10

871 121 8
                                    

Di Fronte
.
.
.
.
.

Busan, 06:15 KST

Hyunjin sudah siap-siap buat pergi belanja, dia keluar dari kamar dan turun tangga sambil bawa jaket super tebel. Jeongin yang lagi duduk-duduk di ruang tengah langsung noleh ke Hyunjin, "Pagi, kak Hyunjin. Mau belanja kak?".

"Eh?!, iya Jeong. Gue berangkat dulu." Hyunjin pergi keluar rumah, tapi nggak lama balik lagi. Jeongin yang masih di ruang tengah jalan ke pintu depan. "Kok balik lagi kak?".

"Gue lupa Jeong, gue kan nggak tau minimarket deket sini." Jeongin yang denger kata-kata Hyunjin barusan cuma bisa menghela napas panjang. "Kok kak Hyunjin bisa sebodoh ini sih?".

"Nggak usah ngatain orang juga kali, ya udah ayo temenin gue belanja." Hyunjin masih didepan pintu, dan Jeongin masih ada didepan dia dengan perasaan jengkel. "Ih, kak Hyunjin aku kan kekurung disini mana bisa nemenin". Hyunjin yang baru ingat soal itu cuma bisa menghela napas berat, "Terus gue harus gimana?".

"Jeongin, buatin peta aja gimana?." Hyunjin cuma mengangkat salah satu alisnya. Curiga, sedangkan Jeongin senyum seraya menganggukkan kepalanya. "Ya udah iya, tapi cepet ya. Di luar udah mulai dingin".

"Iya, ayo masuk dulu kak." Hyuniin dan Jeongin masuk ke dalam rumah, dan berjalan ke arah ruang tengan mau buat peta katanya Jeongin. Karena sekarang hampir bulan Desember jadi udara di luar mulai dingin.

Hyunjin ke kamarnya buat ambil kertas dan pensil, diruang tengah Jeongin tunjukin jalan dari rumah ke minimarket terdekat(?), Jeongin kasih arah Hyunjin mulai nulis dan sesekali dia tambah gambar biar gampang.

Setelah beberapa menit akhirnya petanya sudah jadi. "Oh, ternyata nggak jauh." Hyunjin merhatiin peta karyanya dengan bangga, sedangkan Jeongin cuma memperhatikan Hyunjin aja. Dan tersenyum sedikit. "Kan udah ada petanya jangan sampe ke sasar ya kak".

"Iya santai aja, ya udah gue pergi dulu ya." Jeongin cuma menganggukkan kepalanya, Jeongin antar Hyunjin sampai ambang pintu depan. "Gue belanja dulu ya." Jeongin kembali menganggukkan kepalanya, dan mulai melambaikan tangannya.

Krek.... Brak

Hyunjin sudah berangkat, tapi Jeongin masih di ambang pintu. Setelah merasa yakin Jeongin memutar balik tubuhnya, dan mulai jalan perlahan ke dapur, tapi.....

Krek.... Brak

"Kok, kak Hyunjin balik lagi?. Apa yang ketinggalan?, Dompet? Atau yang lain?." Hyunjin cuma jalan mendekat tanpa sepatah kata apa pun,"Eh?!, kak mau ngapain?".

Cup

Hyunjin mencium kening Jeongin, walaupun nggak ke rasa. Tapi Hyunjin seneng,"Gue lupa nanya lu mau nitip sesuatu nggak?." Hyunjin cepet-cepet ganti topik sebelum Jeongin ngamuk kayak waktu itu. "Ah?!, eh... apa ya..... itu loh kak.....".

"Eum?, apa mau nitip apa?." Jeongin yang masih binggung buat Hyunjin gemes sendiri, "Akh, udah lah. Nanti gue beliin apa yang ada di minimarket ya. Bye".

~Di Fronte~

Busan, 10:56 KST

Hyunjin masih di jalan, entah dia yang buta arah. Atau Jeongin yang salah kasih peta. Hyunjin jalan sendiri di gang-gang pemukiman, matanya tidak berhenti memperhatikan peta dan jalanan. "Kok, jauh banget sih?".

