali ke Stasiun.

~Di Fronte~

Seoul, 21:10 KST

Jae terlihat sedang merencanakan sesuatu, dia berjalan ke tempat Hyunjin dan Taeyong dikurungdengan santai. Suara langkah kaki dari luar ruangan yang perlahan mendekat disertai suara beberapa langkah kaki dibelakangnya.

Suara yang cukup berisik sampai menyadarkan Hyunjin dan Taeyong. Wajah dan tubuh mereka benar-benar berlumuran darah dari luka yang mereka dapat, bahkan belum luka mereka kering mereka sudah dapat luka baru.

Krek....

Brak

Suara pintu terbuka membuat Taeyong sedikit melirik seraya dengan helaan nafasnya sedangkan Hyunjin mengangkat sedikit kepalanya untuk melihat Jae yang datang dengan beberapa pengawal dibelakangnya.

Jae berjalan masuk seraya melirik Taeyong yang tengah duduk bersandar ditembok dengan rantai yang hampir mengikat seluruh tubuhnya, setelah melewati Taeyong Jae berjalan mendekat putra asuhnya dengan tatapan dingin yang diselingi senyum kagum.

"Apa kalian tahu?, kalian berdua itu benar-benar anak yang luar biasa. Karena kalian bisa membuatku terus kagum kalian." Hyunjin dan Taeyong sama-sama mengalihkan pandangannya dan menolak melihat dan juga mendengar apa yang dikatakan Jae. "Terus apa yang lu mau sekarang?".

Jae sudah bisa menebak pasti Hyunjin akan bertanya itu. "Apa yang ku mau?, entahlah mungkin melepaskan kalian dari rantai-rantai ini". Hyunjin dan Taeyong mengangkat kepalanya menatap Jae tidak percaya, "Apa anda serius dengan perkataan anda?".

Jae sedikit mendekat ke Taeyong dan berlutut didepannya, "Tentu aku serius, Tapi." Jae sedikit menggantung kalimatnya dengan nada suara yang membuat Taeyong dan Hyunjin sedikit binggung dan juga kesal. "Tapi apa?, jangan buat gue nunggu."

Hyunjin menatap tajam ke Jae dan membuat Jae sedikit tersenyum sedangkan Taeyong yang baru mengerti maksud Jae segera menatap Jae tidak percaya. "Tuan, anda tidak mungkin niat melakukan itu kan?." Raut wajah Taeyong seketika berubah bahkan dia terlihat sangat terkejut dan juga ketakutan.

Hyunjin tidak mengerti apa maksud Taeyong tapi yang jelas itu pasti hal sangat berbahaya. Taeyong terlihat memucat sedangkan Jae sedang tersenyum didepan Taeyong, "Kau tahu aku kan, Lee Taeyong." Jae segera berdiri dan memerintahkan kedua pengawalnya melepaskan seluruh rantai di tubuh Hyunjin dan Taeyong.

Taeyong dan Hyunjin dibantu berdiri oleh kedua pengawal Jae, Jae memegang dagu Hyunjin yang membuat Hyunjin sedikit mendongak dan kembali tersenyum. "Sekarang kamu istirahat dikamar, dan segera pulihkan tenaga kamu." Kedua mata Hyunjin menatap tajam Jae, entah apa yang Hyunjin pikirkan tapi yang jelas dia terlihat sangat kesal.

Jae yang melihat sorotan mata Hyunjin kembali tertawa, "Hahaha aku suka tatapan mata itu, tatapan penuh kebencian yang sempurna." Jae membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu, "Istirahatlah. Dan jangan berbuat hal yang aneh-aneh".

Krek....

Brak

Jae begitu saja pergi meninggalkan Hyunjin dan juga Taeyong. Satu persatu rantai disingkirkan dari tubuh mereka berdua, beberapa perawat memeriksa kembali luka mereka dan memberikan pakaian untuk keduanya.

Setelah cukup rapi Hyunjin dan Taeyong dibawa keluar dari ruangan itu, mereka berdua dibantu beberapa pengawal dan juga perawat untuk menaiki satu persatu anak tangga. Ketika sampai dipintu keluar tanpa disangka banyak pengawal maupun perawat yang menunggu mereka.

Sehun dan Dowoon pun ada disana. Semua yang ada disana merunduk hormat ke Hyunjin dan juga Taeyong, bagaimanapun mereka berdua adalah orang yang cukup terpandang. "Tuan muda apa anda baik-baik saya?." Dowoon mendekati Hyunjin dan Taeyong dan hendak mengulurkan tangan tapi ditepis Sehun.

"Mereka harus istirahat, biar saya yang membawa mereka ke kamar. Kalian semua kembali bekerja, termasuk kamu Dowoon." Dowoon berdecik dan menatap tajam Sehun sebentar sebelum dia pergi, Sehun menatap Hyunjin dan Taeyong yang terlihat berantakkan. "Apa kalian berdua baik-baik saja?".

Hyunjin maupun Taeyong tersenyum tipis dan mengangukkan kepala pelan, "Kita baik-baik saja, kak Sehun tidak perlu terlalu khawatir." Sehun mengela nafas lega dan tersenyum didepan Hyunjin dan Taeyong "Syukurlah".

TBC

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang