Semua manusia memiliki titik jenuhnya masing-masing. Begitu juga dengan kondisi Jennie saat ini, dia jenuh dengan semua yang telah menimpanya selama ini. Setelah pulang kerja Jennie memilih untuk jalan kaki tanpa tujuan daripada memanggil Kangyun untuk menjemputnya.
Hujan rintik-rintik membasahi jalanan kota, menyapa Jennie yang berjalan gontai tanpa tujuan. Sepanjang jalan, ia merenung, pikirannya dipenuhi kekecewaan dan amarah. Tahun ini terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.
Awalnya, ia berjuang keras mencari pekerjaan. Setelah berbulan-bulan melamar, akhirnya ia diterima di Jeoright, perusahaan yang terkenal dengan sistem kerjanya yang ketat. Namun, kegembiraannya tak berlangsung lama. Bosnya, ternyata seorang pria berwajah arogan yang ia temui di taman. Lalu mereka memulai hubungan yang sulit dijelaskan akhir-akhir ini.
Belum lagi masalah keluarga. Kondisi rumah kacau, Oppa-nya yang seharusnya menikah tahun ini, membatalkan pernikahannya. Hal itu membuat membuat rumor dimana-mana.
Melihat Jisoo begitu terpukul membuat Jennie merasa beban berat di pundaknya semakin bertambah. Yang paling menyakitkan adalah kenyataan yang baru ia ketahui semalam.
Semua usahanya selama ini, semua kerja kerasnya, ternyata sia-sia. Sana, mengungkapkan bahwa ia diterima di Jeoright bukan karena kemampuannya, melainkan karena koneksi pribadi. Ia masuk melalui jalur rekomendasi, tanpa sepengetahuan Jennie.
"Kau hanya perempuan naif yang tidak mengetahui apa-apa" kata Sana, nada suaranya dingin dan menusuk.
Kalimat itu terus berputar-putar di kepala Jennie. Ia merasa terhina, dipermainkan, dan dibohongi. Semua yang ia perjuangkan selama ini ternyata hanya sebuah sandiwara.Hujan semakin deras, membasahi tubuh Jennie yang berjalan gontai di tengah malam. Menandakan semesta tidak berpihak padanya. Air hujan dingin menusuk kulitnya, namun tak sebanding dengan dinginnya rasa yang mencengkeram hatinya. Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya tumpah, membaur dengan air hujan yang membasahi pipinya.
Dadanya terasa sesak, sepertinya dia tidak sanggup melanjutkan langkahnya lagi. Sehingga Jennie memutuskan berteduh di sebuah halte bus yang sepi. Tak ada satu pun kendaraan yang melintas, hanya deru hujan yang menggema di sekelilingnya. Ia meringkuk di bangku halte, tubuhnya gemetar kedinginan. "Aku lelah." Gumamnya lirih, suaranya nyaris tak terdengar di tengah gemuruh hujan.
Tiba-tiba, sebuah mobil hitam mewah milik Jungkook berhenti tepat di depannya. Jennie tersentak, jantungnya berdebar kencang. Jennie ingin lari secepat mungkin dari tempat ini, tapi kondisinya yang saat ini terlalu hancur, tidak memungkinkan untuk lari.
Pada akhirnya Jennie mencapai titik lelahnya. Dan pada saat itu kembali adalah yang terbaik, namun apakah Jennie harus kembali pada Jungkook?Pria yang telah merendahkan harga diri Jennie.
>>>>♡<<<<
TBCKim Jennie
Jeon Jungkook
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can He?
RomanceJennie tahu bahwa tidak ada yang mudah di dunia ini. Terlahir dari keluarga kaya, tidak membuat Jennie menyerah. Mencari perkerjaan tanpa koneksi apapun dari pihak keluarganya. Namun, dari banyaknya perusahaan, kenapa ia malah berkerja di Jeoright...