tujuh

171 12 0
                                    

VOTE DULU BARU BACA



happy reading...

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Zidan mendekati mikay, perasaan nya semakin tak tenang, ia benar benar takut sekarang, tanpa sadar kakinya perlahan melangkah kebelakang untuk menghindari zidan yang semakin mendekati dirinya

Dan.....

"aaaaahhhhhhhhhhh"

Mikay hampir saja terjungkal kebelakang jika zidan tidak menangkap nya secara sigap,mikay mencoba melirik kebawah, matanya bergidik ngeri jika saja zidan tidak menangkap maka ia akan pulang dengan jasad nya, zidan mengembalikan posisi mikayla, ia lega mikay tidak terjatuh dari gedung yang tinggi ini.

Ia sebenarnya bingung mengapa mikayla menjauh darinya hingga ia akan terjatuh seperti ini, dilirik nya mikay yang menunduk malu,tapi apa ini? Bahu mikay bergetar, apa mikay menangis? Ia semakin tak tega melihat keadaan ini. Mata zidan berhenti disatu objek, jaket nya terjatuh akibat berlari menghampiri mikay hyg hampir terjatuh.

Di ambil nya jaket itu lalu kembali ke tempat mikay berdiri, tangan nya perlahan menyampirkan jaket itu di bahu mikay.tak puas sampai disitu,zidan memeluk mikay dan mengelus punggung nya untuk menenangkan tangisan mikay yang semakin menjadi.

Masih dalam keadaan memeluk mikay, zidan perlahan bergesed menuju sofa putih yang tak jauh dari mereka, mereka memilih duduk di sofa sebab lelah jika berdiri terlalu lama,tangisan mikay mereda namun masih terdengar sesenggukan, zidan menghela nafas lega.

~ooOoo~

Kini mereka berada di salah satu jajanan tradisional,mereka memilih berhenti di tukang sate,motor sudah mereka tinggalkan di jauh dari sini sebab tak muat jika harus dibawa kedalam. Mereka mengambil tempat di lesehan sebab kursi tlah di penuhi pengunjung yang lainnya

Tak lama zidan berdiri untuk memesan,dan tak butuh waktu lama akhirnya zidan kembali dengan dua porsi sate di tangannya."dan.. Maafin gue ya,gue udah salah paham sama lo"lirihnya

"salah paham?? Maksud lo? "tanya zidan polos

"gue kira lo bawa gue ke hotel, untuk...."ujar mikay menggantung,sungguh ia malu untuk mengatakan ini,namun harus bagaimana lagi ia harus berterus terang pada zidan. Tak lama suara tertawa muncul dari bibir zidan, membuat mikay meringis malu, mengapa zidan harus menertawakan dirinya.

"maksud lo?? Gue bawa lo ke hotel untuk ngapa ngapain lo?? "suara tawa zidan semakin mengeras, membuat seluruh pengunjung menatap ia dan zidan, terpaksa ia memberikan bogem di lengan zidan untuk menghentikan tawanya yang terlalu lebay bagi mikay,dan itu berhasil, tawa zidan berubah menjadi ringisan tatkala lengannya terasa panas.

Sejak kejadian itu, mikay mulai tersenyum bahkan tertawa melihat tingkah zidan yang kekanakan, berbeda dengan zidan yang ia kenal di sekolah,dingin,datar,jutek,tapi zidan yang bersama nya adalah zidan yang ceria, konyol bahkan sangat ramah bagi nya

Pukul sudah menunjukan jam 12 malam, mereka pun memutuskan pulang sebab besok harus sekolah, tanpa singgah zidan langsung melesat menuju kerumahnya.

Keesokan harinya,mikay berangkat dengan semangat yang membara, bagimana tidak, ia sangat malu sekaligus bahagia jika mengingat kejadian tadi malam yang berujung pada nyawanya. Entahlah rasanya mikay ingin melompat kelaut dari pada menghadapi zidan

Mikayla[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang