"Aku cuma mau bawa kamu ke sungai dekat sini, "ujar Zidan berusaha meyakinkan kemudian di balas anggukan lemah.
Zidan tersenyum, lalu kembali menggenggam tangan Mikayla lembut bagai pudi2ng yang mudah pecah, ia kembali menarik tangan Mikayla meski tak sekuat tadi,mereka kembali melanjutkan perjalanan menelusuri setiap pepohonan di hutan, meski banyak duri yang siap menggores kulit mereka tapi mereka tetap bersikeukeuh untuk tetap berjalan, bahkan nyamuk pun sudah stand by untuk menggigit itu terlihat dari Mikayla yang berulang kali menggaruk lengan, wajah ataupun kakinya sebab Mikayla yang memakai seragam pendek dan rok biru pendek.
Zidan yang menyadari itu langsung berhenti, kebetulan Zidan yang memakai jaket kulit langsung membukanya jaketnya, sementara Mikayla hanya melihat Zidan membuka jaketnya dan memasangkan nya ke badannya.
"Entar kamu jadi vampire, kalo kekurangan darah! "ledek Zidan sambil tertawa.
Mikayla mencibir kesal, tangannya langsung mencubit lengan Zidan dengan gemas.
"Awss! "
"Lagian kamu sih! Mana mungkin aku jadi vampire,"elak Mikayla dengan kesal.
"Ya kan mana tau, kayak di sinetron yang pernah hits beberapa tahun yang lalu."
"Yee! Itukan sinetron, kamu gak lihat di akhir sinetron ada tulisan hanya fiktif belaka? Gimana sih! "kesal Mikayla.
Zidan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal kemudian menunjukan cengiran khas miliknya.
"Ya maap!"
Mikayla kembali melihat sekelilingnya, entah mengapa bulu kuduknya menjadi merinding, ada hawa aneh yang ia rasakan, Zidan yang melihat Mikayla seperti itu hanya menautkan alisnya bingung.
"Kamu kenapa sih? "tanya Zidan bingung.
"Gak tau kenapa, rasanya aku merinding! Pergi aja yuk! "ajak Mikayla lalu ingin beranjak pergi, tapi Zidan langsung mencekal tangan Mikayla hingga gadis itu berbalik lagi ke hadapan Zidan.
"Kamu mau kemana? "tanya Zidan.
"Mau balik!"jawab Mikayla yang terus merengek, Zidan menghela nafas kasar, tangannya merambat menuju pipi Mikayla dan mengelusnya lembut, lalu memajukan sedikit wajah ke wajah Mikayla meski harus menunduk sebab Zidan terlalu tinggi di banding tubuh Mikayla yang hanya sebahunya.
"Kamu percaya kan sama aku? Aku jamin gak bakal ada apa apa, aku jamin!"
"Kalau ada binatang buas nya gimana?"tanya Mikayla.
Zidan kembali menegakkan tubuhnya.
"Kalau ada binatang buas, aku jamin dia gak bakal berani sama kamu! "ucap Zidan sambil terkekeh, Mikayla mengerutkan keningnya bingung.
"Kenapa?"
"karena kamu udah nyuri hati aku!" jawab Zidan lalu terbahak, Mikayla medelik kesal spontan tangannya malah mencubiti pinggang Zidan, bukannya kesakitan Zidan justru tertawa sebab baginya cubitan itu hanya terasa geli.
"Gak nyambung!"semprot Mikayla galak, Zidan kembali tertawa membuat Mikayla geram dan menggelitiki Zidan, tak tinggal diam Zidan pun melakukan serangan balik.
Mereka terus saling tertawa dan menjahili satu sama lain tanpa memperdulikan posisi mereka yang masih di dalam hutan, bahkan mereka kejar kejaran demi bisa saling menjahili.
•••
Waktu sudah menunjukan pukul 12.13, sedangkan kedua insan kekasih itu sedang mengendap-ngendap berjalan di koridor agar tak ketahuan bahwa mereka habis membolos.
"Aku takut ketahuan, Dan! "rengek Mikayla sambil berbisik.
"Udah kamu yang tenang, biar gak ketahuan!" bujuk Zidan yang di balas anggukan.
Mereka terus mengendap dengan hati-hati agar tak ketahuan, kini mereka sudah berada di ujung koridor lebih tepatnya antara belokan ke kelas masing masing, merek sibuk celingukan untuk mengawasi tak guru yang akan melihat mereka, dan yap! Sekolah dalam keadaan sepi, tak ada satupun yang berkeliaran di sekolah.
"Hmm! "
Zidan dan Mikayla tergelonjak kaget, tubuh mereka menegang bahkan langsung tegak sempurna, mata bulat mereka saling memandang satu sama lain.
"Hmm!"
Suara deheman itu kembali terdengar, Zidan menyikut lengan Mikayla namun Mikayla malah menggeleng, mereka bagaikan punya telepati yang berkomunikasi lewat isyarat masing-masing untuk saling menyuruh menghadap ke belakang, tapi tak ada yang mau mengalah, Zidan menghela nafas panjang lalu menghembusnya perlahan, ia memberanikan diri memutar kepalanya kebelakang dengan perlahan.
Mata Zidan membulat setelah melihatnya.
"Elo?" teriak Zidan.
Mikayla yang mendengar suara teriakan Zidan juga ikut menoleh kebelakang, dan ia pun sama terkejut nya.
"Arsya?" kaget Mikayla.
Arsya yang tengah berdiri sambil bersedekap dada tengah menyenderkan bahunya di tembok serta kakinya di silangkan, matanya menatap Zidan dan Mikayla dengan tatapan mencurigakan.
Arsya melihat kebungkaman di antara kedua nya langsung berdiri tegak tetapi tangannya masih di silangkan, kemudian dia mengambil langkah mendekati keduanya.
Jujur, Mikayla sangat ketakutan saat ini, tatapan Arsya yang seolah sedang mempergoki pasangan kedua remaja yang baru saja melakukan mesum, astaga! Mikir apa Mikayla?
Zidan pun sama hal nya, ia tak terlalu mengenal murid yang ada di depannya, mungkin anak baru yang di maksud teman-temannya tadi pagi, namun mengapa justru ia terang-terangan menatap Mikayla tanpa berniat lepas, Zidan merasa cemburu sekarang.
"Ngapain lo ngelihatin dia mulu? "tanya Zidan tak suka, Arsya menoleh ke Zidan dengan tatapan yang di ubah menjadi datar, Zidan semakin curiga dengab Arsya.
"Gak ada apa-apa!"jawab Arsya singkat, datar dan tanpa ekspresi, kemudian tatapan nya kembali jatuh pada Mikayla bahkan persis dengan tatapan awal membuat Mikayla tanpa sadar menggenggam tangan Zidan yang berada di sampingnya.
"Gue cuma mau bilang...,kalau Mikayla di panggil sama pak Bobby! "jawab Arsya dingin lalu pergi melewati keduanya begitu saja.
Zidan dan Mikayla saling menatap aneh satu sama lain, mereka benar benar bingung dengan sikap yang di tunjukan Arsya, setahu Mikayla Arsya adalah pribadi yang ceria saat pertama kali memasuki kelas tapi mengapa sekarang terasa begitu dingin, entalah Mikayla pun bingung sendiri.
"Ya udah! Biarin aja! Kamu masuk kelas gih!" perintah Zidan.
Mikayla tersenyum manis, "Kamu masuk juga ya?"
Zidan tersenyum manis kemudian mengangguk mengiyakan, setelah memdapat respon, Mikayla langsung beranjak menuju kelasnya dengan berbelok. Sedangkan, Zidan terus berjalan lurus.
•••
Sebuah kamar berukuran lumayan besar berwarna maroon dan coklat, terlihat seorang pria tengah memandang sebuah foto dengan bingkai kecil di tangannya, jari jempolnya bahkan tak henti mengelus bingkai foto itu, senyuman tipis sedikit tersungging di bibirnya bahkan sesekali menampilkan deretan giginya yang putih meski tak terlalu rapi.
Tak lama bingkai foto itu di dekatkan ke bibir lalu mulai mengecupnya pelan, setelah puas memandang foto itu, pria itupun kembali meletakan bingkai foto itu di atas nakas kemudian pergi meninggalkan kamar nya.
Dan, foto itu adalah wajah Mikayla tetapi dengan rambut pendek dan berponi tipis ala orang korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikayla[Revisi]
Teen Fiction"Lo udah merebut segalanya dari gue, mulai dari mama, harta sampai cowok yang gue cintai, puas lo sekarang? lo udah buat hidup gue hancur kanaya dewi willyanda"-MIKAYLA AZZIRA "Gue gak akan pernah puas sampai lo benar benar menghilang dari bumi ALIA...