Hyunjin yang mulai kesal mempercepat langkahnya, udara sudah semakin dingin meskipun sekarang sudah siang dan ada matahari. Hyunjin yang semakin lelah akhirnya berhenti sejenak. Dia tarik napasnya dan menghembus kasar, "Ini perasaan gue doang, atau emang si Jeongin lagi ngerjain gue".

Hyunjin yang penasaran sama peta Jeongin akhirnya tanya sama orang yang lewat, "Permisi pak. Saya mau tanya minimarket XX lewat mana ya?".

"Kamu baru pindah ke sini ya?." Hyunjin cuma menganggukkan kepalanya, tapi di balas helaan napas dari paman tadi. Hyunjin yang binggung kembali tanya,"Ke-kenapa pak?".

"Kamu tinggal di jalan apa?." Hyunjin binggung sama pertanyaannya, walaupun akhirnya di jawab juga. "Oh rumah saya di jalan XX pak, jaraknya kurang lebih 500 m dari sini. Memang kenapa pak?".

"Haduh, kalo kamu mau ke minimarket XX, kamu harus balik lagi. Kamu ini, dapet alamat dari siapa sih. Kalo kamu lewat sini harus muter, jaraknya bisa 4X jarak dari jarak yang bener. Ya sudah kamu tinggal puter balik aja, nanti sekitar 200 m belok kanan, di situ minimarket XX".

"Oh, terima kasih pak. Saya permisi dulu." Hyunjin puter balik, ngikutin petunjuk jalan dari paman tadi.

'Dasar Yang Jeongin. Gue pulang, siap-siap aja lu'.

~Di Fronte~

Busan, 18:45 KST

Jeongin dirumah mulai khawatir, soalnya Hyunjin belom pulang juga dari tadi pagi, "Masa iya kak Hyunjin kesasar beneran. Tapi kalo beneran gimana dong".

"Tenang aja Jeongin, kak Hyunjin bukan manusia sebodoh itu yang bisa ditipu." Jeongin berusaha nenangun dirinya sendiri, tapi tetep aja panik-panik juga.

"Haduh, kak Hyunjin ke mana sih-

Krek..... Brak

Jeongin yang denger suara dari pintu depan langsung lari dari ruang tengah ke asal suara barusan. Dan ternyata ada Hyunjin disitu. "Gue pulang".

Suara Hyunjin terdengar biasa aja. Jeongin merasa lega karena Hyunjin nggak marah, "Kak Hyunjin pulang, gimana kak belanjanya?." Hyunjin nggak jawab pertanyaan Jeongin dia masih sibuk merapihkan sepatunya.

Setelah selesai Hyunjin mengnoleh Jeongin dengan tatapan mengintimidasi, "Behel." Jeongin yang melihat mata Hyunjin mulai ketakutan dan perlahan mundur, "Ke-kenapa kak?".

Hyunjin yang awalnya duduk akhirnya berdiri dan berjalan ke arah Jeongin, "Ada hal nggak yang mau lu bahas ke gue?." Jeongin yang udah tahu arah pembicaraannya berusaha mengganti topik pembicaraan.

"Oh iya ada, itu... aku di beliin apa kak?." Hyunjin menghela napas kasar, sedangkan Jeongin makin ketakutan. "Emang gak ada lagi yang mau lu bahas kecuali apa isi plastik belanja gue?".

"Hm... kayaknya nggak ada deh kak, aku permisi dulu ya kak. Bye." Setelah itu Jeongin hilang tanpa jejak, sedangkan Hyunjin masih di ada di situ sambil menahan marah mati-matian. Walaupun akhirnya meledak juga.

"DASAR YANG JEONGIN. SETAN BEHEL GUE TADI KE SASAR GEGARA LU"

TBC

Di Fronte (HyunJeong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang